Rabu, 27 Oktober 2010

Karakteristik kelompok Sosial

Beberapa karakteristik kelompok sosial tersebut adalah sebagai berikut :
a. Harus ada interaksi langsung antar anggota

b. Anggota harus menyadari menjadi kelompok

c. Merupakan kesatuan yang nyata dan dapat dibedakan dari kelompok atau kesatuan manusia yang lain.

d. Memiliki struktur sosial
e. Memiliki norma-norma yang mengatur hubungan diantara para anggotanya.
f. Memiliki faktor pengikat.
g. Adanya interaksi dan komunikasi diantara para anggotanya.

sumber ; wordpres.com

teori sintalitas kelompok

Teori Sintalitas Kelompok merupakan perwujudan dari proses komunikasi dari suatu kelompok. Teori ini dikembangkan oleh Cattell pada tahun 1948. Cattell berpendapat bahwa untuk dapat membuat perkiraan-perkiraan ilmiah yang tepat, segala sesuatu harus dapat diuraikan, diukur, dan diklasifikasikan dengan tepat dan cermat. Dalam teori sintalitas ini, Cattell menjelaskan bahwa dalam suatu kelompok haruslah memiliki kepribadian yang dapat dipelajari. Dengan alasan ini, Cattell dengan teorinya dikatakan sebagai pengembang Psikologi yang dinamakan Psikologi Kepribadian Kelompok.

Dasar dari Teori Sintalitas
teori ini merupakan asal kata dari sintalitas (syntality) yang digunakan oleh Cattell untuk menunjukkan “kepribadian kelompok” yang mencankup kebersamaan, dinamika, temperamen, dan kemampuan kelompok. Dasar-dasar pendapat yang dikemukakan oleh Cattell dipengaruhi oleh pandangan McDougall (1920) tentang kelompok, yaitu :

1. Perilaku dan struktur yang khas dari suatu kelompok akan tetap ada walaupun anggota-anggotanya berganti.
2. Pengalaman-pengalaman kelompok direkam dalam ingatan.
3. Kelompok menunjukkan adanya dorongan-dorongan.
4. Kelompok mampu berespons secara keseluruhan terhadap suatu rangsang yang tertuju pada salah satu bagiannya.
5. Kelompok menunjukkan emosi yang bervariasi.
6. Kelompok menunjukkan adanya pertimbangan-pertimbangan kolektif (bersama).

Cattell mengemukakan setidaknya membutuhkan tiga panel dalam suatu kelompok, yang terdiri atas : sifat-sifat sintalitas yaitu pengaruh dari adanya kelompok sebagai keseluruhan, baik terhadap kelompok lain maupun terhadap lingkungan; sifat-sifat struktur kelompok yaitu hubungan yang tercipta antara anggota kelompok, perilaku-perilaku di dalam kelompok, dan pola organisasi kelompok; dan sifat-sifat populasi yaitu sifat rata-rata dari anggota-anggota kelompok. Hubungan dari ketiga panel ini adalah saling ketergantungan. Selain dari tiga panel yang telah diuraikan tersebut, Cattell juga menyatakan adanya dua aspek penting pada kelompok, yaitu : eksistensi kelompok tergantung pada kebutuhan individu anggotanya dan kelompok-kelompok biasanya saling tumpang tindih.

sumber : wordpress.com

Pendekatan Terhadap Studi Tentang Kelompok

Didalam studi pendekatan kelompok terdapat pendekatan teorirtis dan pendekatan empiris, yaitu diantaranya :

1. Pendekatan Teoritis
♦ Teori Sintalitas Kelompok
Sintalitas adalah kepribadian → kebersamaan, dinamika, tempramen dan kemampuan kelompok.
Didalam sintalitas terdapat dimensi kelompok dan dinamika sintalitas.
• Dimensi Kelompok, terdiri dari :
a. Sifat Sintalis adalah pengaruh adanya kelompok sebagai keseluruhan terhadap kelompok lain dan lingkungannya.
b. Sifat Struktur Kelompok adalah hubungan antar anggota kelompok, prilaku kelompok, dan organisasi kelompok.
c. Sifat Populasi adalah sifat rata-rata anggota kelompok
• Dinamika Sintalitas
- Eksternal kelompok tergantung pada kebutuhan setiap individunya
- Kelompok biasanya saling overlappi

sumber : wordpress.com

jenis- jenis konflik

Jenis-jenis konflik

Menurut Dahrendorf, konflik dibedakan menjadi 4 macam :

* konflik antara atau dalam peran sosial (intrapribadi), misalnya antara peranan-peranan dalam keluarga atau profesi (konflik peran (role))

* konflik antara kelompok-kelompok sosial (antar keluarga, antar gank).

* konflik kelompok terorganisir dan tidak terorganisir (polisi melawan massa).

* konflik antar satuan nasional (kampanye, perang saudara)

* konflik antar atau tidak antar agama

* konflik antar politik.

http://id.wikipedia.org/wiki/Konflik

penyebab terjadinya konflik

Tidak ada asap kalau tidak ada api. Segala sesuatu yang terjadi
dalam masyarakat pasti ada sebabnya, begitu pula konflik sosial.
Sebagaimana definisinya, konflik terjadi karena adanya perbedaan
mendasar yang berupa perbedaan kepentingan atau tujuan dari pihakpihak
yang terlibat. Konflik dapat terjadi antarindividu, antara
individu dengan kelompok, antarmasyarakat dalam suatu negara,
antarmasyarakat dengan negara, antarpemerintah pusat dengan
pemerintah daerah, antarsuku bangsa, antarpemeluk agama, antarnegara
dengan kelompok ilegal, bahkan antarnegara, dan sebagainya.
Pada kenyataannya, tidak semua konflik terjadi karena perbedaan
kepentingan. Ada begitu banyak hal yang mampu memicu timbulnya
konflik dalam masyarakat. Untuk mengetahuinya, cobalah terlebih
dahulu kalian kerjakan aktivitas di bawah ini.

Leopold von Wiese dan Howard Becker (1989:86) menyebutkan
beberapa hal yang dapat menyebabkan konflik sosial terjadi sebagai
berikut.
a. Perbedaan Antarorang
Pada dasarnya setiap orang memiliki karakteristik yang berbedabeda.
Perbedaan ini mampu menimbulkan konflik sosial.
Perbedaan pendirian dan perasaan setiap orang dirasa
sebagai pemicu utama dalam konflik sosial. Lihat saja
berita-berita media massa banyak pertikaian terjadi
karena rasa dendam, cemburu, iri hati, dan sebagainya.
Selain itu, banyaknya perceraian keluarga adalah bukti
nyata perbedaan prinsip mampu menimbulkan konflik.
Umumnya perbedaan pendirian atau pemikiran lahir
karena setiap orang memiliki cara pandang berbeda
terhadap masalah yang sama.
b. Perbedaan Kebudayaan
Kebudayaan yang melekat pada seseorang mampu
memunculkan konflik manakala kebudayaankebudayaan
tersebut berbenturan dengan kebuddayaan lain. Pada dasarnya pola kebudayaan yang ada memengaruhi
pembentukan serta perkembangan kepribadian seseorang. Oleh
karena itu, kepribadian antara satu individu dengan individu lainnya
berbeda-beda. Contoh, seseorang yang tinggal di lingkungan
pegunungan tentunya berbeda dengan seseorang yang tinggal di
pantai. Perbedaan kepribadian ini, tentunya membawa perbedaan
pola pemikiran dan sikap dari setiap individu yang dapat
menyebabkan terjadinya pertentangan antarkelompok manusia.
c. Bentrokan Kepentingan
Umumnya kepentingan menunjuk keinginan atau
kebutuhan akan sesuatu hal. Seorang mampu melakukan
apa saja untuk mendapatkan kepentingannya guna
mencapai kehidupan yang sejahtera. Oleh karena itu,
apabila terjadi benturan antara dua kepentingan yang
berbeda, dapat dipastikan munculnya konflik sosial.
Contohnya benturan antara kepentingan buruh dan
pengusaha. Kepentingan buruh adalah mendapatkan
gaji sebagaimana mestinya setiap bulannya. Namun,
berkenaan dengan meruginya sebuah perusahaan maka
perusahaan itu enggan memenuhi kepentingan buruh.
Akibatnya, konflik baru terbentuk antara majikan dan
buruh. Buruh menggelar aksi demo dan mogok kerja
menuntut perusahaan tersebut.
d. Perubahan Sosial
Perubahan sosial yang berlangsung cepat untuk sementara waktu
akan mengubah nilai-nilai yang ada dalam masyarakat. Hal ini
menyebabkan terjadinya perbedaan pendirian antargolongan
dalam menyikapi perubahan yang terjadi. Situasi dan kondisi ini
mampu memunculkan konflik baru. Misalnya semakin maju dan
tinggi teknologi, para ahli pun berusaha melibatkan para balita
untuk ikut menikmati teknologi tersebut yang tentunya bermanfaat
bagi perkembangan intelektual bayi. Karena alasan itu, dibuatlah
baby channel. Namun, perubahan ini menimbulkan reaksi pro
dan kontra dalam masyarakat.
Sementara itu, seorang antropolog Indonesia yaitu Koentjaraningrat
mengatakan bahwa sumber konflik antarsuku bangsa atau golongan
dalam negara yang sedang berkembang antara lain:
a. Konflik bisa terjadi kalau warga dari dua suku bangsa
masing-masing bersaing dalam hal mendapatkan
lapangan mata pencaharian hidup yang sama.
b. Konflik bisa terjadi kalau warga dari satu suku bangsa
mencoba memaksakan unsur-unsur dari kebudayaannya
kepada warga dari suku bangsa lain.
c. Konflik yang sama dasarnya, tetapi lebih fanatik dalam
wujudnya bisa terjadi kalau suatu suku bangsa mencoba
memaksakan konsep-konsep agamanya terhadap warga
dari suku bangsa lain yang berbeda agama.
d. Konflik juga akan terjadi kalau suatu suku bangsa berusaha
mendominasi suatu bangsa lain secara politis.
e. Potensi konflik terpendam ada dalam hubungan antara
suku bangsa yang telah bermusuhan secara adat.

http://id.shvoong.com/social-sciences/sociology/2061229-penyebab-terjadinya-konflik-sosial/

individu di dalam massa

Manusia sebagai makhluk sosial, tidaklah dapat dipisahkan dari masyarakat. Untuk mempertahankan eksistensinya, manusia perlu berada bersama orang lain dan megadakan interaksi sosial di dalam kelompoknya. Kelompok yang terkecil tetapi paling dekat dengan kehidupan individu adalah keluarga, yang berupa keluarga batih (nuclear family) maupun keluarga luas (extended family) yang merupakan gabungan dari beberapa keluarga batih. Dalam kalangan yang lebih luas terdapat berbagai kelompok sosial berdasarkan letak geografi (rukun tetangga), minat (klub olahraga), profesi (kelompok tani), serta tingkat sosial ekonomi (golongan buruh), yang terluas ialah masyarakat yaitu sekelompok orang yang memiliki identitas sendiri dan mendiami wilayah atau daerah tertentu. Di antara anggota ada ras persatuan yang membedakan kelompoknya dari kelompok yang lain, mereka mempunyai norma-norma, ketentuan dan peraturan yang dipatuhi bersama sebagai suatu ikatan dan dijadikan pedoman dalm memenuhi kebutuhan kelompok. Agar kebutuhan di kelompok dapat berjalan dengan baik dan lancar maka sering kali individu harus mengubah dan menyesuaikan keinginan pribadinya dengan norma dan tuntutan kelompok.

Seperti disebut diatas , salah satu aspek yang turut menentukan perilaku individu dalam masyarakat ialah motivasi. Motivasi itu timbul karena adanya suatu kebutuhan atau keinginan yang harus dipenuhi. Keinginan itu akan mendorong individu untuk melakukan suatu tindakan, agar tujuannya tercapai. Misalnya, rasa haus mendorong/memotivasi individu mencari minuman, dengan tujuan agar rasa haus itu hilang. Tetapi setelah satu tujuan tercapai, maka biasanya timbul keinginan/kebutuhan yang lain, yang menimbulkan motivasi baru, sehingga proses ini membentuk suatu lingkaran motivasi. Seorang ahli psikologi sosial, Maslow mengembangkan teori hierarki motivasi yang menunjukan tingkatan kebutuhan/motivasi individu (kebutuhan fisiologis, keamanan/perlindungan, kasih sayang, harga diri dan pengembangan diri) dan bahwa pemuasan kebutuhan itu terjadi secara bertahap, mulai dari kebutuhan yang paling dasar (FKMUI, 1984). Artinya, sebelum kebutuhan dasar/fisiologis terpenuhi, individu belum termotivasi untuk memenuhi kebutuhan akan keamanan,dst. Berdasarkan teori ini maka kita akan mengerti mengapa keluarga petani kecil lebih senang diberi hadiah uang sebagai akseptor teladan, misalnya, daripada diberi piagam yang ditandatangani oleh gubernur dan kepala BKKBN. Ahli yang lain, Lewin menyatakan bahwa ada dua macam kekuatan dalam individu, yaitu kekuatan yang mendorong (driving force) dan yang menghambat (restraining force) terjadinya suatu tindakan, dapatlah ditingkatkan (Mico & Ross, 1975).

Dalam interaksi sosial, konsep diri seorang individu mempunyai peran penting. Selama masa kanak-kanak, keluarga dan lingkungan sosial menentukan “diri ideal” bagi setiap anak, yaitu menentukan sifat-sifat dan hal-hal yang sebaiknya dicapai oleh individu itu. Diri-ideal itu dibentuk berdasarkan norma masyarakat yang berlaku dan kondisi keluarga serta keadaan individu itu sendiri. Konsep diri adalah pandangan individu mengenai karakter diri sendiri, dibandingkan dengan diri-idealnya. Makin jauh perbedaan antara diri-ideal itu dengan kenyataan yang dicapai, makin negatiflah konsep diri si individu. Dan berdasarkan konsep diri inilah individu menentukan sikap dan tindakannya dalam berinteraksi dengan individu lain.

http://www.infofisioterapi.com/individu-dalam-masyarakat.html

pengertian massa

Pengertian Massa
Massa (mass) atau crowd adalah suatu bentuk kumpulan (collection) individu-individu, dalam kumpulan tersebut tidak terdapat interaksi dan dalam kumpulan tersebut tidak terdapat adanya struktur dan pada umumnya massa berjumlah orang banyak dan berlangsung lama.
a. Massa menurut Gustave Le Bon (yang dapat dipandang sebagai pelopor dari psikologi massa) bahwa massa itu merupakan suatu kumpulan orang banyak, berjumlah ratusan atau ribuan, yang berkumpul dan mengadakan hubungan untuk sementara waktu, karena minat dan kepentingan yang sementara pula. Misal orang yang melihat pertandingan sepak bola, orang melihat bioskol\p dan lain sebagainya (Lih, Gerungan 1900).
b. Massa menurut Mennicke (1948) mempunyai pendapat dan pandangan yang lain shingga ia membedakan antara massa abstrak dan massa konkrit. Massa abstrak adalah sekumpulan orang-orang yang didorong oleh adanya pesamaan minat, persamaan perhatian, persamaan kepentingan, persamaan tujuan, tidak adanya struktur yang jelas, tidak terorganisir. Sedangkan yang dimaksud dengan massa konkrit adalah massa yang mempunyai ciri-ciri:
1) Adanya ikatan batin, ini dikarenakan adanya persamaan kehendak, persamaan tujuan, persamaan ide, dan sebagainya.
2) Adanya persamaan norma, ini dikarenakan mereka memiliki peraturan sendiri, kebiasaan sendiri dan sebagainya.
3) Mempunyai struktur yang jelas, di dalamnya telah ada pimpinan tertentu. Antara massa absrak dan massa konkrit kadang-kadang memiliki hubungan dalam arti bahwa massa abstrak dapat berkembang atau berubah menjadi konkrit, dan sebaliknya massa konkrit bisa berubah ke massa abstrak. Tetapi ada kalangan massa abstrak bubar tanpa adanya bekas. Apa yang dikemukakan oleh Gustave Le Bon dengan massa dapat disamakan dengan massa abstrak yang dikemukakan oleh Mennicke, massa seperti ini sifatnya temporer, dalam arti bahwa massa itu dalam waktu yang singkat akan bubar.
c. Massa menurut Park dan Burgess (Lih. Lindzey, 1959) membedakan antara massa aktif dan massa pasif, massa aktif disebut mob, sedangkan massa pasif disebut audience. Dalam mob telah ada tindakan-tindakan nyata misalnya dimontrasi, perkelahian massal dan sebagianya. Sedangkan pada tindakan yang nyata, misal orang-orang yang berkumpul untuk menjadi mob, sebaliknya mob dapat berubah menjadi audience.


sumber:http://www.mizan-poenya.co.cc/2010/08/makalah-psikologi-sosial.html

Efektifitas kelompok sosial

Karakteristik kelompok yang efektif adalah:
• Komunikasi dua arah
• Tujuan kelompok jelas dan diterima oleh anggota
• Partisipasi merata antar anggota
• Kepemimpinan didasarkan pada kemampuan dan informasi, buka posisi dan kekuasaan
• Kesepakatan diupayakan untuk keputusan yang penting
• Kontroversi dan konflik tidak diabaikan, diingkari atau ditekan
• Kesejahteraan anggota tidak dikorbankan hanya untuk mencapai tujuan
• Secara berkala anggota membahas efektivitas kelompok dan mendiskusikan cara memperbaiki fungsinya
Pendapat lain yang mengemukakan tentang efektivitas kelompok adalah sebagai berikut:
a. Menurut Floyd Ruch
Kelompok yang efektif menurut Floyd Ruch adalah:
1. Keadaan fisik tempat/kelompok, seperti tersedianya fasilitas dan peralatan yang dibutuhkan anggota.
2. Rasa aman (Treat reduction), menyangkut ketentraman anggota untuk tinggal di dalam kelompoknya, meliputi: tidak adanya ancaman, tidak ada saling curiga dan tidak ada saling bermusuhan
3. Distributive leadership (kepemimpinan bergilir), adanya pemindahan kekuasaan untuk pengendalian dan pengawasan terhadap kelompoknya.
4. Goal formulation (perumusan tujuan), tujuan merupakan tujuan bersama, yang menjadi arah kegiatan bersama, karena tujuan ini merupakan integrasi dari tujuan individu masing-masing
5. Flexibility (fleksibilitas), segala sesuatu yang menyangkut kelompok dapat mengikuti perubahan yang terjadi tanpa adanya pengorbanan.
6. Consensus (mufakat), dengan mufakat yang ada dalam kelompok, semua perbedaan pendapat dari anggota dapat teratasi sehingga tercapai keputusan yang memuaskan berbagai pihak.
7. Process awareness (kesadaran berkelompok), adanya peran, fungsi, dan kegiatan masing-masing anggota dalam kehidupan berkelompok, maka tiap-tiap anggota pasti timbul rasa kesadarannya terhadap kelompoknya, terhadap anggota kelompok, dan pentingnya untuk berorientasi satu sama lain.
8. Continual evaluation (penilaian yang kontinyu), kelompok yang baik seringkali mengadakan penilaian secara kontinyu terhadap perencanaan kegiatan dan pengawasan kelompok sehingga dapat diketahui tercapai/tidaknya tujuan kelompok.
b. Menurut Crech dan Curtchfield
1. Merupakan suatu saluran pemenuhan kebutuhan afiliasi, yaitu kebutuhan berteman, dukungan, dan cinta kasih.
2. Merupakan suatu sarana mengembangkan, memperkaya, serta memantapkan harga diri dan idealitasnya
3. Merupakan sarana pencarian kepastian dan pengetes kenyataan kehidupan sosial
4. Merupakan sarana untuk memperkuat perasaan aman, tenteram, dan berkuasa atas kemampuannya dalam menghadapi musuh dan ancaman yang sama secara bersama
5. Merupakan sarana ketika suatu tugas kerja dapat diselesaikan anggota yang menerima beban tanggung jawab, seperti tugas pemberian informasi atau membantu teman yang sakit.

sumber : wordpress.com

Fase pembentukan kelompok

Proses pembentukan kelompok dapat dilihat dari beberapa teori:
• Teori kedekatan
Menganggap sesorang berhubungan dengan orang lain karena adanya kedekatan ruang dan daerah.
• Teori aktivitas-aktivitas, interaksi-interaksi, sentimen-sentimen/perasaan atau emosi (menurut homans)
Ketiga elemen tersebut satu sama lain berhubungan secara langsung. Dikutip dari Miftah Toha tentang elemen-elemen tersebut:
a). Semakin banyak aktivitas seseorang yang dilakukan dengan orang lain, semakin beraneka interaksinya dan semakin kuat tumbuhnya perasaan/emosi mereka.
b). Semakin banyak interaksi semakin banyak aktivitas dan sentimen yang ditularkan pada orang lain
c). Semakin banyak aktivitas dan sentimen yang ditularkan pada orang lain, semakin banyak sentimen dipahami orang lain, maka semakin banyak kemungkinan ditularkannya aktivitas dan interaksi.

• Teori keseimbangan (a balance theory of group formation) dari Newcomb
Seseorang tertarik kepada yang lain didasarkan atas kesamaan sikap dalam menanggapi suatu tujuan yang relevan satu sama lain. Teori ini menekankan pada aspek psikologis dalam proses pembentukan kelompok.
• Teori alasan praktis (practical theory) dari Reitz
Menekankan pada motif atau menelaah maksud orang berkelompok, mengacu pada teori kebutuhan Maslow. ”The group itself is the source of needs” (Kelompok itu sendiri mampu memenuhi kebutuhannya sendiri)
• Hipotesa pembentukan kelompok
- Hipotesa I :Seseorang menggabungkan diri dalam kelompok dengan tujuan memenuhi kebutuhannya.
- Hipotesa II : Dekatnya kontak dan interaksi memberikan kepada individu untuk menemukan kebutuhan untuk kepuasan yang dapat dicapai melalui afiliasi dengan orang lain.
- Hipotesa III : Tarikan interpersonal (interpersonal attraction) adalah fungsi positif dan daya tarik fisik, kesamaan sikap, kesamaan kepribadian, kesamaan ekonomi, kesamaan rasial, memahami kemampuan orang, dan kebutuhan untuk kerukunan dan keharmonisan.
- Hipotesa IV :Individu berkeinginan untuk berafiliasi dengan orang lain yang kemampuannya sama atau lebih tinggi
- Hipotesa V : Seseorang akan menggabungkan diri ke dalam kelompok apabila mereka menemukan/menganggap bahwa aktivitas kelompok menarik atau memberikan imbalan
- Hipotesa VI : Seseorang akan menggabungkan diri dalam kelompok, apabila dia menilai baik pada kelompok
- Hipotesa VII :Ada kebutuhan untuk berafiliasi yang menyebabkan keanggotaan di dalam kelompok memberikan suatu imbalan (menjadi anggota kelompok memberikan suatu imbalan)
- Hipotesa VIII :Seseorang akan menggabungkan diri di dalam kelompok, apabila dia menerima/menilai/merasa bahwa ini sebagai sesuatu yang memenuhi kebutuhan/memberikan kepuasan.
- Hipotesa IX : Pengembangan kelompok mengikuti suatu pola yang tetap
- Hipotesa X : koalisi terbentuk di dalam situasi dimana dua orang atau lebih mencapai imbalan yang lebih besar melalui kerja sama daripada kalau bekerja sendiri-sendiri.

sumber : wordpress.com

Pembentukan dan Efektifitas Kelompok Sosial

Pembentukan kelompok merupakan salah satu langkah awal terjadinya interaksi antar individu satu dengan yang lain, karena dengan terjadinya proses pembentukan kelompok akan terpenuhi kebutuhan dalam berkelompok. Pembentukan sebuah kelompok dapat diawali dengan adanya persepsi, perasaan atau motivasi, dan tujuan yang sama dalam memenuhi kebutuhannya.


Proses pembentukan kelompok dimulai dari adanya perasaan/persepsi yang sama untuk memenuhi kebutuhan, dari perasaan ini akan muncul motivasi dalam memenuhi kebutuhan, kemudian menetukan tujuan yang sama dan akhirnya terjadi interaksi, sehingga terwujudlah sebuah kelompok. Pada tahap awal pembentukan kelompok ini akan ditentukan kedudukan masing-masing individu, siapa yang menjadi ketua dan siapa yang menjadi anggotanya. Dalam perjalanan kelompok akan terjadi interaksi antar anggota yang memungkinkan terjadinya perpecahan (konflik), tapi konflik ini biasanya bersifat sementara karena manfaat kelompok ini lebih besar, maka anggota akan menyesuaikan diri karena kepentingan bersama dan setelah itu perubahan kelompok akan mudah terjadi. Berikut ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan pada saat proses pembentukan kelompok:
• Persepsi
Pembagian kelompok diharapkan mempunyai kemampuan yang berimbang, apabila ada anggota yang mempunyai tingkat intelegensi rendah, maka anggota yang mempunyai tingkat intelegensi tinggi mampu menginduksi anggota yang lain, sehingga tidak terjadi ketimpangan yang mencolok.
• Motivasi
Pembagian kekuatan yang berimbang akan memotivasi setiap anggota kelompok untuk berkompetisi secara sehat, dalam mencapai tujuan kelompok.
• Tujuan
Pembentukan kelompok diantaranya adalah untuk menyelesaikan tugas-tugas kelompok atau individu dengan menggunakan metode diskusi ataupun kerjasama, seahingga di sini suatu kelompok memiliki tujuan yang sama dengan tujuan anggotanya.
• Organisasi
Pengorganisasian dimaksudkan untuk mempermudah koordinasi, sehingga penyelesaian masalah kelompok menjadi lebih efektif dan efisien.
• Independensi
Kebebasan merupakan hal penting dalam dinamika kelompok, yang dimaksud kebebasan disini adalah kebebasan anggota kelompok dalam menyampaikan ide dan pendapatnya. Kebebasan disesuaikan dengan aturan yang berlaku dalam kelompok, sehingga tidak mengganggu proses kelompok.
• Interaksi
Interaksi/hubungan timbal balik antar anggota kelompok merupakan syarat yang penting dalam kelompok, karena dengan adanya interaksi/hubungan timbal balik akan ada proses memberi dan menerima ilmu pengetahuan dari satu anggota ke anggota yang lain, sehingga transfer ilmu dapat berjalan (kebutuhan akan informasi terpenuhi).

sumber : wordpress.com

Definisi Dinamika Kelompok

Pengertian dinamika kelompok dapat diartikan melalui asal katanya, yaitu dinamika dan kelompok.

Pengertian dinamika
Dinamika adalah sesuatu yang mengandung arti tenaga kekuatan, selalu bergerak, berkembang dan dapat menyesuaikan diri secara memadai terhadap keadaan. Dinamika juga berarti adanya interaksi dan interdependensi antara anggota kelompok dengan kelompok secara keseluruhan. Keadaan ini dapat terjadi karena selama ada kelompok, semangat kelompok (group spirit) terus-menerus ada dalam kelompok itu, oleh karena itu kelompok tersebut bersifat dinamis, artinya setiap saat kelompok yang bersangkutan dapat berubah.
Pengertian kelompok
Kelompok adalah kumpulan orang-orang yang merupakan kesatuan sosial yang mengadakan interaksi yang intensif dan mempunyai tujuan bersama. Menurut W.H.Y. Sprott mendefinisikan kelompok sebagai beberapa orang yang bergaul satu dengan yang lain. Kurt Lewin berpendapat ”the essence of a group is not the similarity or dissimilarity of its members but their interdependence”. H. Smith menguraikan bahwa kelompok adalah suatu unit yang terdapat beberapa individu, yang mempunyai kemampuan untuk berbuat dengan kesatuannya dengan cara dan dasar kesatuan persepsi. Interaksi antar anggota kelompok dapat menimbulkan kerja sama apabila masing-masing anggota kelompok:
• Mengerti akan tujuan yang dibebankan di dalam kelompok tersebut
• Adanya saling menghomati di antara anggota-anggotanya
• Adanya saling menghargai pendapat anggota lain
• Adanya saling keterbukaan, toleransi dan kejujuran di antara anggota kelompok
Menurut Reitz (1977) kelompok mempunyai karakteristik sebagai berikut:
• Terdiri dari dua orang atau lebih
• Berinteraksi satu sama lain
• Saling membagi beberapa tujuan yang sama
• Melihat dirinya sebagai suatu kelompok
Kesimpulan dari berbagai pendapat ahli tentang pengertian kelompok adalah kelompok tidak terlepas dari elemen keberadaan dua orang atau lebih yang melakukan interaksi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama.

Pengertian dinamika kelompok
Dinamika kelompok merupakan suatu kelompok yang terdiri dari dua atau lebih individu yang memiliki hubungan psikologi secara jelas antara anggota satu dengan yang lain yang dapat berlangsung dalam situasi yang dialami secara bersama. Dinamika kelompok juga dapat didefinisikan sebagai konsep yang menggambarkan proses kelompok yang selalu bergerak, berkembang dan dapat menyesuaikan diri dengan keadaan yang selalu berubah-ubah. Dinamika kelompok mempunyai beberapa tujuan, antara lain:
• Membangkitkan kepekaan diri seorang anggota kelompok terhadap anggota kelompok lain, sehingga dapat menimbulkan rasa saling menghargai
• Menimbulkan rasa solidaritas anggota sehingga dapat saling menghormati dan saling menghargai pendapat orang lain
• Menciptakan komunikasi yang terbuka terhadap sesama anggota kelompok
• Menimbulkan adanya i’tikad yang baik diantara sesama anggota kelompok.
Proses dinamika kelompok mulai dari individu sebagai pribadi yang masuk ke dalam kelompok dengan latar belakang yang berbeda-beda, belum mengenal antar individu yang ada dalam kelompok. Mereka membeku seperti es. Individu yang bersangkutan akan berusaha untuk mengenal individu yang lain. Es yang membeku lama-kelamaan mulai mencair, proses ini disebut sebagai “ice breaking”. Setelah saling mengenal, dimulailah berbagai diskusi kelompok, yang kadang diskusi bisa sampai memanas, proses ini disebut ”storming”. Storming akan membawa perubahan pada sikap dan perilaku individu, pada proses ini individu mengalami ”forming”. Dalam setiap kelompok harus ada aturan main yang disepakati bersama oleh semua anggota kelompok dan pengatur perilaku semua anggota kelompok, proses ini disebut ”norming”. Berdasarkan aturan inilah individu dan kelompok melakukan berbagai kegiatan, proses ini disebut ”performing”.

Secara singkat proses dinamika kelompok dapat dilihat pada gambar berikut:

Alasan pentingnya dinamika kelompok:
• Individu tidak mungkin hidup sendiri di dalam masyarakat
• Individu tidak dapat bekerja sendiri dalam memenuhi kehidupannya
• Dalam masyarakat yang besar, perlu adanya pembagian kerja agar pekerjaan dapat terlaksana dengan baik
• Masyarakat yang demokratis dapat berjalan baik apabila lembaga sosial dapat bekerja dengan efektif

sumber : wordpress.com

Sejarah Dinamika Kelompok

Sejarah munculnya dinamika kelompok dapat diuraikan sebagai berikut:

• Zaman Yunani
Pada masa ini berkembang ajaran Plato, bahwa daya-daya pada individu tercermin dalam struktur masyarakat dengan karakteristik yang berbeda satu sama lain. Masing-masing struktur masyarakat tersebut merupakan kelompok yang terpisah satu sama lain dan tiap-tiap golongan memiliki norma yang berfungsi sebagai pemersatu dan pedoman dalam interaksi sosial antar anggota masing-masing golongan. Pada masa ini ikatan persatuan dan interaksi sosial terjalin dengan kuat, sehingga masing-masing golongan dapat mempertahankan kesatuannya dan tidak terpecah-pecah dalam kelompok/golongan yang lebih kecil.

• Zaman liberalisme
Pengaruh cara berfikir bebas mengakibatkan individu bebas menentukan segala sesuatu bagi dirinya dan tiap individu tidak bisa menetukan individu lain dalam kehidupan. Kebebasan ini justru membawa malapetaka pada individu, karena individu merasa tidak mempunyai pedoman dalam kehidupan, sehingga mereka merasa tidak memiliki kepastian. Kondisi tersebut membuat individu merasa ketakutan, sehingga berbagai cara mereka tempuh untuk untuk menghilangkan ketakutan dan memperoleh pedoman dalam menjalani hidup. Gagasan individu yang muncul pada saat itu adalah mengadakan perjanjian social antara sesamanya dan hal tersebut dirumuskan dalam Leviathan atau Negara yang diharapkan dapat menjamin hidup mereka.



• Zaman ilmu jiwa bangsa-bangsa
Pada masa ini Moritz Lazarus dan Stanley Hall memelopori untuk mengadakan suatu penyelidikan terhadap bangsa primitive yang memiliki ciri khas di dalam kehidupannya. Penyelidikan dilakukan terhadap adat dan bahasa rakyat dan hubungannya dengan tingkah laku masyarakat primitif. Hasil penyelidikan, pengaruh adat dan bahasa menimbulkan homogenitas pada masyarakat sehingga setiap sikap dan tingkah laku anggota masyarakat tidak berbeda satu sama lain. Hal ini disebabkan karena adat dan bahasa rakyat menimbulkan kesamaan psikologi, dan ini tercermin dalam tingkah laku. Terori ini berkembang, bahwa setiap masyarakat yang mempunyai kesamaan psikologi menjadi suku bangsa tertentu, lengkap dengan kepribadian masing-masing.
• Zaman gerakan massa
Adanya bentuk pemerintahan otokrasi dengan segala bentuk penekanannya mengakibatkan masyarakat menunjukkan pergolakan untuk membebaskan diri dan membentuk pemerintahan yang diinginkan. Gerakan massa ini mendorong Gustave Le Bon melakukan penyelidikan secara intensif dan mendalam pada gerakan massa. Hasil penyelidikan menunjukkan bahwa dalam gerakan massa tiombul apa yang dinamakan sugesti, yang mengakibatkan gerakan massa tersebut dala setiap individu kehilangan control diri terhadap mereka. Apabila ditinjau, massa yang memiliki gerakan sedemikian hebat, tentu massa tersebut mempunyai anggota, norma, pimpinan dan tujuan yang hal ini tidak ubahnya seperti bentuk suatu kelompok.
• Zaman psikologi sosial
Penyelidikan terhadap massa memberikan motivasi kepada ahli untuk mengadakan penyelidikan lebih mendalam terhadap massa, meskipun risikonya besar. Pada abad ke-20, para ahli mengubah arah penyelidikannya dan mereka lebih tertarik untuk mengadakan penyelidikan terhadap gejala-gejala psikis dalam situasi tertentu. Edward A. Ross mengadakan penyelidikan terhadap hubungan psikis antara individu dengan lingkungannya. Dalam meninjau situasi sosial maka situasi tersebut adalah situasi yang mengakibatkan berkumpulnyasejumlah individu pada saat tertentu. Hal ini tidak berbeda dengan anggapan bahwa situasi sosial berarti membawa pula adanya kelompok.

• Zaman dinamika kelompok
Erich Fromm mengawali kegiatan penyelidikannya yang disusun dalam buku Escape From Freedom untuk menunjukkan perlunya individu bekerja sama dengan individu lain, hingga timbul solidaritas dalam kehidupannya. Hal ini disebabkan karena terdorong oleh adanya keinginan individu untuk memperoleh kepastian dalam kehidupan ketika hasrat kepastian ini hanya diperoleh apabila masing-masing individu memiliki rasa solidaritas. Moreno mengemukakan bahwa perlunya kelompok-kelompok kecil seperti keluarga, regu kerja, regu belajar, ketika di dalam kelompok itu terdapat suasana saling menolong, hingga kohesi menjadi kuat, dan kelompok yang makin kuat kohesinya, makin kuat moralnya. Kurt Lewin menyimpulkan bahwa tingkah laku individu sangat dipengaruhi oleh kelompok yang menjadi anggotanya. Jadi jelaslah bahwa kelompok itu memang benar-benar mempunyai pengaruh terhadap kehidupan individu.

sumber : wordpress.com

Mengapa seseorang bergabung dalam kelompok?

Ada dua alasan seseorang bergabung dalam kelompok. Pertama, untuk mencapai tujuan yang bila dilakukan sendiri tujuan itu tidak tercapai. Kedua, dalam kelompok seseorang dapat tepuaskan kebutuhannya dan mendapatkan reward soaial seperti rasa bangga, rasa dimiliki, cinta, pertemanan, dsb. Besarnya anggota kelompok akan mempengaruhi interaksi dan keputusan yang dibuatnya. Brainstorming dalam mengambil keputusan kelompok akan efektif bila anggota kelompoknya 5-10 orang. Kohesivitas kelompok merupakan derajat dimana anggota kelompok saling menyukai, memiliki tujuan yang sama, dan ingin selalu mendambakan kehadiran anggota lainnya. Biasanya kohesivitas ini dikaitkan dengan produktivitas kelompok. Namun tidak semua bentuk kohesivitas kelompok ini berdampak positif, karena anggota bisa merasa tertekan untuk selalu conform terhadap norma kelompok.

http://suryanto.blog.unair.ac.id/2009/02/11/perilaku-kelompok-dan-individu/

Macam-macam kelompok sosial

Sekolah merupakan salah satu contoh kelompok sosial

Menurut Robert Bierstedt, kelompok memiliki banyak jenis dan dibedakan berdasarkan ada tidaknya organisasi, hubungan sosial antara kelompok, dan kesadaran jenis. Bierstedt kemudian membagi kelompok menjadi empat macam:

• Kelompok statistik, yaitu kelompok yang bukan organisasi, tidak memiliki hubungan sosial dan kesadaran jenis di antaranya. Contoh: Kelompok penduduk usia 10-15 tahun di sebuah kecamatan.

• Kelompok kemasyarakatan, yaitu kelompk yang memiliki persamaan tetapi tidak mempunyai organisasi dan hubungan sosial di antara anggotanya.

• Kelompok sosial, yaitu kelompok yang anggotanya memiliki kesadaran jenis dan berhubungan satu dengan yang lainnya, tetapi tidak terukat dalam ikatan organisasi. Contoh: Kelompok pertemuan, kerabat.

• Kelompok asosiasi, yaitu kelompok yang anggotanya mempunyai kesadaran jenis dan ada persamaan kepentingan pribadi maupun kepentingan bersama. Dalam asosiasi, para anggotanya melakukan hubungan sosial, kontak dan komunikasi, serta memiliki ikatan organisasi formal. Contoh: Negara, sekolah.

http://fisip.uns.ac.id/blog/yonie/2010/05/11/pengertian-kelompok/

Cara pembentukan kelompok

Terbentuknya kelompok itu memang tidak semuanya sama, ada yang secara kebetulan ,paksaan maupun sukarela.Karena semua itu tergantung dari situasi dan kondisi kelompok tersebut. Memang pembentukan kelompok itu diawali dengan adanya presepsi ,perasaan atau motivasi dan tujuan yang sama dalam memenuhi kebutuhannya, karena hal itu merupakan suatu proses dasar dari terbentuknya suatu kelompok

Pembentukan kelompok diawali dengan adanya suatu perassan atau presepsi yang sama dalam memenuhi suatu kebutuhan. Setelah itu akan timbul suatu motivasai untuk memenuhinya, sehingga ditemukannya suatu tujuan yang sama dan akhirnya interaksi yang terjadi membentuk suatu kelompok .

Pembentukan kelompok dilakukan dengan menentukan masing-masing kedudukan anggotanya (siapa yang menjadi anggota dan ketua). Pada interaksi yang terjadi suatu saat akan memunculkan perbedaan antara individu satu dengan yang lainnya sehingga timbul suatu perpecahan (konflik). Perpecahan yang terjadi biasanya bersifat sementara karena adanya kesadaran pentingnya arti dari suatu kelompok tersebut, sehingga anggota kelompokberusaha menyesuakan diri demi kepentingan bersama. Dan pada akhirnya setelah terjadi penyesuaian, perubahan dalam kelompok mudah terjadi.

http://fisip.uns.ac.id/blog/yonie/2010/05/11/pengertian-kelompok/

Faktor-faktor pembentuk kelompok

Bergabung dengan sebuah kelompok merupakan sesuatu yang murni dari diri sendiri atau juga secara kebetulan. Misalnya, seseorang terlahir dalam keluarga tertentu. Namun, ada juga yang merupakan sebuah pilihan. Dua faktor utama yang tampaknya mengarahkan pilihan tersebut adalah kedekatan dan kesamaan.

· Kedekatan

Pengaruh tingkat kedekatan, atau kedekatan geografis, terhadap keterlibatan seseorang dalam sebuah kelompok tidak bisa diukur. Kita membentuk kelompok bermain dengan orang-orang di sekitar kita. Kita bergabung dengan kelompok kegiatan sosial lokal. Kelompok tersusun atas individu-individu yang saling berinteraksi. Semakin dekat jarak geografis antara dua orang, semakin mungkin mereka saling melihat, berbicara, dan bersosialisasi. Singkatnya, kedekatan fisik meningkatkan peluang interaksi dan bentuk kegiatan bersama yang memungkinkan terbentuknya kelompok sosial. Jadi, kedekatan menumbuhkan interaksi, yang memainkan peranan penting terhadap terbentuknya kelompok pertemanan.

· Kesamaan

Pembentukan kelompok sosial tidak hanya tergantung pada kedekatan fisik, tetapi juga kesamaan di antara anggota-anggotanya. Sudah menjadi kebiasaan, orang leih suka berhubungan dengan orang yang memiliki kesamaan dengan dirinya. Kesamaan yang dimaksud adalah kesamaan minat, kepercayaan, nilai, usia, tingkat intelejensi, atau karakter-karakter personal lain. Kesamaan juga merupakan faktor utama dalam memilih calon pasangan untuk membentuk kelompok sosial yang disebut keluarga.

· Pembentukan norma kelompok

Perilaku kelompok, sebagaimana semua perilaku sosial, sangat dipengaruhi oleh norma-norma yang berlaku dalam kelompok itu. Sebagaimana dalam dunia sosial pada umumnya, kegiatan dalam kelompok tidak muncul secara acak. Setiap kelompok memiliki suatu pandangan tentang perilaku mana yang dianggap pantas untuk dijalankan para anggotanya, dan norma-norma ini mengarahkan interaksi kelompok.

Norma muncul melalui proses interaksi yang perlahan-lahan di antara anggota kelompok. Pada saat seseorang berprilaku tertentu pihak lain menilai kepantasasn atau ketidakpantasan perilaku tersebut, atau menyarankan perilaku alternatif (langsung atau tidak langsung). Norma terbetnuk dari proses akumulatif interaksi kelompok. Jadi, ketika seseorang masuk ke dalam sebuah kelompok, perlahan-lahan akan terbentuk norma, yaitu norma kelompok.

· Waktu dan zaman

Kelompok itu tidak terbentuk dengan sendiri tetapi ada suatu proses di dalamnya dan mengalami modifikasi dari waktu ke waktu sehingga terbentuklah suatu kelompok yang kongkrit dalam hal itu terbentuknya suatu kelompok membutuhkan waktu yang tidaklah sebentar.

· Sebab dan tujuan

Kelompok itu tidaklah mungkin terbentuk tanpa adanya suatu tujuan tertentu, sehingga tujuan dari kelompok itu menjadi dasar terbentuknya kelompok tersebut dan juga mungkin menjadi simbol dari kelompok itu. Ex: Bonek terbentuk dengan tujuan supaya permainan bola persebaya di lapangan baik.

· Sifat dari anggota kelompok

Karena kesamaan sifat dari anggota kelompok itulah kelompok terbentuk.Kelompok terbentuk dari kesamaan sifat, minat dan tujuan yang sama dari banyak individu yang ingin mencari orang yang memiliki sifat yang sama, sehingga dapat berkomunikasi dengan lancar dengan orang yang sepandangan dengan dirinya dengan tujuan mendapatkan interaksi yang sesuai dengan dengan apa yang diinginannya. Dikatakan demikian karena di dalam kelompok itu terdapat suatu ikatan serta tujuan yang menyebabkan si individu tersebut tidak merasa sendirian, karena ternyata masih banyak orang yang mempunyai suatu pola pikir yang sama, sehingga si individu tersebut tidak merasa minder dengan apa yang dia miliki sekarang karena ada kelompok yang mewadahinya ex: perkumpulan gay dan lesby Indonesia

http://fisip.uns.ac.id/blog/yonie/2010/05/11/pengertian-kelompok/

Kelompok sosial primer, sekunder, formal dan informal

Menurut “Charles Horton Cooley “ mengemukakan perbedaan antara kelompok primer dengan kelompok skunder yang di tulis dalam Social Organization pada 1909.

· Kelompok primer

adalah kelompok-kelompok yang ditandai ciri-ciri kenal-mengenal dekat antar anggotanya serta mempunyai kerjasama yang erat yang bersifat dekat dalam arti pribadi di dalam kehidupannya. Kelompok ini cara berinteraksi dan berkomunikasinya secara langsung (bertatap muka) tanpa melalui perantara,jadi dengan adanya hal tersebut menjadi suatu tujuan dari individu menjadi juga tujuan dari kelompok yang menjadikan suatu hubungan timbal balik antara kelompok dengan anggotanya.

Misalnya:keluarga, RT, kawan sepermainan, dan lain-lain.

· Kelompok sekunder

Jika interaksi sosial terjadi secara tidak langsung, berjauhan, dan sifatnya kurang kekeluargaan. Hubungan ini biasanya bersifat obyektif.

Misalnya:partai politik , serikat kerja dan lain-lain

(Perbedaan antara kelompok primer dan skunder adalah ada pada cara berinteraksi di dalam kelompok).

· Kelompok formal

Pada kelompok ini ditandai dengan adanya peraturan dan Anggaran Dasar (AD) , Anggaran Rumah Tangga (ART) yang ada. Anggotanya diangkat oleh organisasi

Contoh dari perkumpulan ini adalah semua perkumpulan yang memiliki AD/ART

· Kelompok informal

Merupakan suatu kelompok yang tumbuh dari proses interaksi, daya tarik, dan kebutuhan seseorang.Keanggotaan kelompok biasanya tidak teratur dan keanggotaanya biasanya ditentukan oleh daya tarik bersama dari individu dan kelompok.Kelompok ini terjadi pembagian tugas yang jelas tapi bersifat informal dan hanya berdasarkan kekeluargaan dan simpati.

(Pembeda antara kelompok formal dan informal ada pada aturan-aturannya)

http://fisip.uns.ac.id/blog/yonie/2010/05/11/pengertian-kelompok/

In-Group (kelompok sendiri) dan Out-Group (kelompok luar)

Pengertian tentang kelompok mendapat suatu sumbangan penting, yang masih tetap berharga dari William Graham Summer (1840-1910) dengan ajaran tentang “In group” dan ”Out group” feeling

Antara anggota kelompok terdapat suatu perasaan ikatan yang satu dengan yang lainnya , yang disebut dengan perasaan dalam kelompok atau “In group” , sebaliknya terhadap orang dari luar terdapat perasaan yang disebut dari luar kelompok atau “out group” .

Anggota kelompok sendiri dipandang sebagai “orang kita” bukan orang lain “keluarga sendiri” dan sebagainya, yakni ada sedikit banyak identifikasi di antara oknum dengan kelompoknya, tetapi anggota dari kelompok lain dipandang sebagai “orang lain/asing” (bukan orang kita). Apabila suasana kurang memuaskan tak jarang orang dalam kategori lain itu disebut atau dipanggil dengan ejakan kategirls.

Perasaan “In group” terhadap ”orang kita” dapat bervariasi dari sikap ramah-tamah dan good-will sampai menjadi solidaritas mati-matian. Begitu pula sikap “Out group” dapat beralih dari sikap menyisih orang lain sampai sikap bermusuhan dengan keras.

http://fisip.uns.ac.id/blog/yonie/2010/05/11/pengertian-kelompok/

Pandangan individu tentang kelompok sosial

Pandangan individu tentang kelompok sosial

Dalam suatu masyarakat yang kompleks biasanya individu itu mejadi anggota dari suatu kelompok sosial, mungkin karena atas dasar ras, seks, kultur dan sebagainya. Akan tetapi biasanya kelompok dalam bidang pekerjaan, rekreasi dan sebagainya, keanggotaan dari kelompok itu bersifat sukarela. Maka dari hal tersebut terdapat suatu derajat, tingkatan dan arti tertentu, dalam keanggotaan tetentu yang bagimana individu di dalam suatu kelompok sosial sehingga terdapat dorongan pula sebagai anggota dari kelompok sosial. Dan ada juga tolak ukur bagi individu untuk berkelompok karena adanya suatu sisi, misi dan tujuan yang selaras dengan si individu untuk bergabung dengan kelompok tersebut.

http://fisip.uns.ac.id/blog/yonie/2010/05/11/pengertian-kelompok/

klasifikasi tipe tipe kelompok sosial

1. Klasifikasi tipe-tipe kelompok sosial

Tipe kelompok sosial ini dapat di klasifikasikan melalui beberapa sudut pandang,seperti George Simmel sosiolog asal Jerman yang mengambil ukuran dari besar kecilnya jumlah anggota kelompok, tetapi ada juga yang mengambil atas dasar derajat interaksi sosial dalam kelompok tersebut,kemudian ada juga yang mengklasifikasikan dari pola interaksi suatu kelompok, tetapi ukuran ini dikembangkan lagi oleh Stuart Chapain dengan penambahan tentang tinggi rendahnya derajat kelekatan hubungan anggota-anggota kelompok sosial tersebut

Ukuran lainnya adalah menurut kepentingan dan wilayah,misalnya saja suatu masyarakat yang tinggal di tempat dengan letak geografis yang sama, akan senangtiasa saling berinteraksi dan juga berhubungan untuk selalu memenehui kebutuhan mereka karena mereka mempunyai suatu kesamaan. Tetapi berlangsungnya suatu kepentingan merupakan ukuran lain dari tipe-tipe sosial, misalnya saja suatu kerumunan merupakan suatu kelompok yang yang waktunya sebentar saja karena kepentingannya pun tidak berlangsung lama,berbeda dengan kelas atau komuniti mereka memiliki kepentingan yang bersifat permanen. Tetapi harus diperhatikan juga kelompok sosial ini bukan ditimbulkan oleh naluri manusia untuk hidup dengan seksama, tetapi kelompok merupakan suatu bentuk nyata yang di dalamnya adalah suatu kebutuhan dari manusia.

http://fisip.uns.ac.id/blog/yonie/2010/05/11/pengertian-kelompok/

pengertian kelompok

KELOMPOK

Kelompok merupakan salah satu konsep penting dalam sosiologi, namun belum ada suatu kesepakatan mengenai definisi suatu kelompok. Tapi ada suatu definisi kelompok yang lebih disenangi oleh para sosiolog yang mengartikan istilah kelompok itu adalah kumpulan orang yang memiliki kesadaran bersama akan keanggotaannya dan saling berinteraksi (Paul B Horton) maka bila ada 2 orang yang antri di toilet tidak bisa disebut suatu kelompok, tetapi bila orang tersebut melakukan suatu interaksi dalam bentuk apapun, maka bisa disebut sebagai kelompok.Karena manusia itu memang spesial tidak seperti makhluk Tuhan lainnya,misalnya saja bayi tidak bisa hidup tanpa bantuan orang tuanya,karena manusia itu mempunyai suatu akal , pikiran , naluri , perasaan , hasrat , dan juga nafsu , tidak seperti burung yang terkurung dalam sangkar.

Dalam berhubungan antar manusia,manusia memiliki suatu hasrat yaitu hasrat untuk menjadi satu dengan manusia lain di sekelilingnya (masyarakat) dan juga dengan lingkungan di sekitarnya,maka untuk menghadapi dan menyesuaikan diri dengan kedua lingkungan tersebut manusia membutuhkan suatu pikiran, perasaan dan kehindak. Jadi pada dasarnya pengertian dari kelompok itu adalah kumpulan manusia yang memiliki kesadaran bersama akan keanggotaanya dan saling berinteraksi. Maka dari semua itu menimbulkan kelompok-kelompok sosial/social group, sehingga untuk terbentuknya suatu kelompok tersebut diperlukannya beberapa persyaratan, yaitu:

· Adanya kesadaran sebagai dari suatu kelompok

· Memiliki suatu struktur,kaidah serta pola perilaku yang sama

· Mempunyai norma-norma yang mengatur hubungan di antara anggotanya

· Mempunyai kepentingan bersama

· Adanya interaksi dan komunikasi diantara anggotanya

(Teori Paul B Horton dan Chester L Hunt buku sosiologi jilid 1 edisi ke 6)

Jenis – Jenis Kelompok

Ada beberapa klarifikasi jenis kelompok salah satunya yaitu :
1. Dyad : kelompok terdiri dari dua orang, disini interaksi dan hubungan satu sama lain lebih intens, misalnya:kerja kelompok
2. Kelompok kecil : kelompok primer dimana terjadinya face to face dan ada identitas kelompok yang sangat kuat, misalnya ekskul di sekolah
3. Organisasi : sekumpulan orang yang mempunyai tujuan yang sama dan terstruktur dengan jelas, misalnya OSIS
4. Masaa : bersifat temporer, mempunyai tujuan yang sama, tidak terstruktur, misalnya anggota kelompok tawuran.
Menurut Robbins, jenis kelompok terdiri dari :
1. Kelompok formal : ada keputusan managerial guna mencapai tujuan organisasi, bersifat resmi. Ditandai dengan adanya organisasi status, misalnya : OSIS
2. Kelompok informal : muncul dari upaya individu (tumbuh atas dasar keputusan bersama dan persahabatan). Ada faktor kebutuhan sosial, misalnya: usaha menjahit baju lalu bagi hasil.
3. Kelompok komando : ada manajer dan bawahan, misalnya : usaha restoran yang sudah besar dan punya cabang dimana-dimana.
4. Kelompok tugas : bekerjasama menyelesaikan tugas atau pekerjaan, misalnya : kelompok belajar.
5. Kelompok kepentingan : ada tujuan khusus dalam kelompok tersebut dan semua anggota terlibat di dalamnya, misalnya : partai
6. Kelompok persahabatan : karakteristik anggota sama, misalnya : geng sekolah.
Bedanya masaa dan agrerat adalah.. Masaa itu sekumpulan orang-orang yang sama sekali belum terikat satu kesatuan, norma, motif dan tujuan sedangkan agrerat adalah kumpulan individu yang tidak berinteraksi satu sama lain, agrerat dapat berubah menjadi sebuah kelompok.

Sumber : Klara Innata Arishanti, 2005

Ketertarikan Interpersonal

• Menurut William C. Schultz ada tiga dimensi hubungan interpersonal, yaitu:
1. Need of inclusion (perasaan sebagai anggota dari suatu kelompok), keinginan untuk menumbuhkan rasa memiliki.
o Undersocial: misalnya, minder, menarik diri, tertutup.
o Social : misalnya, tahu situasi dan kondisi.
o Oversocial : misalnya, over akting.

2. Need of control (kebutuhan untuk mendominasi dan dominasi)
o Abdicrat : cirri-cirinya penurut.
o Democrat : cirri-cirinya memiliki kemampuan yang kuat.
o Autocrat : cirri-cirinya mendominasi suatu kelompok.

3. Need of affection (kasih sayang), kebutuhan untuk menyukai dan disukai.
o Underpersonal : membuat jarak dengan orang lain, menolak bantuan orang lain.
o Personal : independent, tidak bergantung pada orang lain.
o Overpersonal : kerjasama individu yang kuat dengan orang lain.

Sumber : Klara Innata Arishanti, 2005

• ketertarikan interpersonal adalah kecenderungan untuk mengevaluasi individu lain dengan penilaian positif secara konsisten.
ada beberapa faktor:
1. DAYA TARIK FISIK, pada sebagian orang ini faktor yang tidak adiluntuk dijadikan kriteria bagi seseorang untuk disukai orang lain.Daya tarik fisik memang berpengaruh menurut penelitian.tetapi kekuatan daya tarik fisik akan melemah jika yang dicari adalah hubungan jangka panjang.
2. KEDEKATAN, dekat disini dekat secara fisik atau lingkungan.
Hal yang membuat kedekatan ini dapat menjadi ketertarikan karena :
1. Semakin dekat tempat, kemungkinan bertemu semakin sering,
2. Informasi tentang orang-orang yang berada di sekeliling anda dapat lebih mudah didapat,
3. Kemungkinan untuk berinteraksi lebih besar.
Jika anda salah satu yang percaya bahwa ada seseorang yang menunggu anda di luar sana, bisa saja orang itu ada di dekat anda.
3. MERASA DEKAT, Salah satu alasan mengapa kedekatan dapat menciptakan rasa suka karena meningkatkan perasaan familiar. Efek perasaan familiar menimbulkan ketertarikan adalah fenomena yang sangat umum.
4. KEMIRIPAN, bahwa orang yang berlawanan menimbulkan daya tarik. Salah satu alasan mengapa kemiripan dapat menghasilkan rasa suka karena orang lebih menghargai opini dan pilihan mereka sendiri dan senang bersama orang yang mengabsahkan pilihannya. Walaupun demikian, kepribadian yang berlawanan dapat juga menarik jika saling melengkapi (komplementer) terutama dalam hal dominasi (Markey, 2007), orang yang dominan akan lebih menyukai pasangan yang seringnya mengalah dan sebaliknya.
5. SOCIAL REWARD, Seseorang cenderung mengulangi tingkah lakunya jika mereka mendapatkan penghargaan atau keuntungan.

sumber: http://psipop.blogspot.com/2009/08/ketertarikan-interpersonal.html

aktivitas, tujuan, keanggotaan, efek instrumental dari keanggotaan kelompok

aktivitas kelompok
Salah satu alasan mengapa orang mau masuk kelompok adalah aktivitas kelompok. Bagaimana aturan serta kegiatan-kegiatan yang rutin dilakukan oleh suatu kelompok.

Tujuan Kelompok
Setelah ketertarikan interpersonal dan aktivitas kelompok terpenuhi maka orang-orang akan melihat tujuan kelompok tersebut..Tujuan itu merupakan untuk apa berdirinya kelompok tersebut dan tujuan yang bila dilakukan sendiri tujuan itu tidak tercapai.

keanggotaan kelompok
Keanggotan kelompok mungkin unsur yang mulai hilang dari suatu kelompok. Contohnya semakin banyaknya anggota kelompok mereka hanya berkomunikasi atau berbicara tentang keanggotan melalui situs jejaring sosial.Unsur ini dianggap tidak terlalu penting untuk orang yang akan masuk suatu kelompok hanya sebagai syarat masuk dalam suatu kelompok

efek instrumental dari keanggotaan kelompok
Efek instrumental keanggotaan adalah bagian dari keanggotaan itu sendiri. Maksudnya adalah suatu komunikasi antar anggota dan pengaruh dari kebersamaan suatu kelompok.Orang banyak akan melihat dari sisi ini karena orang memilih kelompok karena dia merasa sendiri dan ingin berkelompok


Sumber :
http://dj-dilla27.blogspot.com/2009_08_01_archive.html
HANDOUT PSIKOLOGI KELOMPOK UNIVERSITAS GUNADARMA
http://adibuluk.blogspot.com/2010/10/ketertarikan-interpersonal.html

Tujuan dari kelompok

Tujuan kelompok dapat diartikan sebagai gambaran yang diharapkan anggota yang akan dicapai oleh kelompok. Tujuan kelompok harus jelas dan diketahui oleh seluruh anggota. Untuk mencapai tujuan kelompok tersebut diperlukan aktivitas bersama oleh para anggota.
Hubungan antara tujuan kelompok dengan tujuan anggota bisa :
a) sepenuhnya bertentangan,
b) sebagian bertentangan,
c) netral,
d) searah dan
e) identik.
Dengan demikian bentuk hubungan a tidak menguntungkan dan bentuk d adalah yang paling baik. Tujuan kelompok dirumuskan sebagai perpaduan dari tujuan individual dan tujuan semua anggota kelompok.
Tujuan kelompok yang efektif harus mempunyai aspek-aspek sebagai berikut:

- dapat didefinisikan secara operasional, dapat diukur dan diamati
- Punya makna bagi anggota kelompok, relevan, realistik dapat diterima dan dapat dicapai
- anggota kelompok mempunyai orientasi terhadap tujuan yang telah ditetapkan
- adanya keseimbangan tugas dan aktivitas dalam mencapai tujuan individu dan kelompok
- bersifat menarik dan menantang serta mempunyai resiko kegagalan yang kecil dalam mencapainya
- adanya kemudahan untuk menjelaskan dan mengubah tujuan kelompok
- berapa lama waktu yang diperlukan oleh suatu kelompok untuk mencapai tujuan kelompok

Sumber : www.wordpres.com

Alasan-Alasan Mengapa Individu Masuk Ke Dalam Kelompok

Dari beberapa alasan mengapa seseorang masuk ke dalam kelompok, berikut sedikit penjelasan mengenai pembahasan materi kali ini. Ada beberapa pendapat mengenai materi kali ini yaitu ;
Menurut Forsyth, Individu memiliki kebutuhan-kebutuhan psikologis misalnya rasa aman dan cinta. Serta meningkatkan ketahanan yang adaptif dan kebutuhan informasi akan berita-berita.
Menurut Shaw: Faktor ketertarikan interpersonal, aktivitas kelompok, tujuan kelompok, keanggotaan kelompok, dan efek instrumental dari keanggotaan kelompok (kemudahan yang didapat dari suatu kelompok).
Menurut Robbins (1998) : Keamanan, status, penghargaan diri, pertalian (aplikasi dari hubungan satu sama lain), kekuasaan.
Ada beberapa kerugian kelompok yaitu, Primary tension : ketegangan primer terjadi saat individu baru bergabung ke dalam anggota kelompok; Personal investments:individu berinvestasi dengan memberikan sebagian uang yang telah ditentukan seperti uang pendaftaran, selain uang juga ada waktu, tenaga, barang, iuran bulanan; Social rejection : penolakan sosial miasalnya, masuk geng motor; Interference: ada campur tangan orang lain; Reactance : reaksi individu terhadap kelompoknya. Keuntungan kelompok dibagi dua ada social support dan group member characteristic. Social support ada social approval: persetujuan dari lingkungan, apa yang dilakukan mendapat persetujuan dari kelompok; social belief confirmation: ada kepercayaan di dalam diri anggota kelompok. Group member characteristic ada competence: individu reaktif; physical attractiveness : ketertarikan fisik.

Sumber : Klara Innata Arishanti, 2005

Seperti Apakah Kedudukan Psikologi Kelompok dalam Psikologi Sosial?

Jika dilihat sekilas judul blog saya ini, pasti timbul pertanyaan, apakah psikologi kelompok ada hubungannya dengan psikologi sosial? Apakah psikologi kelompok dan psikologi sosial berdiri sendiri-sendiri ataukah ada keterkaitannya? Oleh karena itu, saya akan menjelaskan sedikit agar kita dapat lebih memahami seperti apa kedudukan psikologi kelompok dalam psikologi sosial.
Psikologi kelompok menurut pengertiannya adalah ilmu yg berkaitan dengan perilaku kelompok. Sedangkan psikologi sosial adalah suatu studi tentang hubungan antara manusia dan kelompok, dan semua ahli psikologi sosial menggunakan baik individu maupun kelompok sebagai unit analisis mereka. Maka, berdasarkan pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa apa yang dibahas dalam psikologi kelompok juga dibahas dalam psikologi sosial. Lebih tepatnya, psikologi kelompok merupakan bagian dari psikologi sosial.

Demikianlah kedudukan psikologi kelompok dalam psikologi sosial. Maka sudah terjawablah semua pertanyaan yang timbul setelah melihat judul blog saya, karena penting bagi seorang mahasiswa/i psikologi untuk mengetahui dan memahami seperti apakah keterkaitan/hubungan antara psikologi kelompok dan psikologi social.

Kedudukan Psikologi Kelompok dalam psikologi Sosial :
I. Psikologi Kelompok
a. Agregat: Karakteristik tertentu, tidak saling mengenal atau pun berinteraksi.
b. Audiens: Melakukan hal yang sama disatu waktu, tidak saling mengenal dan kurang
berinteraksi.
c. Crowd: Kedekatan secara fisik, berinteraksi terhadap suatu stimulus atau situasi umum.
d. Tim: Berinteraksi secara teratur, aktivitas atau tujuan tertentu.
e. Keluarga: Diikat oleh hubungan kelahiran atau ikatan hukum, biasanya tinggal dalam suatu tempat.
f. Organisasi Formal: Saling bekerja sama, berstruktur jelas, adanya tujuan bersama.

Sumber :
- Handout Psikologi Kelompok oleh Klara Innata Arishanti, S.Psi
- Wikipedia