Extinction (Pemadaman)
Extinction merupakan suatu cara untuk mengurangi perilaku yang tidak diinginkan dengan menghilangkan reinforcement yang mengikuti perilaku yang tidak diinginkan tersebut.
Sebagai contoh, seseorang mengaku seringkali sakit kepala. Setelah dikaji, ternyata ketika ia mengeluhkan sakit kepala, ia mendapat perhatian dari orang lain, sehingga keluhan sakit kepalanya selalu meningkat. Karenanya jika ia mengeluh sakit kepala, orang-orang sekelilingnya berusaha untuk tidak memberinya perhatian, dengan demikian, perilaku mengeluhkan sakit kepalanya berkurang.
Contoh lainnya, ketika seseorang menekan tombol mesin minuman, maka minuman kaleng akan keluar. Suatu ketika mesinnya rusak, seseorang menekan tombol mesin tetapi minuman tidak keluar. Ia akan menekan tombol mesin dengan lebih keras dan lebih sering lagi. Minuman kaleng tetap tidak keluar, sehingga lama-kelamaan ia tidak lagi menekan tombol mesin minuman tersebut.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keefektifan Extinction
1. Controlling Reinforcers for the Behavior That Is to Be Decrease
Mengontrol reinforcer pada perilaku yang ingin diubah. Reinforcer diperoleh dari orang lain atau dari lingkungan tempat individu tinggal. Sebagai contoh, setiap orang yang berhubungan dengan klien, harus secara konsisten menerapkan extinction, sebagai contoh seorang anak yang meminta popcorn untuk dimakan sambil menonton TV. Ibu mengabaikannya, sehingga anak berhenti menangis dan meminta. Tetapi beberapa waktu kemudian, ayahnya pulang dan mengambilkan popcorn, maka kelak anak akan menangis kembali ketika meminta popcorn.
2. Extinction of a Behavior Combined with Positive Reinforcement for an Alternative Behavior
Pada perilaku-perilaku tertentu, jika extinction dikombinasikan dengan positive reinforcement, akan memberi efek yang lebih cepat dalam mengurangi tingkah laku yang tidak diinginkan. Sebagai contoh seorang ibu mengabaikan rengekan anaknya ketika meminta es krim, setelah rengekannya tidak terdengar lagi, maka segera berikan positive reinforcement berupa pujian. Interval waktu dari perilaku ke positive reinforcement bisa semakin lebar. Misal diberikan pujian setelah rengekan berhenti selama 5 detik meningkat sampai 25 detik.
3. The Setting in Which Extinction is Carried Out
Perubahan setting (tempat diterapkannya program extinction) dilakukan untuk meminimalisir reinforcer yang mungkin diberikan oleh orang lain. Selain itu juga memaksimalkan peran behavior modifier terhadap program.
4. Instructions : Make Use of Rules
Berikan penjelasan. Sebagai contoh, ketika setiap hari ketika suami pulang bekerja ia selalu komplain tentang kemacetan. Istri mengatakan bahwa kemacetan sepulang kerja akan tetap sama setiap harinya dan ia juga mengatakan bahwa ia sebenarnya senang berbincang dengan suaminya, namun jika suaminya komplain tentang kemacetan, maka ia akan mengabaikannya. Walaupun memerlukan lebih dari 1 kali percobaan, komplain suami tentang kemacetan akan berkurang.
5. Extinction May Be Quicker After Continuous Reinforcement
Extinction memiliki efek yang lebih cepat jika diikuti oleh reinforcement yang berkesinambungan.
6. Behavior Being Extinguished May Get Worse Before It Gets Better
Selama extinction diterapkan, bisa jadi perilaku yang tidak dinginkan semakin parah sebelum berkurang. Hal ini dinamakan extinction burst. Misal ketika seseorang menekan tombol mesin minuman, maka minuman kaleng akan keluar. Suatu ketika mesinnya rusak, seseorang menekan tombol mesin tetapi minuman tidak keluar. Ia akan menekan tombol mesin dengan lebih keras dan lebih sering lagi. Minuman kaleng tetap tidak keluar, sehingga lama-kelamaan ia tidak lagi menekan tombol mesin minuman tersebut. Karenanya penting untuk diketahui oleh behavior modifier, jangan sampai ia menyerah karena melihat perilaku yang tidak diinginkan justru semakin parah, namun jika diperkirakan extinction burst akan membahayakan, maka tidak usah menggunakan program extinction.
7. Extinction May Produce Aggression That Interferes With The Program
Kesulitan lain dari program extinction adalah dapat menimbulkan egresivitas. Sebagai contoh ketika mesin minuman tidak mengeluarkan minuman, maka mungkin bisa saja kita menendang atau memukul mesin tersebut. Penelitian memperlihatkan bahwa exticntion lebih banyak menimbulkan agresivitas jika tidak dibarengi dengan pemberian reinforcement positif.
8. Extinguished Behavior May Reappear After a Delay
Perilaku yang sudah hilang pada saat program extinction, bisa jadi muncul kembali setelah beberapa waktu. Biasa disebut dengan spontaneous recovery. Biasanya spontaneous recovery lebih sedikit terjadi daripada perilaku yang tidak diinginkan ketika dalam program extinction.
Guidelines For The Effective Application of Extinction :
1. Memilih perilaku yang akan dikurangi
a. Perilaku harus spesifik, misal dari perilaku mengganggu, perilaku mana yang akan di terapkan extinction.
b. Ingat extinction burst dan agresivitas yang mungkin timbul selama program berlangsung.
c. Pilih perilaku dan perhatikan reinforcement yang mempertahankan perilaku tersebut.
2. Pertimbangan awal
a. Pencatatan perilaku
b. Identifikasi reinforcement yang mempengaruhi perilaku
c. Identifikasi perilaku yang diinginkan
d. Identifikasi reinforcer yang dapat diberikan untuk perilaku yang diinginkan
e. Pilih setting dimana program dapat sukses
f. Yakinlah situasi akan mendukung
3. Pelaksanaan rencana
a. Beritahu klien mengenai rencana sebelum dimulai
b. Gunakan positive reinforcement
c. Konsisten
4. Sapih klien dari program (menghentikan program)
a. Ketika perilaku yang tidak diinginkan sudah hilang, waspada dengan kekambuhan perilaku tersebut.
b. Alasan yang mungkin mengagalkan program :
1) Perilaku yang diinginkan tidak diperkuat secara konsisten
2) Perilaku yang tidak diinginkan mendapat penguatan dari pihak lain
c. Memberikan reinforcement pada perilaku yang diinginkan
sumber :
mata pelajaran modifikasi perilaku
Rabu, 11 Mei 2011
SHAPING
Memberikan reinforcement pada perilaku yang mendekati. Jika salah satu perilaku yang mendekati telah terbentuk dalam frekuensi yang tinggi, maka terapis menghentikan pemberian reinforcement dan memberikan reinforcement untuk perilaku lain yang mendekati. Shaping biasa disebut “the method of successive approximations”. Shaping merupakan prosedur behavioral untuk membentuk perilaku target dengan cara memberikan reinforcement pada berbagai perilaku yang mendekati, hingga pada akhirnya terbentuk perilaku yang diinginkan (perilaku terget). Ketika perilaku yang mendekati perilaku target muncul, maka akan diberikan reinforcement pada saat yang sama diberikan extinction untuk memadamkan perilaku sebelumnya.
Shaping bisa didefinisikan as development of a new behavior by the successive reinforcement of closer approximations and the extinguishing of preceding approximations of the behavior.
Sebagai contoh, ketika anak diajarkan berbicara, ketika ia mengucap “ma” maka orang tua memberikan reinforcement berupa pelukan atau ciuman, ketika ia berhasil mengucapkan “mama” maka reinforcement di berikan kembali, sedangkan pemberian reinforcement pada “ma” dihilangkan.
Faktor-faktor yang Memperngaruhi Keefektifan Shaping
1. Specifying the Final Desired Behavior
Tahap pertama dalam penerapan shaping adalah mengidentifikasi secara jelas perilaku akhir yang diinginkan, Biasa disebut dengan terminal behavior. Jika terapis dan klien memiliki tujuan perilaku akhir yang berbeda, maka akan menghambat tercapainya kemajuan, karenanya perilaku akhir harus diidentifikasi secara jelas termasuk dalam dimensi yang mana.
2. Choosing a Starting Behavior
Karena reinforcement diberikan pada perilaku yang mendekati target, maka kita harus menentukan starting pointnya. Baik yang similar atau bahkan tidak similar.
3. Choosing the Shaping Steps
Tahap shaping harus ditentukan secara teliti dan jelas. Tidak ada ukuran yang pasti dalam menyusun tahapan shaping. Setelah tahapan shaping ditentukan namun kemajuannya tidak signifikan, maka dapat secara fleksibel berubah.
4. Moving Along at the Correct Pace
Ada beberapa aturan yang dapat diterapkan dalam memberikan reinforcement dalam suatu tahap shaping.
a. Berikan reinforcement paling tidak beberapa kali sebelum melanjutkan ke tahap berikutnya.
b. Hindari pemberian reinforcement yang terlalu sering pada tiap tahap. Jika pemberian reinforcement pada satu tahap bertahan dalam waktu yang lama, maka perilaku itu akan menetap secara kuat dan sulit untuk beralih ke tahap selanjutnya.
c. Jika kehilangan salah satu perilaku karena bergerak terlalu cepat, maka kembalilah ke perilaku sebelumnya.
Pittfalls of Shaping
Pada anak-anak dengan kebutuhan khusus, justru perilaku merusak yang diperkuat atau orang tua terkadang tidak responsif dengan kemajuan yang telah dicapai anak karena mungkin pengharapan bahwa jika anak sudah mencapai terminal behavior, barulah ia terlihat hebat.
Guidelines For The Effective Application of Shaping
1. Select the terminal behavior
a. Tentukan perilaku secara spesifik
b. Jika memungkinkan pilih perilaku yang dapat tetap terkontrol oleh natural reinforcer setelah dilakukan prgram shaping
2. Select an appropriate reinforcer
Memilih reinforcer yang sesuai untuk klien
3. The initial plan
a. Buatlah daftar perilaku secara bertahap dimulai dari starting behavior
b. Initial plan biasanya “educated guesses” (tebakan yang cerdas), namun dapat dimodifikasi tergantung dari performance klien
4. Implementing the plan
a. Sebelum dimulai, beritahukan kepada klien tentang rencana yang akan dilakukan
b. Mulai memberikan reinforcement segera setelah starting behavior dilakukan
c. Jangan berpindah ke tahap selanjutnya sebelum klien menguasai perilaku tersebut
d. Jika anda tidak yakin kapan harus meningkat ke tahap selanjutnya, maka majulah ke tahap berikutnya setelah klien mampu memperlihatkan perilaku sebanyak 6 atau 10 kali
e. Jangan memberikan reinforcement terlalu sering atau terlalu jarang pada tiap tahapnya
f. Jika klien tidak lagi mengikuti program, bisa jadi terapis terlalu cepat meningkat ke tahapan berikutnya atau reinforcer tidak efektif
1) Cek kembali reinforcer yang efektif
2) Jika klien menunjukkan kejenuhan, maka kemungkinan tahapannya terlalu singkat
3) Kejenuhan juga dapat terjadi karena pencapaian yang terlalu cepat, maka turun ke tahap sebelumnya dan coba beberapa kali lagi lalu kembali ke tahap semula
4) Jika klien mengalami kesulitan pada satu tahap, maka tambahkan lagi tahapannya berkenaan dengan kesulitannya
sumber :
mata pelajaran modifikasi perilaku
Memberikan reinforcement pada perilaku yang mendekati. Jika salah satu perilaku yang mendekati telah terbentuk dalam frekuensi yang tinggi, maka terapis menghentikan pemberian reinforcement dan memberikan reinforcement untuk perilaku lain yang mendekati. Shaping biasa disebut “the method of successive approximations”. Shaping merupakan prosedur behavioral untuk membentuk perilaku target dengan cara memberikan reinforcement pada berbagai perilaku yang mendekati, hingga pada akhirnya terbentuk perilaku yang diinginkan (perilaku terget). Ketika perilaku yang mendekati perilaku target muncul, maka akan diberikan reinforcement pada saat yang sama diberikan extinction untuk memadamkan perilaku sebelumnya.
Shaping bisa didefinisikan as development of a new behavior by the successive reinforcement of closer approximations and the extinguishing of preceding approximations of the behavior.
Sebagai contoh, ketika anak diajarkan berbicara, ketika ia mengucap “ma” maka orang tua memberikan reinforcement berupa pelukan atau ciuman, ketika ia berhasil mengucapkan “mama” maka reinforcement di berikan kembali, sedangkan pemberian reinforcement pada “ma” dihilangkan.
Faktor-faktor yang Memperngaruhi Keefektifan Shaping
1. Specifying the Final Desired Behavior
Tahap pertama dalam penerapan shaping adalah mengidentifikasi secara jelas perilaku akhir yang diinginkan, Biasa disebut dengan terminal behavior. Jika terapis dan klien memiliki tujuan perilaku akhir yang berbeda, maka akan menghambat tercapainya kemajuan, karenanya perilaku akhir harus diidentifikasi secara jelas termasuk dalam dimensi yang mana.
2. Choosing a Starting Behavior
Karena reinforcement diberikan pada perilaku yang mendekati target, maka kita harus menentukan starting pointnya. Baik yang similar atau bahkan tidak similar.
3. Choosing the Shaping Steps
Tahap shaping harus ditentukan secara teliti dan jelas. Tidak ada ukuran yang pasti dalam menyusun tahapan shaping. Setelah tahapan shaping ditentukan namun kemajuannya tidak signifikan, maka dapat secara fleksibel berubah.
4. Moving Along at the Correct Pace
Ada beberapa aturan yang dapat diterapkan dalam memberikan reinforcement dalam suatu tahap shaping.
a. Berikan reinforcement paling tidak beberapa kali sebelum melanjutkan ke tahap berikutnya.
b. Hindari pemberian reinforcement yang terlalu sering pada tiap tahap. Jika pemberian reinforcement pada satu tahap bertahan dalam waktu yang lama, maka perilaku itu akan menetap secara kuat dan sulit untuk beralih ke tahap selanjutnya.
c. Jika kehilangan salah satu perilaku karena bergerak terlalu cepat, maka kembalilah ke perilaku sebelumnya.
Pittfalls of Shaping
Pada anak-anak dengan kebutuhan khusus, justru perilaku merusak yang diperkuat atau orang tua terkadang tidak responsif dengan kemajuan yang telah dicapai anak karena mungkin pengharapan bahwa jika anak sudah mencapai terminal behavior, barulah ia terlihat hebat.
Guidelines For The Effective Application of Shaping
1. Select the terminal behavior
a. Tentukan perilaku secara spesifik
b. Jika memungkinkan pilih perilaku yang dapat tetap terkontrol oleh natural reinforcer setelah dilakukan prgram shaping
2. Select an appropriate reinforcer
Memilih reinforcer yang sesuai untuk klien
3. The initial plan
a. Buatlah daftar perilaku secara bertahap dimulai dari starting behavior
b. Initial plan biasanya “educated guesses” (tebakan yang cerdas), namun dapat dimodifikasi tergantung dari performance klien
4. Implementing the plan
a. Sebelum dimulai, beritahukan kepada klien tentang rencana yang akan dilakukan
b. Mulai memberikan reinforcement segera setelah starting behavior dilakukan
c. Jangan berpindah ke tahap selanjutnya sebelum klien menguasai perilaku tersebut
d. Jika anda tidak yakin kapan harus meningkat ke tahap selanjutnya, maka majulah ke tahap berikutnya setelah klien mampu memperlihatkan perilaku sebanyak 6 atau 10 kali
e. Jangan memberikan reinforcement terlalu sering atau terlalu jarang pada tiap tahapnya
f. Jika klien tidak lagi mengikuti program, bisa jadi terapis terlalu cepat meningkat ke tahapan berikutnya atau reinforcer tidak efektif
1) Cek kembali reinforcer yang efektif
2) Jika klien menunjukkan kejenuhan, maka kemungkinan tahapannya terlalu singkat
3) Kejenuhan juga dapat terjadi karena pencapaian yang terlalu cepat, maka turun ke tahap sebelumnya dan coba beberapa kali lagi lalu kembali ke tahap semula
4) Jika klien mengalami kesulitan pada satu tahap, maka tambahkan lagi tahapannya berkenaan dengan kesulitannya
sumber :
mata pelajaran modifikasi perilaku
TOKEN ECONOMY
TOKEN ECONOMY
Suatu program dimana individu dapat mengumpulkan token setelah melakukan perilaku yang diinginkan dan dapat menukarkan token tersebut dengan backup reinforcer.
Dua manfaat menggunakan token :
1. Dapat diberikan segera setelah perilaku yang diharapkan muncul dan kemudian setelah beberapa waktu dapat ditukarkan dengan backup reinforcer, sehingga token tersebut dapat menjembatani jika backup reinforcer tidak dapat segera diberikan.
2. Token dapat dipasangkan dengan berbagai macam backup reinforcer, sehingga jika diterapkan dalam kelompok, dapat disesuaikan dengan kebutuhan klien.
Langkah-Langkah dalam Penerapan Token Economy :
1. Deciding on The Target Behaviors (Memutuskan perilaku apa yang akan menjadi target/perilaku target)
Mengidentifikasi dan mendefinisikan perilaku yang ingin dimodifikasi
2. Taking Baselines
Sebagai data awal. Selama program berlangsung dan setelahnya, bandingkan dengan data pada baseline, sehingga dapat melihat keefektifitasan dari program token economy.
3. Selecting Backup Reinforcement
Sama halnya dengan memilih reinforcement. Setelah menentukan apa backup reinforcementnya dan bagaimana cara mendapatkannya, tentukan bagaimana cara backup reinforcement tersebut diberikan oleh behavior modifier. Biasanya dapat berbentuk seperti toko (store) sebagai tempat penukaran token, misalnya jika token economy diterapkan dalam ruang kelas, maka bisa disediakan kotak penukaran di dekat meja guru.
4. Selecting The Type of Tokens to Use
Token merupakan segala sesuatu yang diandaikan seperti fungsi uang. Bisa berupa cek, stiker, bintang-bintangan, perangko yang ditempelkan pada buku khusus, dan lain-lain. Token harus menarik, ringan, mudah dibawa kemana-mana, tahan lama, mudah dipegang, tidak mudah ditiru atau dipalsukan.
5. Identifiying Available Help
Pertolongan dapat diperoleh dari :
a. Orang yang telah disepakati akan bekerja bersama klien, contoh : guru, perawat, asisten behavior modifier
b. Relawan
c. Orang yang ahli dari institusi tersebut
d. Klien itu sendiri. Terkadang pada kasus tertentu klien di ajari untuk memberikan token sendiri.
6. Choosing the Location
Lokasi tempat penerapan program token economy tergantung dari perilaku yang ingin dimodifikasi.
Prosedur Implementasi Spesifik
1. Keeping Data
Mempersiapkan tempat mencatat data (data sheets), siapa yang mencatat data, dan kapan data perlu dicatat.
2. The Reinforcing Agent
Menentukan siapa yang akan memberikan reinforcement. Perlu menginformasikan klien mengapa ia berhak mendapatkan token.
3. Number or Frequency of Tokens to Pay
Menentukan berapa token yang harus didapat, sehingga baru dapat ditukarkan dengan backup reinforcer. Disesuaikan dengan perilaku apa yang menjadi target.
4. Managing The Backup Reinforcement
Menentukan saat “store time”. Menurut Stainback dan Payne, untuk anak-anak usia sekolah “store time” disarankan satu atau dua kali dalam sehari (selama 3 atau 4 hari pertama program) kemudian berkurang secara bertahap sampai seminggu sekali.
5. Possible Punishment Contingencies
Dalam program token economy dimungkinkan adanya denda (response cost) untuk perilaku yang tidak sesuai dengan yang diharapkan. Denda lebih dianggap etis dibandingkan dengan hukuman fisik ataupun timeout.
6. Supervision of Staff
Penyaji program token economy juga harus di awasi agar program dapat berjalan efektif. Tugas mereka harus diketahui dengan jelas.
7. Handling Potential Problems
Mengantisipasi masalah-masalah yang mungkin timbul. Masalah yang mungkin timbul adalah kebingungan khususnya di hari-hari awal program, kelemahan reinforcing agent, upaya klien untuk mendapatkan token yang seharusnya tidak mereka dapatkan atau mendapatkan backup reinforcer dengan tidak cukup token, klien memanipulasi token, kegagalan mendapatkan backup reinforcer.
Mempersiapkan Buku Panduan
Sebelum memulai program token economy, penting untuk membuat atau mempersiapkan manual atau aturan tertulis yang menjelaskan dengan tepat bagaimana program akan berjalan. Manual ini harus detail. Perilaku apa yang menjadi target, bagaimana perilaku itu akan dimodifikasi dengan menggunakan token dan backup reinforcement, penentuan waktunya, data apa yang harus dicatat, bagaimana dan kapan data tersebut harus dicatat, tugas dan tanggung jawab staf program.
Suatu program dimana individu dapat mengumpulkan token setelah melakukan perilaku yang diinginkan dan dapat menukarkan token tersebut dengan backup reinforcer.
Dua manfaat menggunakan token :
1. Dapat diberikan segera setelah perilaku yang diharapkan muncul dan kemudian setelah beberapa waktu dapat ditukarkan dengan backup reinforcer, sehingga token tersebut dapat menjembatani jika backup reinforcer tidak dapat segera diberikan.
2. Token dapat dipasangkan dengan berbagai macam backup reinforcer, sehingga jika diterapkan dalam kelompok, dapat disesuaikan dengan kebutuhan klien.
Langkah-Langkah dalam Penerapan Token Economy :
1. Deciding on The Target Behaviors (Memutuskan perilaku apa yang akan menjadi target/perilaku target)
Mengidentifikasi dan mendefinisikan perilaku yang ingin dimodifikasi
2. Taking Baselines
Sebagai data awal. Selama program berlangsung dan setelahnya, bandingkan dengan data pada baseline, sehingga dapat melihat keefektifitasan dari program token economy.
3. Selecting Backup Reinforcement
Sama halnya dengan memilih reinforcement. Setelah menentukan apa backup reinforcementnya dan bagaimana cara mendapatkannya, tentukan bagaimana cara backup reinforcement tersebut diberikan oleh behavior modifier. Biasanya dapat berbentuk seperti toko (store) sebagai tempat penukaran token, misalnya jika token economy diterapkan dalam ruang kelas, maka bisa disediakan kotak penukaran di dekat meja guru.
4. Selecting The Type of Tokens to Use
Token merupakan segala sesuatu yang diandaikan seperti fungsi uang. Bisa berupa cek, stiker, bintang-bintangan, perangko yang ditempelkan pada buku khusus, dan lain-lain. Token harus menarik, ringan, mudah dibawa kemana-mana, tahan lama, mudah dipegang, tidak mudah ditiru atau dipalsukan.
5. Identifiying Available Help
Pertolongan dapat diperoleh dari :
a. Orang yang telah disepakati akan bekerja bersama klien, contoh : guru, perawat, asisten behavior modifier
b. Relawan
c. Orang yang ahli dari institusi tersebut
d. Klien itu sendiri. Terkadang pada kasus tertentu klien di ajari untuk memberikan token sendiri.
6. Choosing the Location
Lokasi tempat penerapan program token economy tergantung dari perilaku yang ingin dimodifikasi.
Prosedur Implementasi Spesifik
1. Keeping Data
Mempersiapkan tempat mencatat data (data sheets), siapa yang mencatat data, dan kapan data perlu dicatat.
2. The Reinforcing Agent
Menentukan siapa yang akan memberikan reinforcement. Perlu menginformasikan klien mengapa ia berhak mendapatkan token.
3. Number or Frequency of Tokens to Pay
Menentukan berapa token yang harus didapat, sehingga baru dapat ditukarkan dengan backup reinforcer. Disesuaikan dengan perilaku apa yang menjadi target.
4. Managing The Backup Reinforcement
Menentukan saat “store time”. Menurut Stainback dan Payne, untuk anak-anak usia sekolah “store time” disarankan satu atau dua kali dalam sehari (selama 3 atau 4 hari pertama program) kemudian berkurang secara bertahap sampai seminggu sekali.
5. Possible Punishment Contingencies
Dalam program token economy dimungkinkan adanya denda (response cost) untuk perilaku yang tidak sesuai dengan yang diharapkan. Denda lebih dianggap etis dibandingkan dengan hukuman fisik ataupun timeout.
6. Supervision of Staff
Penyaji program token economy juga harus di awasi agar program dapat berjalan efektif. Tugas mereka harus diketahui dengan jelas.
7. Handling Potential Problems
Mengantisipasi masalah-masalah yang mungkin timbul. Masalah yang mungkin timbul adalah kebingungan khususnya di hari-hari awal program, kelemahan reinforcing agent, upaya klien untuk mendapatkan token yang seharusnya tidak mereka dapatkan atau mendapatkan backup reinforcer dengan tidak cukup token, klien memanipulasi token, kegagalan mendapatkan backup reinforcer.
Mempersiapkan Buku Panduan
Sebelum memulai program token economy, penting untuk membuat atau mempersiapkan manual atau aturan tertulis yang menjelaskan dengan tepat bagaimana program akan berjalan. Manual ini harus detail. Perilaku apa yang menjadi target, bagaimana perilaku itu akan dimodifikasi dengan menggunakan token dan backup reinforcement, penentuan waktunya, data apa yang harus dicatat, bagaimana dan kapan data tersebut harus dicatat, tugas dan tanggung jawab staf program.
test BAUM
BAUM ...
Dasar pikirannya : Pohon merupakan garis batas untuk kontak dengan dunia luar. Jadi permukaan (kulit) batang di dalam gambar itu mempunyai interpretasi bagaimana sikap individu di dalam kontak dengan dunia luar.
Yang perlu diperhatikan pada pohon:
- Akar : merupakan hal yang pertama bagi kehidupan pohon
- Setiap ciri (bayangan, tekanan, kelenturan, keluasan, diferensiasi, outline dsb) harus dinilai dan diinterpretasi sesuai dengan posisinya dan apabila diterapkan, sesuai dengan hubungannya dengan zone: kiri-kanan, atas dan bawah
- Batang merupakan pusat dan memegang keseimbangan antara kiri dan kanak. Fungsi sentral batang adalah menopan, disamping itu ada dahan-dahan, merupakan elemen yang paling mantap dalam kerangka pohon dengan semua dahan-dahannya.
- Gambar yang menunjukkan gangguan atau tidak lengkap biasanya merupakan jejak-jejak invasi dari luar
- Buah: Buah merupakan hasil dari suatu proses yang lama, karena itu merupakan suatu hasil, penyelesaian, goal, kadang-kadang menguntungkan dan dapat dinikmati, sesuatu yang menyenangkan dan terutama berguna.
Dasar pikirannya : Pohon merupakan garis batas untuk kontak dengan dunia luar. Jadi permukaan (kulit) batang di dalam gambar itu mempunyai interpretasi bagaimana sikap individu di dalam kontak dengan dunia luar.
Yang perlu diperhatikan pada pohon:
- Akar : merupakan hal yang pertama bagi kehidupan pohon
- Setiap ciri (bayangan, tekanan, kelenturan, keluasan, diferensiasi, outline dsb) harus dinilai dan diinterpretasi sesuai dengan posisinya dan apabila diterapkan, sesuai dengan hubungannya dengan zone: kiri-kanan, atas dan bawah
- Batang merupakan pusat dan memegang keseimbangan antara kiri dan kanak. Fungsi sentral batang adalah menopan, disamping itu ada dahan-dahan, merupakan elemen yang paling mantap dalam kerangka pohon dengan semua dahan-dahannya.
- Gambar yang menunjukkan gangguan atau tidak lengkap biasanya merupakan jejak-jejak invasi dari luar
- Buah: Buah merupakan hasil dari suatu proses yang lama, karena itu merupakan suatu hasil, penyelesaian, goal, kadang-kadang menguntungkan dan dapat dinikmati, sesuatu yang menyenangkan dan terutama berguna.
Teknik Sampling
Sampel adalah sebagian dari populasi. Artinya tidak akan ada sampel jika tidak ada populasi. Populasi adalah keseluruhan elemen atau unsur yang akan kita teliti. Penelitian yang dilakukan atas seluruh elemen dinamakan sensus. Cara pemilihan sampel dikenal dengan nama teknik sampling atau teknik pengambilan sampel . Secara umum, ada dua jenis teknik pengambilan sampel yaitu, sampel acak atau random sampling / probability sampling, dan sampel tidak acak atau nonrandom samping/nonprobability sampling. Yang dimaksud dengan random sampling adalah cara pengambilan sampel yang memberikan kesempatan yang sama untuk diambil kepada setiap elemen populasi. Artinya jika elemen populasinya ada 100 dan yang akan dijadikan sampel adalah 25, maka setiap elemen tersebut mempunyai kemungkinan 25/100 untuk bisa dipilih menjadi sampel. Sedangkan yang dimaksud dengan nonrandom sampling atau nonprobability sampling, setiap elemen populasi tidak mempunyai kemungkinan yang sama untuk dijadikan sampel. Kelompok pertama akan mejelaskan secara mendalam bagian dari random sampling yaitu:
A. Random Sampling Sederhana
Cara atau teknik ini dapat dilakukan jika analisis penelitiannya cenderung deskriptif dan bersifat umum. Perbedaan karakter yang mungkin ada pada setiap unsur atau elemen populasi tidak merupakan hal yang penting bagi rencana analisisnya. Misalnya, dalam populasi ada wanita dan pria, atau ada yang kaya dan yang miskin, ada manajer dan bukan manajer, dan perbedaan-perbedaan lainnya. Selama perbedaan gender, status kemakmuran, dan kedudukan dalam organisasi, serta perbedaan-perbedaan lain tersebut bukan merupakan sesuatu hal yang penting dan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap hasil penelitian, maka peneliti dapat mengambil sampel secara acak sederhana. Dengan demikian setiap unsur populasi harus mempunyai kesempatan sama untuk bisa dipilih menjadi sampel. Prosedurnya
• Susun “sampling frame”
• Tetapkan jumlah sampel yang akan diambil
• Tentukan alat pemilihan sampel
• Pilih sampel sampai dengan jumlah terpenuhi
1. Bilakah Simple Random Sampling Digunakan
Simple Random Sampling hanya dapat digunakan jika :
a. Teknik sampling lain yang lebih efisien tidak ada atau tidak memungkinkan untuk dilakukan.
b. Keterangan-keterangan atau nama-nama dari semua unit elementer telah diketahui lebih dahulu. Walaupun demikian, keterangan tentang homogenitas unit elementer, pembagian dalam kelompok, tidak perlu diketahui lebih dahulu
2. Cara Menarik Simple Random Sampling
Dua cara dapat dilakukan dalam menarik simple random sampling. Cara ini adalah :
a. Cara undian
Misalnya, kita ingin memilih sebuah sample yang besarnya dua dari sebuah populasi yang terdiri dari lima tenaga ke atas. Kita tulis nama tenaga ahli tadi masing-masing pada secarik kertas, dan kertas tersebut kita gulung. Lalu kita masukkan dalam sebuah kotak dan kita kocok. Kemudian kita tarik satu gulungan kertas, lalu kita tarik satu gulungan kertas lain, tanpa memasukkan kembali gulungan kertas pertama. Nama-nama pada kedua gulungan kertas tadi merupakan anggota dari sample kita yang kita tarik secara undian.
b. Cara menggunakan angka random
Cara ini dengan menggunakan table angka random, dimana telah dikumpulkan angka-angka secara random, yang dinamakan Tabel Angka Random. Dengan menggunakan angka random ini, kita dapat menarik n bilangan secara random dari kumpulan bilangan dari 1 sampai dengan N.
Marilah kita berikan contoh. Misalnya, dalam sebuah kampong terdapat 900 petani. Kita ingin menraik sebuah sampel keperluan. Jika kita menggunakan system undian, maka kita akan menyediakan 900 gulungan kertas dan masing-masing kertas kita tuliskan nama petani. Tentu saja kerja ini melelahkan. Tetapi jika kita gunakan Tabel Angka Random, maka kita dapat menghemat waktu. Caranya adalah sebagai berikut :
Karena N = 900, maka bilangan harus terdiri dari tiga angka (digit). Pertama-tama kita nomori tiap satuan elementer populasi (petani) dari 001 sampai dengan 900, yaitu
001 002 003 004 ….. 898 899 900
Kemudian bukalah Tabel Angka Random. Dengan menutup mata tusuklah sebuah angka dengan pensil, dan catatlah angka tersebut pada row berapa dan kolom berapa. Misalnya, tusuklah pensil jatuh pada row ke-10 dan kolom ke-13. Karena populasi terdiri dari 3 digit, yaitu 900, maka kita gunakan 3 kolom, yaitu kolom 13, 14, 15. Dengan titik tolak row 10 dengan kolom 13, 14, dan 15, maka kita peroleh angka-angka berikut.
026 426 022 914 476 336 089 072 530 445 918 821 531
888 981 200 726 dan seterusnya.
Angka yang lebih besar dari satuan elementer (disini 900) tidak kita pakai. Demikian juga halnya angka 000 dan angka-angka yang terulang. Karena jumlah petani yang akan menjadi anggota sampal adalah 9, maka kita pilih nomor-nomor berikut.
26 426 22 476 336 89 72 530 dan 445
3. Sifat Populasi yang Ingin Dicari
Sampling dilakukan untuk mengadakan estimasi terhadap parameter populasi. Misalnya, populasi adalah luas sawah di Aceh. Maka kita menarik sample dan mengambil statistic dari sample untuk mengadakan estimasi terhadap parameter dari populasi. Parameter yang penting adalah :
a. Mean (rata-rata luas sawah di Aceh)
b. Rasio antara dua total atau dua mean
c. Proporsi, yaitu bagian dari unit yang termasuk dalam suatu kelas tertentu (misalnya bagian dari populasi yang tidak beririgasi)
d. Variance
sumber : wikipedia
A. Random Sampling Sederhana
Cara atau teknik ini dapat dilakukan jika analisis penelitiannya cenderung deskriptif dan bersifat umum. Perbedaan karakter yang mungkin ada pada setiap unsur atau elemen populasi tidak merupakan hal yang penting bagi rencana analisisnya. Misalnya, dalam populasi ada wanita dan pria, atau ada yang kaya dan yang miskin, ada manajer dan bukan manajer, dan perbedaan-perbedaan lainnya. Selama perbedaan gender, status kemakmuran, dan kedudukan dalam organisasi, serta perbedaan-perbedaan lain tersebut bukan merupakan sesuatu hal yang penting dan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap hasil penelitian, maka peneliti dapat mengambil sampel secara acak sederhana. Dengan demikian setiap unsur populasi harus mempunyai kesempatan sama untuk bisa dipilih menjadi sampel. Prosedurnya
• Susun “sampling frame”
• Tetapkan jumlah sampel yang akan diambil
• Tentukan alat pemilihan sampel
• Pilih sampel sampai dengan jumlah terpenuhi
1. Bilakah Simple Random Sampling Digunakan
Simple Random Sampling hanya dapat digunakan jika :
a. Teknik sampling lain yang lebih efisien tidak ada atau tidak memungkinkan untuk dilakukan.
b. Keterangan-keterangan atau nama-nama dari semua unit elementer telah diketahui lebih dahulu. Walaupun demikian, keterangan tentang homogenitas unit elementer, pembagian dalam kelompok, tidak perlu diketahui lebih dahulu
2. Cara Menarik Simple Random Sampling
Dua cara dapat dilakukan dalam menarik simple random sampling. Cara ini adalah :
a. Cara undian
Misalnya, kita ingin memilih sebuah sample yang besarnya dua dari sebuah populasi yang terdiri dari lima tenaga ke atas. Kita tulis nama tenaga ahli tadi masing-masing pada secarik kertas, dan kertas tersebut kita gulung. Lalu kita masukkan dalam sebuah kotak dan kita kocok. Kemudian kita tarik satu gulungan kertas, lalu kita tarik satu gulungan kertas lain, tanpa memasukkan kembali gulungan kertas pertama. Nama-nama pada kedua gulungan kertas tadi merupakan anggota dari sample kita yang kita tarik secara undian.
b. Cara menggunakan angka random
Cara ini dengan menggunakan table angka random, dimana telah dikumpulkan angka-angka secara random, yang dinamakan Tabel Angka Random. Dengan menggunakan angka random ini, kita dapat menarik n bilangan secara random dari kumpulan bilangan dari 1 sampai dengan N.
Marilah kita berikan contoh. Misalnya, dalam sebuah kampong terdapat 900 petani. Kita ingin menraik sebuah sampel keperluan. Jika kita menggunakan system undian, maka kita akan menyediakan 900 gulungan kertas dan masing-masing kertas kita tuliskan nama petani. Tentu saja kerja ini melelahkan. Tetapi jika kita gunakan Tabel Angka Random, maka kita dapat menghemat waktu. Caranya adalah sebagai berikut :
Karena N = 900, maka bilangan harus terdiri dari tiga angka (digit). Pertama-tama kita nomori tiap satuan elementer populasi (petani) dari 001 sampai dengan 900, yaitu
001 002 003 004 ….. 898 899 900
Kemudian bukalah Tabel Angka Random. Dengan menutup mata tusuklah sebuah angka dengan pensil, dan catatlah angka tersebut pada row berapa dan kolom berapa. Misalnya, tusuklah pensil jatuh pada row ke-10 dan kolom ke-13. Karena populasi terdiri dari 3 digit, yaitu 900, maka kita gunakan 3 kolom, yaitu kolom 13, 14, 15. Dengan titik tolak row 10 dengan kolom 13, 14, dan 15, maka kita peroleh angka-angka berikut.
026 426 022 914 476 336 089 072 530 445 918 821 531
888 981 200 726 dan seterusnya.
Angka yang lebih besar dari satuan elementer (disini 900) tidak kita pakai. Demikian juga halnya angka 000 dan angka-angka yang terulang. Karena jumlah petani yang akan menjadi anggota sampal adalah 9, maka kita pilih nomor-nomor berikut.
26 426 22 476 336 89 72 530 dan 445
3. Sifat Populasi yang Ingin Dicari
Sampling dilakukan untuk mengadakan estimasi terhadap parameter populasi. Misalnya, populasi adalah luas sawah di Aceh. Maka kita menarik sample dan mengambil statistic dari sample untuk mengadakan estimasi terhadap parameter dari populasi. Parameter yang penting adalah :
a. Mean (rata-rata luas sawah di Aceh)
b. Rasio antara dua total atau dua mean
c. Proporsi, yaitu bagian dari unit yang termasuk dalam suatu kelas tertentu (misalnya bagian dari populasi yang tidak beririgasi)
d. Variance
sumber : wikipedia
ISTIRAHAT
ISTIRAHAT
Istirahat yang besar membawa pemulihan, dan penambahan kekuatan setelah digunakan. Tidur merupakan faktor penting dalam istirahat, dimana selama tidur semua fungsi-fungsi tubuh terisi diperbaharui lagi. Istirahat tidak hanya mercakup tidur, tetapi juga bersantai, perubahan dalam aktifitas, menghilangkan segala tekanan-tekanan kerja atau maasalah-masalah lainnya. Berjalan di udara segar, bermain tenis, menjernihkan pikiran, semuanya dapat menenangkan otot-otot. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh seseorang pada saat ini sangat melelahkan, umat manusia berjuang/berusaha keras untuk bekerja. Kita semua membutuhkan istirahat untuk melawan segala kepenatan.
Studi menunjukkan dimana setelah kita bangun dari tidur yang cukup, otak kita kembali berfungsi dengan sangat baik. Pencapaian persetujuan, pengertian /pemahaman segala jenis masalah biasanya dapat diselesaikan dengan sukses apabila dilakukan pada pagi hari dibanding pada di waktu malam hari. Pertumbuhan hormon penting untuk meningkatkan kualitas, ukuran dan efisiensi otak, juga meningkatkan pengangkutan asam amino dari darah ke otak, yang memungkinkan sel urat syaraf untuk dapat memiliki pengetahuan yang permanen dan berguna. Kebanyakan dari pertumbuhan hormon diproduksi pada saat kita itdur dengan tenang (tanpa beban)
Salah satu hormon yang penting lainnya adolah Kortisol, dimana waktu produksi terfingginya adalah dari waktu tengah malam hingga di waktu pagi (pagi-pagi sekali). Kortisol memainkan peranan yang besar dalam membantu kita menghadapi stress/tekanan yang kita hadapi setiap hari, mengurangi rasa penat dan peradangan. Bila manusia tidur terlambat, mereka membatasi kemampuan tubuh untuk menangani segala kegiatan dan mengurangi tenaga dan vitalitas pada keesokan harinya.
Efek Istirahat Dalam Bekerja
Dampak secara psikologis dari hari libur
meurangi tingkat stress kerja,sehingga performa kerja menjadi optimal dan para pekerja memiliki keseimbangan dalam hidupnya, karena ia memiliki waktu untuk melakukan hobinya dan berbagai kegiatan yang menjadi kegemarannya. Serta menjadi lebih bahagia dalam hidup ini, bagaimana pun, keseimbangan menjadikan hidup lebih berarti karena merasa tidak banyak tekanan dan berbagai ketegangan yang menguras otak. Serta dengan refreshing, seseorang akan merasa lebih segar dan dapat mengatasi sejumlah permasalahan dalam pekerjaan dan dalam hidupnya dengan lebih tenang dan lebih terarah,sehingga masalah dapat teratasi dengan baik.
Dalam hidup ini semua harus seimbang, termasuk pekerjaan dan prifacy. Waktu libur, dimaksudkan untuk memberikan keseimbangan kepada pekerja,agar ia mampu merefresh pikiranya sehingga keseimbangan bisa dirasakan dan tingkat stres dapat diminimalisir.
Waktu libur,adalah salah satu aplikasi dari ergonomi. Berangkat dari permasalahan mengenai kognitif maka, sebagian besar perusahaan memberiakan waktu untuk libur kepada seluruh pegawainya. Lembaga institusi menyadari, bahwa kognitf para pegawainya harus menjadi bahan pertimbangan karena kognitif setiap orang memiliki tingkat optimal dimana ada saat jenuh dan saat tegang bagi otak sehingga perlu peregangan dan perlu beristirahat dengan refreshing.
Kognisi adalah fokus ergonomi pada penggunaan kerja otak. Semua di pertimbangkan agar pekerjaan yang di jalani, meminimalisir kelebihan beban yang ditanggung oleh otak dan berfokus pada penngunaan otak sesuai pada porsinya, yaitu,mempertimbangkan seberapa besar otak dapat bekerja sehingga tingkat stress dan kejenuhan dapat di kurangi.
Hasil Penelitian tentang Efek Istirahat dalam Kerja
mengulas laporan terbaru dari efek microbreaks (istirahat yang kurang dari 5 menit) untuk pekerja komputer, dengan diselingi istirahat mereka sepanjang hari kerja mereka selain rutin khas dari 2 istirahat dari 15 menit selama hari kerja 8-jam. Artikel ditinjau adalah hasil dari PubMed (US National Library of Medicine) mencari artikel jurnal yang diterbitkan dari tahun 1989 hingga 2002, dengan menggunakan microbreak, istirahat dan komputer sebagai istilah pencarian. Studi yang tidak berhubungan dengan orang-orang yang menghabiskan sebagian besar hari kerja mereka di keyboard komputer yang didiskualifikasi untuk tujuan dari tinjauan ini.
Berdasarkan laporan ini, jelaslah bahwa sering 3 – untuk 10-menit istirahat sepanjang hari, sebaiknya dikombinasikan dengan peregangan, memungkinkan orang untuk bekerja lebih nyaman. Istirahat ini tidak hanya tidak mengurangi produktivitas, tetapi mungkin bahkan agak meningkatkannya.
Jumlah optimal waktu istirahat di samping dua 15 menit istirahat requried oleh undang-undang tenaga kerja AS selama 8 jam shift tampaknya menjadi tambahan 20 menit, atau 50 menit dari waktu istirahat per hari, ditambah istirahat makan siang. Namun, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menentukan apakah itu adalah peregangan yang paling menguntungkan atau istirahat istirahat, sebagaimana apakah pelaksanaan kebijakan ini di kantor-kantor mencegah atau mengurangi cedera dan Kompensasi Pekerja klaim.
sumber : wikipedia
Istirahat yang besar membawa pemulihan, dan penambahan kekuatan setelah digunakan. Tidur merupakan faktor penting dalam istirahat, dimana selama tidur semua fungsi-fungsi tubuh terisi diperbaharui lagi. Istirahat tidak hanya mercakup tidur, tetapi juga bersantai, perubahan dalam aktifitas, menghilangkan segala tekanan-tekanan kerja atau maasalah-masalah lainnya. Berjalan di udara segar, bermain tenis, menjernihkan pikiran, semuanya dapat menenangkan otot-otot. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh seseorang pada saat ini sangat melelahkan, umat manusia berjuang/berusaha keras untuk bekerja. Kita semua membutuhkan istirahat untuk melawan segala kepenatan.
Studi menunjukkan dimana setelah kita bangun dari tidur yang cukup, otak kita kembali berfungsi dengan sangat baik. Pencapaian persetujuan, pengertian /pemahaman segala jenis masalah biasanya dapat diselesaikan dengan sukses apabila dilakukan pada pagi hari dibanding pada di waktu malam hari. Pertumbuhan hormon penting untuk meningkatkan kualitas, ukuran dan efisiensi otak, juga meningkatkan pengangkutan asam amino dari darah ke otak, yang memungkinkan sel urat syaraf untuk dapat memiliki pengetahuan yang permanen dan berguna. Kebanyakan dari pertumbuhan hormon diproduksi pada saat kita itdur dengan tenang (tanpa beban)
Salah satu hormon yang penting lainnya adolah Kortisol, dimana waktu produksi terfingginya adalah dari waktu tengah malam hingga di waktu pagi (pagi-pagi sekali). Kortisol memainkan peranan yang besar dalam membantu kita menghadapi stress/tekanan yang kita hadapi setiap hari, mengurangi rasa penat dan peradangan. Bila manusia tidur terlambat, mereka membatasi kemampuan tubuh untuk menangani segala kegiatan dan mengurangi tenaga dan vitalitas pada keesokan harinya.
Efek Istirahat Dalam Bekerja
Dampak secara psikologis dari hari libur
meurangi tingkat stress kerja,sehingga performa kerja menjadi optimal dan para pekerja memiliki keseimbangan dalam hidupnya, karena ia memiliki waktu untuk melakukan hobinya dan berbagai kegiatan yang menjadi kegemarannya. Serta menjadi lebih bahagia dalam hidup ini, bagaimana pun, keseimbangan menjadikan hidup lebih berarti karena merasa tidak banyak tekanan dan berbagai ketegangan yang menguras otak. Serta dengan refreshing, seseorang akan merasa lebih segar dan dapat mengatasi sejumlah permasalahan dalam pekerjaan dan dalam hidupnya dengan lebih tenang dan lebih terarah,sehingga masalah dapat teratasi dengan baik.
Dalam hidup ini semua harus seimbang, termasuk pekerjaan dan prifacy. Waktu libur, dimaksudkan untuk memberikan keseimbangan kepada pekerja,agar ia mampu merefresh pikiranya sehingga keseimbangan bisa dirasakan dan tingkat stres dapat diminimalisir.
Waktu libur,adalah salah satu aplikasi dari ergonomi. Berangkat dari permasalahan mengenai kognitif maka, sebagian besar perusahaan memberiakan waktu untuk libur kepada seluruh pegawainya. Lembaga institusi menyadari, bahwa kognitf para pegawainya harus menjadi bahan pertimbangan karena kognitif setiap orang memiliki tingkat optimal dimana ada saat jenuh dan saat tegang bagi otak sehingga perlu peregangan dan perlu beristirahat dengan refreshing.
Kognisi adalah fokus ergonomi pada penggunaan kerja otak. Semua di pertimbangkan agar pekerjaan yang di jalani, meminimalisir kelebihan beban yang ditanggung oleh otak dan berfokus pada penngunaan otak sesuai pada porsinya, yaitu,mempertimbangkan seberapa besar otak dapat bekerja sehingga tingkat stress dan kejenuhan dapat di kurangi.
Hasil Penelitian tentang Efek Istirahat dalam Kerja
mengulas laporan terbaru dari efek microbreaks (istirahat yang kurang dari 5 menit) untuk pekerja komputer, dengan diselingi istirahat mereka sepanjang hari kerja mereka selain rutin khas dari 2 istirahat dari 15 menit selama hari kerja 8-jam. Artikel ditinjau adalah hasil dari PubMed (US National Library of Medicine) mencari artikel jurnal yang diterbitkan dari tahun 1989 hingga 2002, dengan menggunakan microbreak, istirahat dan komputer sebagai istilah pencarian. Studi yang tidak berhubungan dengan orang-orang yang menghabiskan sebagian besar hari kerja mereka di keyboard komputer yang didiskualifikasi untuk tujuan dari tinjauan ini.
Berdasarkan laporan ini, jelaslah bahwa sering 3 – untuk 10-menit istirahat sepanjang hari, sebaiknya dikombinasikan dengan peregangan, memungkinkan orang untuk bekerja lebih nyaman. Istirahat ini tidak hanya tidak mengurangi produktivitas, tetapi mungkin bahkan agak meningkatkannya.
Jumlah optimal waktu istirahat di samping dua 15 menit istirahat requried oleh undang-undang tenaga kerja AS selama 8 jam shift tampaknya menjadi tambahan 20 menit, atau 50 menit dari waktu istirahat per hari, ditambah istirahat makan siang. Namun, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menentukan apakah itu adalah peregangan yang paling menguntungkan atau istirahat istirahat, sebagaimana apakah pelaksanaan kebijakan ini di kantor-kantor mencegah atau mengurangi cedera dan Kompensasi Pekerja klaim.
sumber : wikipedia
kerja bergilir
KERJA BERGILIR
Banyak perusahaan beroperasi lebih dari 8 jam per hari untuk memenuhi kebutuhan pasar dan karena keterbatasan sumber daya/fasilitas. Konsekuensinya, perusahaan harus melakukan shift kerja. Shift kerja adalah periode waktu dimana suatu kelompok pekerja dijadualkan bekerja pada tempat kerja tertentu. Disamping memiliki segi positif yaitu memaksimalkan sumberdaya yang ada, shift kerja akan memiliki resiko dan mempengaruhi pekerja pada:
1. Aspek Fisiologis
Circadian rhythms adalah proses-proses yang saling berhubungan yang dialami tubuh untuk menyesuaikan dengan perubahan waktu selama 24 jam (Tayyari dan Smith, 1997). Circadian rhythms menjadi dasar fisiologis dan psikologis pada siklus tidur dan bangun harian. Fungsi dan tahapan fisiologis dan psikologis memiliki suatu circadian rhythms yang tertentu selama 24 jam sehari, sehingga circadian rhythms seseorang akan terganggu jika terjadi perubahan jadwal kegiatan seperti perubahan shift kerja. Dengan terganggunya circadian rhythms pada tubuh pekerja akan terjadi dampak fisiologis pada pekerja seperti gangguan gastrointestinal, gangguan pola tidur dan gangguan kesehatan lain. Circadian rhythms berhubungan dengan suhu tubuh, tingkat metabolisme, detak jantung, tekanan darah, dan komposisi kimia tertentu pada tubuh. Circadian rhythms dipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti terang, gelap, dan suhu lingkungan
2. Aspek Psikologis
Stress akibat shift kerja akan menyebabkan kelelahan (fatique) yang dapat menyebabkan gangguan psikis pada pekerja, seperti ketidakpuasan dan iritasi. Tingkat kecelakaan dapat meningkat dengan meningkatnya stres, fatique, dan ketidakpuasan akibat shift kerja ini.
3. Aspek Kinerja
Dari beberapa penelitian baik di Amerika maupun Eropa, shift kerja memiliki pengaruh pada kinerja pekerja (Tayyari &Smith, 1997). Kinerja pekerja, termasuk tingkat kesalahan, ketelitian dan tingkat kecelakaan, lebih baik pada waktu siang
hari dari pada malam hari, sehingga dalam menentukan shift kerja harus diperhatikan kombinasi dari tipe pekerjaan, sistem shift dan tipe pekerja.
4. Domestik dan sosial
Shift kerja akan berpengaruh negative terhadap hubungan keluarga seperti tingkat berkumpulnya anggota keluarga dan sering berakibat pada konflik keluarga. Secara sosial, shift kerja juga akan mempengaruhi sosialisasi pekerja karena interaksinya terhadap lingkungan menjadi terganggu. Banyak penelitian model shift kerja dilakukan untuk mengurangi pengaruh negative dari shift kerja tersebut. ILO membedakan 3 tipe shift kerja yaitu diskontinu, semikontinu dan kontinu. Shift juga dibagi menjadi 2 kelompok yaitu shift permanen/tetap dan dengan rotasi. Dua model shift konvensional
yang umum dilakukan adalah:
• Continental Rota: 2-2-3 (2)/2-3-2(2)/3-2-2(3)
• Metropolitan Rota: 2-2-2(2)
Rotasi yang digunakan pada penulisan diatas
menunjukkan: pagi-siang-malam (libur).
Penelitian Kerja Bergilir
Beberapa peneliti melakukan studi tentang shift kerja. Costa (2003) mengidentifikasi faktor-faktor utama yang mempengaruhi kesehatan pekerja dan toleransi shift kerja, seperti interaksi antar individu, kondisi sosial, dan organisasi kerja dalam menyusun suatu shift kerja.
Beberapa studi mengenai pengaruh shift kerja terhadap kinerja pekerja dan faktor-faktor yang mempengaruhinya juga telah dilakukan. Shift berpengaruh negatif terhadap kemampuan dan kinerja pekerja. Rough dkk (2005) menyatakan bahwa shift kerja dalam waktu lama akan mengganggu circadian rhythms yang akan menimbulkan gangguan pada kinerja kognitf. Tomei dkk (2006) menyatakan bahwa ada kecenderungan meningkatnya kecemasan dan agresivitas pada akhir suatu shift. Aspek demografi seperti umur dan jenis kelamin banyak menyita perhatian peneliti terutama dalam pengaruhnya pada shift kerja. Harma dkk (2006) membuktikan bahwa walaupun shift berhubungan dengan tidur, mengantuk subyektif, kinerja dan kehidupan sosisl, tetapi umur hanya berpengaruh pada perubahan banyaknya tidur, rasa mengantuk subyektif dan kewaspadaan psikomotorik.
Penerapan prinsip ergonomi di tempat kerja diharapkan dapat menghasilkan beberapa manfaat sebagai berikut:
1. Mengerti tentang pengaruh dari suatu jenis pekerjaan pada diri pekerja dan kinerja pekerja
2. Memprediksi potensi pengaruh pekerjaan pada tubuh pekerja
3. Mengevaluasi kesesuaian tempat kerja, peralatan kerja dengan pekerja saat bekerja
4. Meningkatkan produktivitas dan upaya untuk menciptakan kesesuaian antara kemampuan pekerja dan persyaratan kerja.
5. Membangun pengetahuan dasar guna mendorong pekerja untuk meningkatkan produktivitas.
6. Mencegah dan mengurangi resiko timbulnya penyakit akibat kerja
7. Meningkatkan faktor keselamatan kerja
8. Meningkatkan keuntungan, pendapatan, kesehatan dan kesejahteraan untuk individu dan institusi.
sumber : wikipedia
Banyak perusahaan beroperasi lebih dari 8 jam per hari untuk memenuhi kebutuhan pasar dan karena keterbatasan sumber daya/fasilitas. Konsekuensinya, perusahaan harus melakukan shift kerja. Shift kerja adalah periode waktu dimana suatu kelompok pekerja dijadualkan bekerja pada tempat kerja tertentu. Disamping memiliki segi positif yaitu memaksimalkan sumberdaya yang ada, shift kerja akan memiliki resiko dan mempengaruhi pekerja pada:
1. Aspek Fisiologis
Circadian rhythms adalah proses-proses yang saling berhubungan yang dialami tubuh untuk menyesuaikan dengan perubahan waktu selama 24 jam (Tayyari dan Smith, 1997). Circadian rhythms menjadi dasar fisiologis dan psikologis pada siklus tidur dan bangun harian. Fungsi dan tahapan fisiologis dan psikologis memiliki suatu circadian rhythms yang tertentu selama 24 jam sehari, sehingga circadian rhythms seseorang akan terganggu jika terjadi perubahan jadwal kegiatan seperti perubahan shift kerja. Dengan terganggunya circadian rhythms pada tubuh pekerja akan terjadi dampak fisiologis pada pekerja seperti gangguan gastrointestinal, gangguan pola tidur dan gangguan kesehatan lain. Circadian rhythms berhubungan dengan suhu tubuh, tingkat metabolisme, detak jantung, tekanan darah, dan komposisi kimia tertentu pada tubuh. Circadian rhythms dipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti terang, gelap, dan suhu lingkungan
2. Aspek Psikologis
Stress akibat shift kerja akan menyebabkan kelelahan (fatique) yang dapat menyebabkan gangguan psikis pada pekerja, seperti ketidakpuasan dan iritasi. Tingkat kecelakaan dapat meningkat dengan meningkatnya stres, fatique, dan ketidakpuasan akibat shift kerja ini.
3. Aspek Kinerja
Dari beberapa penelitian baik di Amerika maupun Eropa, shift kerja memiliki pengaruh pada kinerja pekerja (Tayyari &Smith, 1997). Kinerja pekerja, termasuk tingkat kesalahan, ketelitian dan tingkat kecelakaan, lebih baik pada waktu siang
hari dari pada malam hari, sehingga dalam menentukan shift kerja harus diperhatikan kombinasi dari tipe pekerjaan, sistem shift dan tipe pekerja.
4. Domestik dan sosial
Shift kerja akan berpengaruh negative terhadap hubungan keluarga seperti tingkat berkumpulnya anggota keluarga dan sering berakibat pada konflik keluarga. Secara sosial, shift kerja juga akan mempengaruhi sosialisasi pekerja karena interaksinya terhadap lingkungan menjadi terganggu. Banyak penelitian model shift kerja dilakukan untuk mengurangi pengaruh negative dari shift kerja tersebut. ILO membedakan 3 tipe shift kerja yaitu diskontinu, semikontinu dan kontinu. Shift juga dibagi menjadi 2 kelompok yaitu shift permanen/tetap dan dengan rotasi. Dua model shift konvensional
yang umum dilakukan adalah:
• Continental Rota: 2-2-3 (2)/2-3-2(2)/3-2-2(3)
• Metropolitan Rota: 2-2-2(2)
Rotasi yang digunakan pada penulisan diatas
menunjukkan: pagi-siang-malam (libur).
Penelitian Kerja Bergilir
Beberapa peneliti melakukan studi tentang shift kerja. Costa (2003) mengidentifikasi faktor-faktor utama yang mempengaruhi kesehatan pekerja dan toleransi shift kerja, seperti interaksi antar individu, kondisi sosial, dan organisasi kerja dalam menyusun suatu shift kerja.
Beberapa studi mengenai pengaruh shift kerja terhadap kinerja pekerja dan faktor-faktor yang mempengaruhinya juga telah dilakukan. Shift berpengaruh negatif terhadap kemampuan dan kinerja pekerja. Rough dkk (2005) menyatakan bahwa shift kerja dalam waktu lama akan mengganggu circadian rhythms yang akan menimbulkan gangguan pada kinerja kognitf. Tomei dkk (2006) menyatakan bahwa ada kecenderungan meningkatnya kecemasan dan agresivitas pada akhir suatu shift. Aspek demografi seperti umur dan jenis kelamin banyak menyita perhatian peneliti terutama dalam pengaruhnya pada shift kerja. Harma dkk (2006) membuktikan bahwa walaupun shift berhubungan dengan tidur, mengantuk subyektif, kinerja dan kehidupan sosisl, tetapi umur hanya berpengaruh pada perubahan banyaknya tidur, rasa mengantuk subyektif dan kewaspadaan psikomotorik.
Penerapan prinsip ergonomi di tempat kerja diharapkan dapat menghasilkan beberapa manfaat sebagai berikut:
1. Mengerti tentang pengaruh dari suatu jenis pekerjaan pada diri pekerja dan kinerja pekerja
2. Memprediksi potensi pengaruh pekerjaan pada tubuh pekerja
3. Mengevaluasi kesesuaian tempat kerja, peralatan kerja dengan pekerja saat bekerja
4. Meningkatkan produktivitas dan upaya untuk menciptakan kesesuaian antara kemampuan pekerja dan persyaratan kerja.
5. Membangun pengetahuan dasar guna mendorong pekerja untuk meningkatkan produktivitas.
6. Mencegah dan mengurangi resiko timbulnya penyakit akibat kerja
7. Meningkatkan faktor keselamatan kerja
8. Meningkatkan keuntungan, pendapatan, kesehatan dan kesejahteraan untuk individu dan institusi.
sumber : wikipedia
PEMBAGIAN KERJA DALAM HARI
a. Pembagian Kerja (Division of work)
Dalam perencanaan berbagai kegiatan atau pekerjaan untuk pencapaian tujuan tentunya telah di tentukan. Keseluruhan pekerjaan dan kegiatan yang telah di rencanakan tentunya perlu di sederhanakan guna mempermudahkan bagaimana pengimplementasikannya. Upaya untuk menyederhanakan dari keseluruhan kegiatan dan pekerjaan yang mungkin saja bersifat kompleks menjadi lebih sederhana dan spesifik dimana setiap orang akan ditempatkan dan di tugaskan untuk setiap kegiatan yang sederhana dan spesifik. Sebagai contohnya : perusahaan PT Reksa Pelanggan Cemerlang, dari diagram (di bawah) dapat kita lihat pembagian kerja di dalam perusahaan PT Reksa Pelanggan Cemerlang, yaitu pembagian kerja untuk direktur operasional dan hukum, direktur pemasaran, direktur keuangan dan administrasi, manajer keuangan dan administrasi, administrasi operasional, surveyor, staf pemasaran, staf accounting, staf keuangan. Saat ini penggunaan pembagian kerja lebih banyak di gunakan karena pada dasarnya yang di bagi – bagi adalah pekerjaannya, bukan orang – orangnya.
b. Alasan Pembagian Kerja
Adapun alasan diadakan pembagian kerja adalah bahwa seseorang tidak akan melakukan semua pekerjaan yang ada di dalam organisasi seorang diri tanpa bantuan orang lain. Menurut Sondang P. Siagian ada tiga alas an diadakan pembagian kerja, yaitu :
a. Beban kerja yang harus di pikul
b. Jenis pekerjaan yang harus beragam
c. Berbagai spesialisasi yang diperlukan
Dengan adanya pembegian kerja pegawai atau karyawan dituntut tanggung jawabnya didalam penyelesaian setiap tugas yang dibebankan kepadanya. Jenis pekerjaan yang beraneka ragam merupakan hal yang sudah biasa didalam suatu organisasi yang mempunyai tujuan yang jelas. Spesialisasi pekerjaan diperlukan karena dalam pembagian kerja terjadi pembagian fungsi-fungsi dimana setiap fungsi tersebut memerlukan keahlian khusus untuk menyelesaikan setiap pekerjaan.
Indikator Pembagian Kerja
Untuk mengukur pembagian kerja digunakan indikator-indikator sebagai berikut :
1) Penempatan karyawan
Penempatan karyawan ialah bahwa setiap pegawai atau karyawan telah ditempatkan sesuai dengan kemampuan, keahlian dan pendidikan yang dimiliki sebab ketidaktepatan dalam menetapkan posisi karyawan akan menyebabkan jalannya pekerjaan menjadi kurang lancar dan tidak maksimal.
2) Beban kerja
Beban kerja adalah tugas pekerjaan yang dipercayakan untuk dikerjakan dan tanggung jawabkan oleh satuan organisasi atau seorang pegawai tertentu. Beban kerja yang harus dilaksanakan karyawan hendaknya merata, sehingga dapat dihindarkan adanya seorang karyawan yang mempunyai beban kerja terlalu banyak atau terlalu sedikit. Namun demikian beban kerja yang merata ini tidak berarti bahwa setiap karyawan di perusahaan tersebut harus tetap sama beban kerjanya.
3) Spesialisasi pekerjaan
Spesialisasi pekerjaan adalah pembagian kerja berdasarrkan oleh keahlian atau ketrampilan khusus. Spesialisasi pekerjaan sangat diperlukan dalam setiap organisasi karena tidak semua pekerjaan membutuhkan keahlian dan tidak semua orang mempunyai keahlian yang sama sebab setiap orang mempunyai kelebihan dan keterbatasan sendiri. Agar semua tugas pekerjaan yang ada dapat dilaksanakan dengan baik maka perlu sekali adanya spesialisasi pekerjaan, spesialisasi pekerjaan bukan berarti merupakan tujuan mengkotak-kotakan pegawai atau karyawan.
sumber : google.com
Dalam perencanaan berbagai kegiatan atau pekerjaan untuk pencapaian tujuan tentunya telah di tentukan. Keseluruhan pekerjaan dan kegiatan yang telah di rencanakan tentunya perlu di sederhanakan guna mempermudahkan bagaimana pengimplementasikannya. Upaya untuk menyederhanakan dari keseluruhan kegiatan dan pekerjaan yang mungkin saja bersifat kompleks menjadi lebih sederhana dan spesifik dimana setiap orang akan ditempatkan dan di tugaskan untuk setiap kegiatan yang sederhana dan spesifik. Sebagai contohnya : perusahaan PT Reksa Pelanggan Cemerlang, dari diagram (di bawah) dapat kita lihat pembagian kerja di dalam perusahaan PT Reksa Pelanggan Cemerlang, yaitu pembagian kerja untuk direktur operasional dan hukum, direktur pemasaran, direktur keuangan dan administrasi, manajer keuangan dan administrasi, administrasi operasional, surveyor, staf pemasaran, staf accounting, staf keuangan. Saat ini penggunaan pembagian kerja lebih banyak di gunakan karena pada dasarnya yang di bagi – bagi adalah pekerjaannya, bukan orang – orangnya.
b. Alasan Pembagian Kerja
Adapun alasan diadakan pembagian kerja adalah bahwa seseorang tidak akan melakukan semua pekerjaan yang ada di dalam organisasi seorang diri tanpa bantuan orang lain. Menurut Sondang P. Siagian ada tiga alas an diadakan pembagian kerja, yaitu :
a. Beban kerja yang harus di pikul
b. Jenis pekerjaan yang harus beragam
c. Berbagai spesialisasi yang diperlukan
Dengan adanya pembegian kerja pegawai atau karyawan dituntut tanggung jawabnya didalam penyelesaian setiap tugas yang dibebankan kepadanya. Jenis pekerjaan yang beraneka ragam merupakan hal yang sudah biasa didalam suatu organisasi yang mempunyai tujuan yang jelas. Spesialisasi pekerjaan diperlukan karena dalam pembagian kerja terjadi pembagian fungsi-fungsi dimana setiap fungsi tersebut memerlukan keahlian khusus untuk menyelesaikan setiap pekerjaan.
Indikator Pembagian Kerja
Untuk mengukur pembagian kerja digunakan indikator-indikator sebagai berikut :
1) Penempatan karyawan
Penempatan karyawan ialah bahwa setiap pegawai atau karyawan telah ditempatkan sesuai dengan kemampuan, keahlian dan pendidikan yang dimiliki sebab ketidaktepatan dalam menetapkan posisi karyawan akan menyebabkan jalannya pekerjaan menjadi kurang lancar dan tidak maksimal.
2) Beban kerja
Beban kerja adalah tugas pekerjaan yang dipercayakan untuk dikerjakan dan tanggung jawabkan oleh satuan organisasi atau seorang pegawai tertentu. Beban kerja yang harus dilaksanakan karyawan hendaknya merata, sehingga dapat dihindarkan adanya seorang karyawan yang mempunyai beban kerja terlalu banyak atau terlalu sedikit. Namun demikian beban kerja yang merata ini tidak berarti bahwa setiap karyawan di perusahaan tersebut harus tetap sama beban kerjanya.
3) Spesialisasi pekerjaan
Spesialisasi pekerjaan adalah pembagian kerja berdasarrkan oleh keahlian atau ketrampilan khusus. Spesialisasi pekerjaan sangat diperlukan dalam setiap organisasi karena tidak semua pekerjaan membutuhkan keahlian dan tidak semua orang mempunyai keahlian yang sama sebab setiap orang mempunyai kelebihan dan keterbatasan sendiri. Agar semua tugas pekerjaan yang ada dapat dilaksanakan dengan baik maka perlu sekali adanya spesialisasi pekerjaan, spesialisasi pekerjaan bukan berarti merupakan tujuan mengkotak-kotakan pegawai atau karyawan.
sumber : google.com
Scopa desain metode kerja
Scopa desain metode kerja
Pengukuran kerja; memberikan pembelajaran praktis bagaimana menetapkan metode kerja, menetapkan performans rating, membuat peta proses, membuat peta kerja, melaksanakan pengukuran kerja dengan metode stop watch dan metode sampling kerja. Perancangan sistem kerja memberikan pembelajaran praktis sebagaimana merancang metode kerja, merancang stasiun kerja, merancang panel kontrol, merancang produk dan lain-lain sesuaim prisnsip kerja dan kondisi faal manusia, merancang sistem kerja, merancang komunikasi suara dll sesuai dengan prinsip kerja dan kondisi faal manusia. Aplikasi ergonomi dalam desain sistem kerja memberikan peranan penting dalam meningkatkan faktor keselamatan dan kesehatan kerja, misalnya: desain sistem kerja untuk mengurangi rasa nyeri dan ngilu pada sistem kerangka dan otot manusia. Desain stasiun kerja untuk alat peraga visual display, untuk mengurangi ketidaknyamanan visual dan postur kerja. Desain perkakas kerja untuk mengurangi kelelahan kerja. Desain peletakan instrumen dan sistem pengendali agar didapat optimasi dalam proses transfer informasi sehingga dihasilkan suatu respon yang cepat dengan meminimumkan resiko kesalahan, dan meningkatkan efisiensi kerja dan hilangnya resiko kesehatan akibat metode kerja yang kurang tepat.
Peran ergonomi dalam kehidupan sehari-hari dapat dikelompokkan menjadi 3, yaitu:
1. Perancangan produk.
2. Meningkatkan keselamatan dan higiene kerja.
3. Meningkatkan produktivitas kerja.
Sasaran dari Ergonomi yaitu meningkatkan para pengguna agar dapat mencapai prestasi kerja yang tinggi dalam kondisi yang nyaman, aman dan tenteram. Adapun lingkup kajian Ergonomi dapat dikelompokkan dalam 4 bidang lingkup kajian, yaitu :
1. Display.
Display adalah alat yang menyajikan informasi tentang lingkungan yang dikomunikasikan dalam bentuk tanda-tanda atau lambang-lambang.
2. Kekuatan fisik manusia (Fisiologi).
Penelitian ini mencakup mengukur kekuatan/daya fisik manusia ketika bekerja dan mempelajari bagaimana cara kerja serta peralatan harus dirancang agar sesuai dengan kemampuan fisik manusia ketika melakukan aktifitas tersebut.
3. Ukuran/dimensi dari tempat kerja (antropometri).
Penelitian ini diarahkan untuk mendapatkan ukuran tempat kerja yang sesuai dengan ukuran tubuh manusia, dipelajari dalam antropometri.
4. Lingkungan fisik.
Penelitian ini berkenaan dengan perancangan kondisi lingkungan fisik dari ruangan dan fasilitas-fasilitas dimana manusia bekerja.
Contoh ergonomi dalam kehidupan manusia sehari-hari, misalnya :
Dalam penggunaan komputer tidak bisa dilepaskan dari penggunaan keyboard atau papan ketik. Untuk itu, penting bagi pengguna untuk memastikan papan ketik yang digunakan terasa nyaman. Sebaiknya ukuran tombol-tombol pada papan ketik tidak terlalu kecil dan ada jarak memadai sehingga antara satu tombol dan tombol lainnya tidak tampak sesak.
Dalam mengangkat beban berat yang terletak di lantai ,sebaiknya kita memperhatikan posisi kita saat mengambil barang tersebut. Sebaiknya kita mengambilnya dengan posisi jongkok. Daripada kita mengambilnya dengan posisi berdiri. Itu akan membuat kita semakin lelah dalam mengambil barang tersebut. Karena beban akan menumpuk di pinggul .
Untuk ibu rumah tangga, saat ini sudah tersedia peralatan rumah tangga yang membantu meringankan beban pekerjaan . Tadinya, ibu rumah tangga mencuci dengan cara dikucek dan menggunakan papan penggilesan. sekarang, tidak perlu lelah mencuci karena sudah tersedia mesin cuci untuk membantu meringan kan pekerjaannya .Peralatan dapur pun sudah dibuat seergonomis mungkin.
Adapun aspek psikologis yang ditimbulkan dari ergonomi itu sendiri. Orang akan menjadi lebih nyaman dalam melakukan pekerjaannya, selain itu orang tidak akan merasa lelah dengan pekerjaannya itu, dengan begitu perasaan orang tersebut akan merasa senang dan dapat lebih berpikir jernih dalam menghasilkan ide-ide baru untuk perkembangan usahanya dalam kehidupan sehari-hari.
Diposkan oleh wida siagian
Pengukuran kerja; memberikan pembelajaran praktis bagaimana menetapkan metode kerja, menetapkan performans rating, membuat peta proses, membuat peta kerja, melaksanakan pengukuran kerja dengan metode stop watch dan metode sampling kerja. Perancangan sistem kerja memberikan pembelajaran praktis sebagaimana merancang metode kerja, merancang stasiun kerja, merancang panel kontrol, merancang produk dan lain-lain sesuaim prisnsip kerja dan kondisi faal manusia, merancang sistem kerja, merancang komunikasi suara dll sesuai dengan prinsip kerja dan kondisi faal manusia. Aplikasi ergonomi dalam desain sistem kerja memberikan peranan penting dalam meningkatkan faktor keselamatan dan kesehatan kerja, misalnya: desain sistem kerja untuk mengurangi rasa nyeri dan ngilu pada sistem kerangka dan otot manusia. Desain stasiun kerja untuk alat peraga visual display, untuk mengurangi ketidaknyamanan visual dan postur kerja. Desain perkakas kerja untuk mengurangi kelelahan kerja. Desain peletakan instrumen dan sistem pengendali agar didapat optimasi dalam proses transfer informasi sehingga dihasilkan suatu respon yang cepat dengan meminimumkan resiko kesalahan, dan meningkatkan efisiensi kerja dan hilangnya resiko kesehatan akibat metode kerja yang kurang tepat.
Peran ergonomi dalam kehidupan sehari-hari dapat dikelompokkan menjadi 3, yaitu:
1. Perancangan produk.
2. Meningkatkan keselamatan dan higiene kerja.
3. Meningkatkan produktivitas kerja.
Sasaran dari Ergonomi yaitu meningkatkan para pengguna agar dapat mencapai prestasi kerja yang tinggi dalam kondisi yang nyaman, aman dan tenteram. Adapun lingkup kajian Ergonomi dapat dikelompokkan dalam 4 bidang lingkup kajian, yaitu :
1. Display.
Display adalah alat yang menyajikan informasi tentang lingkungan yang dikomunikasikan dalam bentuk tanda-tanda atau lambang-lambang.
2. Kekuatan fisik manusia (Fisiologi).
Penelitian ini mencakup mengukur kekuatan/daya fisik manusia ketika bekerja dan mempelajari bagaimana cara kerja serta peralatan harus dirancang agar sesuai dengan kemampuan fisik manusia ketika melakukan aktifitas tersebut.
3. Ukuran/dimensi dari tempat kerja (antropometri).
Penelitian ini diarahkan untuk mendapatkan ukuran tempat kerja yang sesuai dengan ukuran tubuh manusia, dipelajari dalam antropometri.
4. Lingkungan fisik.
Penelitian ini berkenaan dengan perancangan kondisi lingkungan fisik dari ruangan dan fasilitas-fasilitas dimana manusia bekerja.
Contoh ergonomi dalam kehidupan manusia sehari-hari, misalnya :
Dalam penggunaan komputer tidak bisa dilepaskan dari penggunaan keyboard atau papan ketik. Untuk itu, penting bagi pengguna untuk memastikan papan ketik yang digunakan terasa nyaman. Sebaiknya ukuran tombol-tombol pada papan ketik tidak terlalu kecil dan ada jarak memadai sehingga antara satu tombol dan tombol lainnya tidak tampak sesak.
Dalam mengangkat beban berat yang terletak di lantai ,sebaiknya kita memperhatikan posisi kita saat mengambil barang tersebut. Sebaiknya kita mengambilnya dengan posisi jongkok. Daripada kita mengambilnya dengan posisi berdiri. Itu akan membuat kita semakin lelah dalam mengambil barang tersebut. Karena beban akan menumpuk di pinggul .
Untuk ibu rumah tangga, saat ini sudah tersedia peralatan rumah tangga yang membantu meringankan beban pekerjaan . Tadinya, ibu rumah tangga mencuci dengan cara dikucek dan menggunakan papan penggilesan. sekarang, tidak perlu lelah mencuci karena sudah tersedia mesin cuci untuk membantu meringan kan pekerjaannya .Peralatan dapur pun sudah dibuat seergonomis mungkin.
Adapun aspek psikologis yang ditimbulkan dari ergonomi itu sendiri. Orang akan menjadi lebih nyaman dalam melakukan pekerjaannya, selain itu orang tidak akan merasa lelah dengan pekerjaannya itu, dengan begitu perasaan orang tersebut akan merasa senang dan dapat lebih berpikir jernih dalam menghasilkan ide-ide baru untuk perkembangan usahanya dalam kehidupan sehari-hari.
Diposkan oleh wida siagian
asal kata ergonomi
Ergonomi berasal dari dua kata Yunani yaitu ”Ergon” dan ”nomos” yang berarti kerja dan aturan. Ergonomi adalah ilmu mendesain pekerjaan, peralatan, dan tempat kerja agar sesuai dengan pekerja. Desain ergonomis yang tepat diperlukan untuk mencegah cedera regangan berulang, yang dapat berkembang dari waktu ke waktu dan dapat menyebabkan cacat jangka panjang. Ergonomi yang digunakan untuk memenuhi dua tujuan kesehatan dan produktivitas. Hal ini relevan dalam merancang hal-hal seperti mebel yang aman dan mudah digunakan antarmuka untuk mesin. Penetuan waktu standar ada beberapa cara yang bsa dilakukan antara lain dengan menggunakan dasar waktu yang pernah terjadi pada waktu yang lalu, bisa dengan melakukan penelitian khusus yaitu dengan menggunakan metode analisis gerak (motion study) dan Analiais waktu (time study). Analisis gerak meliputi string diagram, metode aliran proses dan simo (simultaneous motion chart), sedangkan analisis waktu meliputi waktu terpilih (selecting time), Performance rating, waktu cadangan (allowance time) dan waktu standar.
Agar terjadi effisiensi yang tinggi maka para pekerja harus dianalisa dan diperoleh standar gerak serta standar waktu yang diperlukan oleh pekerja dalam melakukan pekerjaannya. Untuk mendapatkan standar gerak dan standar waktu itu perlu dianalisa waktu dan geraknya di dalam melakukan pekerjaan. Analisa waktu ini akan menentukan berapa waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan.
Analisa gerak dan waktu itu merupakan penelitian atas suatu tugas tertentu yang sedang dilaksanakan oleh seorang pekerja demi meningkatkan effisiensinya dan mengukur atas waktu yang dipakai untuk melaksana pekerjaan. Dengan analisa tersebut akan dapat ditentukan standar yang nantinya dapat digunakan sebagai pedoman baik para pekerja raaupun pimpinan dalam menilai pekerjaan.(ILO, 1982: 1)
Analisa waktu adalah analisa dan penentuan waktu tugas kerja selama waktu tertentu agar bisa ditentukan waktu yang setepatnya diperlukan untuk melaksanakan tugas tersebut Analisa waktu ini dilakukan setelah ditentukan metode kerja yang baik, sehingga akan dapat ditentukan waktu-yang tepat pula.
Di dalam analisa waktu ini juga menentukan waktu kelonggaran yang digunakan oleh para pekerja. Setiap orang baik itu pekerja maupun pirapinan akan selalu berusaha untuk menyelesaikan pekerjaannya dengan sebaik-baiknya tanpa banyak mengeluarkan tenaga atau gerakan yang sebenarnya tidak perlu dilakukan dan waktu yang seefisien mungkin. Untuk dapat melakukan itu perlu adanya study gerak dan waktu yang akan dapat me- nentukan netode kerja yang baik yang harus dilakukan dan juga dapat menentukan waktu standar. Dengan menentukan waktu normal dan waktu allowance, maka akan dapat diketahui waktu standar, karena waktu standar merupakan penjumlahan antara waktu normal dengan waktu allowance. Waktu normal adalah waktu yang diperlukan oleh karyawan normal untuk menyelesaikan aatu unit pekerjaan, tanpa adanya cadangan waktu apablla terdapat kerusakan-kerusakan kecil, penundaan proses. Dengan demikian waktu normal ini merupakan hasil perkalian antara selected operating time (waktu kerja yang terpilih) dengan performance rating (menaksir nilai kecepatan).
Waktu kerja yang terpilih adalah waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan yang dipilih, dan pekerja yang dipilih sebagai sample adalah pekerja yang mempunyai ketrampilan dan kecakapan dalam bekerja. Performance rating ini ditentukan karena setiap karyawan mempunyai kecakapan dan ketrampilan yang berbeda, sedangkan waktu allowance adalah waktu yang dipakai oleh pekerja untuk kepentingan pribadi yang dapat ditolerir dan juga menentukan waktu penundaan dalam menyelesaikan kegiatan.
1 . Penelitian Gerak
A. Pengertian Penelitian Gerak
Penelitian gerak ini juga soring di;sebut penelitian metode. Sebenarnya pengertian gerak dan metode ini sama karena melakukan penelitian tentang gerak para pekerja dalam melakukan suatu kegiatan, dengan penelitian ini akan dicari tentang gerak- gerak mana yang efisien dan gerakan-gerakan mana yang tidak perlu dilakukan.
Penelitian gerak atau penelitian metode adalah pencatatan secara sistematik dan perameriksaan dengan seksama mengenai cara-cara yang berlaku atau diusulkan untuk melaksanakan kerja, sebagai suatu jalan untuk memperkembangkan dan menerapkan metode yang lebih mudah dan lebih efektif serta dapat menekan biaya.
Melihat dari arti penelitian metode atau gerak tersebut, sangat perlu sekali dilakukan oleh pemimpin perusahaan, karena akan dapat membantu pemimpin dalam mengawasi para pekerja dalam melakukan aktiivitasnya. Dengan melakukan penelitian tersebut dapat disusun proses produksi yang lebih efisien, sehingga akan dapat menghemat tenaga dan waktu dalam menyelesaikan produk.
sumber : wikipedia
Agar terjadi effisiensi yang tinggi maka para pekerja harus dianalisa dan diperoleh standar gerak serta standar waktu yang diperlukan oleh pekerja dalam melakukan pekerjaannya. Untuk mendapatkan standar gerak dan standar waktu itu perlu dianalisa waktu dan geraknya di dalam melakukan pekerjaan. Analisa waktu ini akan menentukan berapa waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan.
Analisa gerak dan waktu itu merupakan penelitian atas suatu tugas tertentu yang sedang dilaksanakan oleh seorang pekerja demi meningkatkan effisiensinya dan mengukur atas waktu yang dipakai untuk melaksana pekerjaan. Dengan analisa tersebut akan dapat ditentukan standar yang nantinya dapat digunakan sebagai pedoman baik para pekerja raaupun pimpinan dalam menilai pekerjaan.(ILO, 1982: 1)
Analisa waktu adalah analisa dan penentuan waktu tugas kerja selama waktu tertentu agar bisa ditentukan waktu yang setepatnya diperlukan untuk melaksanakan tugas tersebut Analisa waktu ini dilakukan setelah ditentukan metode kerja yang baik, sehingga akan dapat ditentukan waktu-yang tepat pula.
Di dalam analisa waktu ini juga menentukan waktu kelonggaran yang digunakan oleh para pekerja. Setiap orang baik itu pekerja maupun pirapinan akan selalu berusaha untuk menyelesaikan pekerjaannya dengan sebaik-baiknya tanpa banyak mengeluarkan tenaga atau gerakan yang sebenarnya tidak perlu dilakukan dan waktu yang seefisien mungkin. Untuk dapat melakukan itu perlu adanya study gerak dan waktu yang akan dapat me- nentukan netode kerja yang baik yang harus dilakukan dan juga dapat menentukan waktu standar. Dengan menentukan waktu normal dan waktu allowance, maka akan dapat diketahui waktu standar, karena waktu standar merupakan penjumlahan antara waktu normal dengan waktu allowance. Waktu normal adalah waktu yang diperlukan oleh karyawan normal untuk menyelesaikan aatu unit pekerjaan, tanpa adanya cadangan waktu apablla terdapat kerusakan-kerusakan kecil, penundaan proses. Dengan demikian waktu normal ini merupakan hasil perkalian antara selected operating time (waktu kerja yang terpilih) dengan performance rating (menaksir nilai kecepatan).
Waktu kerja yang terpilih adalah waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan yang dipilih, dan pekerja yang dipilih sebagai sample adalah pekerja yang mempunyai ketrampilan dan kecakapan dalam bekerja. Performance rating ini ditentukan karena setiap karyawan mempunyai kecakapan dan ketrampilan yang berbeda, sedangkan waktu allowance adalah waktu yang dipakai oleh pekerja untuk kepentingan pribadi yang dapat ditolerir dan juga menentukan waktu penundaan dalam menyelesaikan kegiatan.
1 . Penelitian Gerak
A. Pengertian Penelitian Gerak
Penelitian gerak ini juga soring di;sebut penelitian metode. Sebenarnya pengertian gerak dan metode ini sama karena melakukan penelitian tentang gerak para pekerja dalam melakukan suatu kegiatan, dengan penelitian ini akan dicari tentang gerak- gerak mana yang efisien dan gerakan-gerakan mana yang tidak perlu dilakukan.
Penelitian gerak atau penelitian metode adalah pencatatan secara sistematik dan perameriksaan dengan seksama mengenai cara-cara yang berlaku atau diusulkan untuk melaksanakan kerja, sebagai suatu jalan untuk memperkembangkan dan menerapkan metode yang lebih mudah dan lebih efektif serta dapat menekan biaya.
Melihat dari arti penelitian metode atau gerak tersebut, sangat perlu sekali dilakukan oleh pemimpin perusahaan, karena akan dapat membantu pemimpin dalam mengawasi para pekerja dalam melakukan aktiivitasnya. Dengan melakukan penelitian tersebut dapat disusun proses produksi yang lebih efisien, sehingga akan dapat menghemat tenaga dan waktu dalam menyelesaikan produk.
sumber : wikipedia
pengertian ergonomi
Ergonomi adalah ilmu mendesain pekerjaan, peralatan, dan tempat kerja agar sesuai dengan pekerja. Desain ergonomis yang tepat diperlukan untuk mencegah cedera regangan berulang, yang dapat berkembang dari waktu ke waktu dan dapat menyebabkan cacat jangka panjang. The International Ergonomics Association mendefinisikan ergonomi sebagai berikut:
• Ergonomi (atau faktor manusia) adalah disiplin ilmu yang bersangkutan dengan pemahaman manusia dan interaksi di antara unsur-unsur lain dari sistem, dan profesi yang berlaku teori, prinsip, data dan metode untuk desain agar dapat mengoptimalkan kesejahteraan manusia dan sistem secara keseluruhan kinerja.
• Ergonomi yang digunakan untuk memenuhi dua tujuan kesehatan dan produktivitas. Hal ini relevan dalam merancang hal-hal seperti mebel yang aman dan mudah digunakan antarmuka untuk mesin.
Sebuah studi gerak dan waktu (atau studi tentang gerak-waktu) adalah sebuah usaha efisiensi teknik Timne Studi menggabungkan karya Frederick Winslow Taylor dengan Studi Gerak karya Frank dan Lillian Gilbreth (jangan dikelirukan dengan anak mereka, paling dikenal melalui biografi film dan buku 1950 Cheaper by the Dozen).
Sebuah studi gerak dan waktu akan digunakan untuk mengurangi jumlah gerakan dalam menyelenggarakan tugas untuk meningkatkan.
The Gilbreths mengembangkan apa yang mereka sebut therbligs ( “therblig” menjadi “Gilbreth” yang dieja terbalik), sebuah skema klasifikasi yang terdiri dari 18 dasar gerakan tangan. 1920 Frank B. dan Lillian Gilbreth mengembangkan studi waktu dan gerak. The Gilbreths menunjukkan pentingnya lingkungan kerja total dengan mengurangi gerakan yang tidak perlu.
Metode untuk menentukan karyawan produktivitas standar. Suatu kompleks tugas ini dibagi menjadi kecil, langkah-langkah sederhana, urutan gerakan yang diambil oleh karyawan dalam melaksanakan langkah-langkah secara cermat diamati untuk mendeteksi dan menghilangkan mubazir atau sia-sia gerak, dan tepat waktu yang dibutuhkan untuk setiap gerakan yang benar diukur. Dari pengukuran produksi dan waktu pengiriman dan harga dapat dihitung dan skema insentif dapat dibuat. Umumnya yang tepat berulang-ulang hanya untuk tugas-tugas, waktu dan studi gerakan yang dipelopori oleh US industri insinyur Frederick Winslow Taylor (1856-1915) dan dikembangkan oleh para suami dan istri tim Frank Gilbreth (1868-1924) dan Dr Lillian Gilbreth (1878-1972).
Pengukuran kerja; memberikan pembelajaran praktis bagaimana menetapkan metode kerja, menetapkan performans rating, membuat peta proses, membuat peta kerja, melaksanakan pengukuran kerja dengan metode stop watch dan metode sampling kerja. Perancangan sistem kerja memberikan pembelajaran praktis sebagaimana merancang metode kerja, merancang stasiun kerja, merancang panel kontrol, merancang produk dan lain-lain sesuaim prisnsip kerja dan kondisi faal manusia, merancang sistem kerja, merancang komunikasi suara dll sesuai dengan prinsip kerja dan kondisi faal manusia.
sumber : wikipedia
• Ergonomi (atau faktor manusia) adalah disiplin ilmu yang bersangkutan dengan pemahaman manusia dan interaksi di antara unsur-unsur lain dari sistem, dan profesi yang berlaku teori, prinsip, data dan metode untuk desain agar dapat mengoptimalkan kesejahteraan manusia dan sistem secara keseluruhan kinerja.
• Ergonomi yang digunakan untuk memenuhi dua tujuan kesehatan dan produktivitas. Hal ini relevan dalam merancang hal-hal seperti mebel yang aman dan mudah digunakan antarmuka untuk mesin.
Sebuah studi gerak dan waktu (atau studi tentang gerak-waktu) adalah sebuah usaha efisiensi teknik Timne Studi menggabungkan karya Frederick Winslow Taylor dengan Studi Gerak karya Frank dan Lillian Gilbreth (jangan dikelirukan dengan anak mereka, paling dikenal melalui biografi film dan buku 1950 Cheaper by the Dozen).
Sebuah studi gerak dan waktu akan digunakan untuk mengurangi jumlah gerakan dalam menyelenggarakan tugas untuk meningkatkan.
The Gilbreths mengembangkan apa yang mereka sebut therbligs ( “therblig” menjadi “Gilbreth” yang dieja terbalik), sebuah skema klasifikasi yang terdiri dari 18 dasar gerakan tangan. 1920 Frank B. dan Lillian Gilbreth mengembangkan studi waktu dan gerak. The Gilbreths menunjukkan pentingnya lingkungan kerja total dengan mengurangi gerakan yang tidak perlu.
Metode untuk menentukan karyawan produktivitas standar. Suatu kompleks tugas ini dibagi menjadi kecil, langkah-langkah sederhana, urutan gerakan yang diambil oleh karyawan dalam melaksanakan langkah-langkah secara cermat diamati untuk mendeteksi dan menghilangkan mubazir atau sia-sia gerak, dan tepat waktu yang dibutuhkan untuk setiap gerakan yang benar diukur. Dari pengukuran produksi dan waktu pengiriman dan harga dapat dihitung dan skema insentif dapat dibuat. Umumnya yang tepat berulang-ulang hanya untuk tugas-tugas, waktu dan studi gerakan yang dipelopori oleh US industri insinyur Frederick Winslow Taylor (1856-1915) dan dikembangkan oleh para suami dan istri tim Frank Gilbreth (1868-1924) dan Dr Lillian Gilbreth (1878-1972).
Pengukuran kerja; memberikan pembelajaran praktis bagaimana menetapkan metode kerja, menetapkan performans rating, membuat peta proses, membuat peta kerja, melaksanakan pengukuran kerja dengan metode stop watch dan metode sampling kerja. Perancangan sistem kerja memberikan pembelajaran praktis sebagaimana merancang metode kerja, merancang stasiun kerja, merancang panel kontrol, merancang produk dan lain-lain sesuaim prisnsip kerja dan kondisi faal manusia, merancang sistem kerja, merancang komunikasi suara dll sesuai dengan prinsip kerja dan kondisi faal manusia.
sumber : wikipedia
self disclosure
Self-disclosure
Self-disclosure atau pengungkapan diri dapat terjadi dalam segala bentuk komunikasi, bukan hanya komunikasi interpersonal melalui tatap muka atau face to face dan hanya dengan orang-orang yang dekat atau yang kita kenal saja. Self-disclosure dapat juga terjadi melalui internet. Melalui sebuah penelitian menemukan bahwa self-disclosure bahkan secara kuantitas dan kualitas terjadi pada saat seseorang melakukan komunikasi online daripada interaksi face to face. ”Pengertian self-disclosure yaitu mengkomunikasikan informasi-informasi tentang diri seseorang kepada orang lain”. Levin dan Joinson (Dalam Aiman, 2008)
Ketika seseorang melakukan komunikasi antar pribadi secara tatap muka, bahasa verbal dan non verbal saling berkaitan satu sama lain dan tidak dapat dipisahkan. Bahkan, bahasa non verbal seperti mimik atau ekspresi wajah dan body language yang tanpa sadar atau tanpa sengaja dilakukan, dapat memberikan arti yang lebih daripada kata-kata yang diucapkan pada saat itu. Dengan kata lain, bahasa non-verbal menggambarkan perasaan seseorang yang sesungguhnya pada saat itu. Sedangkan dalam komunikasi antar pribadi melalui dunia maya adalah proses komunikasi yang terjadi dengan dimediasi oleh alat, yaitu komputer atau medium lain, dimana tidak terjadi komunikasi face to face atau tatap muka secara langsung. Hal tersebut menjadikan komunikasi verbal sebagai satu-satunya bentuk komunikasi yang paling efektif dalam komunikasi antar pribadi melalui medium internet. Karena bentuk komunikasi yang dimediasi oleh alat inilah, seseorang menjadi lebih merasa “berani” dan “bebas” mengungkapkan apa saja yang diinginkannya, tanpa khawatir adanya punishment dari lawan bicaranya, ketika seseorang mengungkap dirinya melalui komunikasi online. ”Penelitian menemukan bahwa self-disclosure lebih cepat terjadi dan dalam level yang tinggi dalam komunikasi antar pribadi melalui internet (online communication) daripada dalam komunikasi face to face atau tatap muka.”
sumber : wikipedia
Self-disclosure atau pengungkapan diri dapat terjadi dalam segala bentuk komunikasi, bukan hanya komunikasi interpersonal melalui tatap muka atau face to face dan hanya dengan orang-orang yang dekat atau yang kita kenal saja. Self-disclosure dapat juga terjadi melalui internet. Melalui sebuah penelitian menemukan bahwa self-disclosure bahkan secara kuantitas dan kualitas terjadi pada saat seseorang melakukan komunikasi online daripada interaksi face to face. ”Pengertian self-disclosure yaitu mengkomunikasikan informasi-informasi tentang diri seseorang kepada orang lain”. Levin dan Joinson (Dalam Aiman, 2008)
Ketika seseorang melakukan komunikasi antar pribadi secara tatap muka, bahasa verbal dan non verbal saling berkaitan satu sama lain dan tidak dapat dipisahkan. Bahkan, bahasa non verbal seperti mimik atau ekspresi wajah dan body language yang tanpa sadar atau tanpa sengaja dilakukan, dapat memberikan arti yang lebih daripada kata-kata yang diucapkan pada saat itu. Dengan kata lain, bahasa non-verbal menggambarkan perasaan seseorang yang sesungguhnya pada saat itu. Sedangkan dalam komunikasi antar pribadi melalui dunia maya adalah proses komunikasi yang terjadi dengan dimediasi oleh alat, yaitu komputer atau medium lain, dimana tidak terjadi komunikasi face to face atau tatap muka secara langsung. Hal tersebut menjadikan komunikasi verbal sebagai satu-satunya bentuk komunikasi yang paling efektif dalam komunikasi antar pribadi melalui medium internet. Karena bentuk komunikasi yang dimediasi oleh alat inilah, seseorang menjadi lebih merasa “berani” dan “bebas” mengungkapkan apa saja yang diinginkannya, tanpa khawatir adanya punishment dari lawan bicaranya, ketika seseorang mengungkap dirinya melalui komunikasi online. ”Penelitian menemukan bahwa self-disclosure lebih cepat terjadi dan dalam level yang tinggi dalam komunikasi antar pribadi melalui internet (online communication) daripada dalam komunikasi face to face atau tatap muka.”
sumber : wikipedia
hambatan proses komunikasi
Hambatan dari Proses Komunikasi, yaitu :
a. Hambatan dari pengirim pesan, misalnya pesan yang akan disampaikan belum jelas bagi dirinya atau pengirim pesan, hal ini dipengaruhi oleh perasaan atau situasi emosional.
b. Hambatan dalam penyandian atau symbol. Hal ini dapat terjadi karena bahasa yang dipergunakan tidak jelas sehingga mempunyai arti lebih dari satu, simbol yang dipergunakan antara si pengirim dan penerima tidak sama atau bahasa yang dipergunakan terlalu sulit.
c. Hambatan media, adalah hambatan yang terjadi dalam penggunaan media komunikasi, misalnya gangguan suara radio dan aliran listrik sehingga tidak dapat mendengarkan pesan.
d. Hambatan dalam bahasa sandi. Hambatan terjadi dalam menafsirkan sandi oleh si penerima.
e. Hambatan fisik dapat mengganggu komunikasi yang efektif, cuaca gangguan alat komunikasi, dan lain lain, misalnya: gangguan kesehatan, gangguan alat komunikasi dan sebagainya.
f. Hambatan Psikologis. Hambatan psikologis dan sosial kadang-kadang mengganggu komunikasi, misalnya; perbedaan nilai-nilai serta harapan yang berbeda antara pengirimdan penerima pesan.
sumber : wikipedia
a. Hambatan dari pengirim pesan, misalnya pesan yang akan disampaikan belum jelas bagi dirinya atau pengirim pesan, hal ini dipengaruhi oleh perasaan atau situasi emosional.
b. Hambatan dalam penyandian atau symbol. Hal ini dapat terjadi karena bahasa yang dipergunakan tidak jelas sehingga mempunyai arti lebih dari satu, simbol yang dipergunakan antara si pengirim dan penerima tidak sama atau bahasa yang dipergunakan terlalu sulit.
c. Hambatan media, adalah hambatan yang terjadi dalam penggunaan media komunikasi, misalnya gangguan suara radio dan aliran listrik sehingga tidak dapat mendengarkan pesan.
d. Hambatan dalam bahasa sandi. Hambatan terjadi dalam menafsirkan sandi oleh si penerima.
e. Hambatan fisik dapat mengganggu komunikasi yang efektif, cuaca gangguan alat komunikasi, dan lain lain, misalnya: gangguan kesehatan, gangguan alat komunikasi dan sebagainya.
f. Hambatan Psikologis. Hambatan psikologis dan sosial kadang-kadang mengganggu komunikasi, misalnya; perbedaan nilai-nilai serta harapan yang berbeda antara pengirimdan penerima pesan.
sumber : wikipedia
teori kultivasi
1. Teori Kultivasi
Teori kultivasi (cultivation theory) pertama kali dikenalkan oleh Profesor George Gerbner (1976) ketika ia menjadi dekan Annenberg School of Communication di Universitas Pennsylvania Amerika Serikat (AS). Tulisan pertama yang memperkenalkan teori ini adalah “Living with Television: The Violenceprofile”, Journal of Communication. Awalnya, ia melakukan penelitian tentang “Indikator Budaya” dipertengahan tahun 60-an untuk mempelajari pengaruh menonton televisi. Dengan kata lain, ia ingin mengetahui dunia nyata seperti apa yang dibayangkan, dipersepsikan oleh penonton televisi itu?. Itu juga bisa dikatakan bahwa penelitian kultivasi yang dilakukannya lebih menekankan pada “dampak”. Menurut teori kultivasi ini, televisi menjadi media atau alat utama dimana para penonton televisi itu belajar tentang masyarakat dan kultur dilingkungannya. Dengan kata lain, persepsi apa yang terbangun di benak Anda tentang masyarakat dan budaya sangat ditentukan oleh televisi. Ini artinya, melalui kontak Anda dengan televisi Anda belajar tentang dunia, orang-orangnya, nilai-nilainya serta adat kebiasannya.
Teori kultivasi ini di awal perkembangannya lebih memfokuskan kajiannya pada studi televisi dan audience, khususnya memfokuskan pada thema-thema kekerasan di televisi. Tetapi dalam perkembangannya, ia juga bisa digunakan untuk kajian di luar thema kekerasan. Misalnya, seorang mahasiswa Amerika di sebuah Universitas pernah mengadakan pengamatan tentang para pecandu opera sabun (heavy soap opera). Mereka yang tergolong pecandu opera sabun tersebut lebih memungkinkan melakukan affairs (menyeleweng), bercerai dan menggugurkan kandungan dari pada mereka yang bukan termasuk kecanduan opera sabun.
Penelitian kultivasi menekankan bahwa media massa sebagai agen sosalisasi dan menyelidiki apakah penonton televisi itu lebih mempercayai apa yang disajikan televisi daripada apa yan mereka lihat sesungguhnya. Gerbner dan kawan-kawannya melihat bahwa film drama yang disajikan di televisi mempunyai sedikit pengaruh tetapi sangat penting di dalam mengubah sikap, kepercayaan, pandangan penonton yang berhubungan dengan lingkungan sosialnya.
sumber : wikipedia
Teori kultivasi (cultivation theory) pertama kali dikenalkan oleh Profesor George Gerbner (1976) ketika ia menjadi dekan Annenberg School of Communication di Universitas Pennsylvania Amerika Serikat (AS). Tulisan pertama yang memperkenalkan teori ini adalah “Living with Television: The Violenceprofile”, Journal of Communication. Awalnya, ia melakukan penelitian tentang “Indikator Budaya” dipertengahan tahun 60-an untuk mempelajari pengaruh menonton televisi. Dengan kata lain, ia ingin mengetahui dunia nyata seperti apa yang dibayangkan, dipersepsikan oleh penonton televisi itu?. Itu juga bisa dikatakan bahwa penelitian kultivasi yang dilakukannya lebih menekankan pada “dampak”. Menurut teori kultivasi ini, televisi menjadi media atau alat utama dimana para penonton televisi itu belajar tentang masyarakat dan kultur dilingkungannya. Dengan kata lain, persepsi apa yang terbangun di benak Anda tentang masyarakat dan budaya sangat ditentukan oleh televisi. Ini artinya, melalui kontak Anda dengan televisi Anda belajar tentang dunia, orang-orangnya, nilai-nilainya serta adat kebiasannya.
Teori kultivasi ini di awal perkembangannya lebih memfokuskan kajiannya pada studi televisi dan audience, khususnya memfokuskan pada thema-thema kekerasan di televisi. Tetapi dalam perkembangannya, ia juga bisa digunakan untuk kajian di luar thema kekerasan. Misalnya, seorang mahasiswa Amerika di sebuah Universitas pernah mengadakan pengamatan tentang para pecandu opera sabun (heavy soap opera). Mereka yang tergolong pecandu opera sabun tersebut lebih memungkinkan melakukan affairs (menyeleweng), bercerai dan menggugurkan kandungan dari pada mereka yang bukan termasuk kecanduan opera sabun.
Penelitian kultivasi menekankan bahwa media massa sebagai agen sosalisasi dan menyelidiki apakah penonton televisi itu lebih mempercayai apa yang disajikan televisi daripada apa yan mereka lihat sesungguhnya. Gerbner dan kawan-kawannya melihat bahwa film drama yang disajikan di televisi mempunyai sedikit pengaruh tetapi sangat penting di dalam mengubah sikap, kepercayaan, pandangan penonton yang berhubungan dengan lingkungan sosialnya.
sumber : wikipedia
gelombang
Gelombang adalah getaran yang merambat. Bentuk ideal dari suatu gelombang akan mengikuti gerak sinusoide. Selain radiasi elektromagnetik, dan mungkin radiasi gravitasional, yang bisa berjalan lewat vakum, gelombang juga terdapat pada medium(yang karena perubahan bentuk dapat menghasilkan gaya memulihkan yang lentur) di mana mereka dapat berjalan dan dapat memindahkan energi dari satu tempat kepada lain tanpa mengakibatkan partikel medium berpindah secara permanen; yaitu tidak ada perpindahan secara masal. Malahan, setiap titik khusus berosilasi di sekitar satu posisi tertentu.
Suatu medium disebut:
1. linear jika gelombang yang berbeda di semua titik tertentu di medium bisa dijumlahkan,
2. terbatas jika terbatas, selain itu disebut tak terbatas
3. seragam jika ciri fisiknya tidak berubah pada titik yang berbeda
4. isotropik jika ciri fisiknya "sama" pada arah yang berbeda
*Gelombang Bunyi
Gelombang bunyi terdiri dari molekul-molekul udara yang bergetar maju-mundur. Tiap saat, molekul-molekul itu berdesakan di beberapa tempat, sehingga menghasilkan wilayah tekanan tinggi, tapi di tempat lain merenggang, sehingga menghasilkan wilayah tekanan rendah. Gelombang bertekanan tinggi dan rendah secara bergantian bergerak di udara, menyebar dari sumber bunyi. Gelombang bunyi ini menghantarkan bunyi ke telinga manusia,Gelombang bunyi adalah gelombang longitudinal.
sumber : wikipedia
Suatu medium disebut:
1. linear jika gelombang yang berbeda di semua titik tertentu di medium bisa dijumlahkan,
2. terbatas jika terbatas, selain itu disebut tak terbatas
3. seragam jika ciri fisiknya tidak berubah pada titik yang berbeda
4. isotropik jika ciri fisiknya "sama" pada arah yang berbeda
*Gelombang Bunyi
Gelombang bunyi terdiri dari molekul-molekul udara yang bergetar maju-mundur. Tiap saat, molekul-molekul itu berdesakan di beberapa tempat, sehingga menghasilkan wilayah tekanan tinggi, tapi di tempat lain merenggang, sehingga menghasilkan wilayah tekanan rendah. Gelombang bertekanan tinggi dan rendah secara bergantian bergerak di udara, menyebar dari sumber bunyi. Gelombang bunyi ini menghantarkan bunyi ke telinga manusia,Gelombang bunyi adalah gelombang longitudinal.
sumber : wikipedia
KONDISI LINGKUNGAN STRATEGIS
Dalam upaya meningkatkan pelayanan terhadap kebutuhan data dan informasi bagi pengguna, ternyata masih banyak kendala yang dihadapi oleh Pusat Data dan Informasi Pertanian, terutama dalam menyajikan data yang berkualitas, seperti tingkat akurasi, ketepatan dan kecepatan penyajian data. Seringkali data statistik produksi suatu komoditas pertanian menurut data meningkat namun dalam kenyataan di lapang ketersediaan justru menipis yang ditandai meningkatnya harga komoditas tersebut.
Untuk memahami permasalahan yang ada, maka pemetaan lingkungan strategis perlu dilakukan baik dari lingkungan ekstenal menyangkut peluang dan ancaman maupun lingkungan internal terkait dengan kekuatan dan kelemahan yang ada. Secara rinci kondisi lingkungan strategis Pusat Data dan Informasi Pertanian diuraikan sebagai berikut.
a. Lingkungan Eksternal
*Peluang ( Opportunity )
Tingginya kebutuhan data dan informasi yang berkualitas.
Dalam era yang kompetitif saat ini, hampir semua organisasi baik organisasi nirlaba maupun organisasi bisnis menentukan rencana strategis guna mengantisipasi perubahan-perubahan lingkungan yang akan terjadi dimasa mendatang. Sementara dalam menentukan rencana strategis yang efektif sangat ditentukan oleh data dan informasi yang berkualitas sebagai dasar. Tidak terkecuali Departemen Pertanian yang pada dasarnya dalam pembangunan pertanian diarahkan menuju sasaran tercapainya kesejahteraan petani, maka tersedianya data dan informasi yang berkualitas baik sisi hulu maupun hilir sangat dibutuhkan.
Pusat Data dan Informasi Pertanian mempunyai peluang yang besar untuk turut berpartisipasi mensukseskan pembangunan pertanian melalui penyediaan data dan informasi yang berkualitas.
Perkembangan dan kemajuan teknologi informasi
Di sektor agribisnis masing-masing kelompok pelaku usaha memiliki ketimpangan yang tajam dalam mengakses informasi. Akibatnya terjadi perbedaan yang besar dalam tingkat profitabilitas yang diperoleh masing-masing kelompok tersebut. Petani on farm pada umumnya paling menderita dengan margin keuntungan paling kecil, sementara keuntungan paling besar dinikmati oleh pedagang besar yang pada umumnya bukan petani. Hal ini karena pedagang besar mampu mengakses informasi secara cepat, sehingga setiap perubahan yang terjadi dapat segera direspon.
Departemen Pertanian, dalam hal ini Pusat Data dan Informasi Pertanian harus mampu mengurangi kesenjangan akses informasi yang terjadi. Perkembangan dan kemajuan di bidang teknologi informasi merupakan peluang yang besar untuk memfasilitasi para pelaku agribisnis pada posisi tawar yang sama dengan menyediakan sistem informasi yang mudah diakses oleh para pelaku tersebut.
Adanya potensi mengintegrasikan data dan informasi pusat dan daerah Otonomi daerah menyebabkan semakin meningkatkan kompetisi antar daerah dalam memperdagangkan sumberdaya yang dihasilkan termasuk produk pertanian, juga dalam menarik minat investor untuk datang ke daerah tersebut. Dalam upaya meningkatkan daya saing, daerah membutuhkan informasi yang ada di pusat sebagai pintu gerbang pertama informasi, pada sisi lain pusat memerlukan data sumberdaya yang dimiliki oleh daerah sebagai dasar dalam perencanaan.
Kebijakan dalam pelaksanaan Inpres No. 3 Tahun 2003 mengenai E-Goverment
Lembaga pemerintah diharuskan menyediakan layanan on line system dalam upaya menciptakan good government, yaitu untuk meningkatkan pelayanan pada publik. E- government, dalam pelaksanaannya melalui 4 tahap:
1. Penyajian Web Site.
2. Interaksi: Komunikasi antara masyarakat dengan pemerintah menggunakan fasilitas internet/ komputer.
3. Transaksi: Transaksi melalui internet/komputer
4. Transformasi: Segala tata cara pemerintahan dilaksanakan dengan memanfaatkan teknologi informasi
b. Hambatan ( Threats )
*Kelembagaan pengelola data di daerah tidak seragam
Otonomi Daerah menyebabkan kelembagaan di daerah menjadi beragam. Dinas di daerah tidak lagi terbagi ke dalam sub sektor melainkan gabungan beberapa sub sektor, bahkan gabungan dari sektor, seperti Dinas Pertanian dan Kehutanan. Kondisi ini paling tidak menghambat dalam melakukan koordinasi dalam melakukan kegiatan perstatistikan. Disamping itu struktur kelembagaan di daerah banyak mengalami perubahan, sementara masalah perstatistikan kurang menjadi prioritas, sehingga struktur fungsional yang mengelola perstatistikan semakin mengecil bahkan cenderung tidak jelas.
Kurangnya dukungan dan komitmen pimpinan terhadap masalah perstatistikan dan sistem informasi.Daerah menempatkan prioritas tinggi terhadap kegiatan yang mempunyai konstribusi terhadap peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD), sementara kegiatan perstatistikan dianggap tidak mempunyai konstribusi secara langsung terhadap PAD, akibatnya kegiatan perstatistikan sering diabaikan.
Upaya peningkatan kualitas data yang dilakukan oleh Pusat Data dan Informasi Pertanian melalui berbagai kegiatan yang dilakukan setiap tahun, seringkali kurang mendapat respon yang memadai, terutama karena daerah tidak menyediakan anggaran untuk kegiatan tersebut.
Kompetensi Pengelola Perstatistikan kurang.
Otonomi Daerah tidak saja menyebabkan semakin beragamnya kelembagaan di daerah, juga wilayah yang ada menjadi bertambah (mekar). Pemekaran wilayah tidak sejalan dengan sumberdaya manusia yang tersedia baik secara kualitas maupun kuantitas. Beberapa wilayah, terutama di tingkat kecamatan tidak memiliki petugas pengumpul data. Demikian pula di tingkat kabupaten dan propinsi pemekaran wilayah dan semakin beragamnya kelembagaan yang ada, menyebabkan tenaga pengelola perstatistikan seringkali diisi oleh tenaga yang tidak memiliki kompetensi perstatistikan. Akibatnya berbagai langkah untuk memperbaiki perstatistikan dan sistem informasi sangat lambat mencapai kemajuan.
Pengelola Perstatistikan Kurang Terpadu.
Pengelolaan perstatistikan pada berbagai tingkatan masih belum terkoordinasi secara baik. Kegiatan perstatistikan banyak yang tumpang tindih satu dengan yang lain dan cenderung berjalan sendiri-sendiri. Akibatnya kemampuan sumberdaya yang ada tidak focus dalam upaya meningkatkan kualitas perstatistikan yang ada saat ini.
c. Lingkungan Internal
*Kekuatan ( Strength )
Tersedianya jaringan komputer dan sistem informasi, Pusat Data dan Informasi Pertanian memiliki fasilitas jaringan komputer dan sistem informasi yang memadai. Fasilitas ini sangat menunjang tercapainya pelayanan yang efektif dan efisien atas kebutuhan data dan informasi yang diperlukan pengguna.
Memiliki eksistensi kelembagaan yang kuat, Pusat Data dan Informasi Pertanian sebagai unit Eselon II di bawah Menteri Pertanian dengan pembinaan administrasi oleh Sekretariat Jenderal di Departemen Pertanian mempunyai posisi tawar yang strategis untuk melakukan pengelolaan data yang baik. Dengan kedudukannya yang tidak dipengaruhi oleh unit teknis Eselon I, maka Pusat Data dan Informasi Pertanian akan mampu melakukan pengelolaan data secara obyektif, tanpa memiliki konflik kepentingan terhadap keragaan data yang disajikan. Posisi ini merupakan kekuatan untuk menjadi penyedia data yang berkualitas bagi penyusunan rencana strategis pembangunan pertanian.
Dukungan pimpinan, Komitmen pimpinan untuk menjadikan Pusat Data dan Informasi Pertanian sebagai organisasi yang berkompeten dalam perstatistikan dan sistem informasi, merupakan modal dasar yang dapat digunakan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya.
Konsolidasi internal dengan memberikan pendidikan formal setingkat Strata 2 di bidang statistik dan sistem informasi pada sebagian besar tenaga pelaksana di Pusat Data dan Informasi Pertanian merupakan langkah yang nyata dalam membangun kompetensi.
Kualitas sumberdaya manusia, Kondisi tenaga pelaksana di Pusat Data dan Informasi Pertanian sebagian besar berpendidikan Strata 1 dan Strata 2, baik dalam bidang administrasi, statistik dan sistem informasi. Hal ini merupakan kekuatan pendorong untuk menjadikan Pusat Data dan Informasi Pertanian sebagai organisasi yang berkompeten dalam melaksanakan tugas dan fungsi sebagai penyedia data dan informasi bagi stakeholders .
sumber :
http://www.deptan.go.id/pusdatin/renstra/renstra5.htm
Untuk memahami permasalahan yang ada, maka pemetaan lingkungan strategis perlu dilakukan baik dari lingkungan ekstenal menyangkut peluang dan ancaman maupun lingkungan internal terkait dengan kekuatan dan kelemahan yang ada. Secara rinci kondisi lingkungan strategis Pusat Data dan Informasi Pertanian diuraikan sebagai berikut.
a. Lingkungan Eksternal
*Peluang ( Opportunity )
Tingginya kebutuhan data dan informasi yang berkualitas.
Dalam era yang kompetitif saat ini, hampir semua organisasi baik organisasi nirlaba maupun organisasi bisnis menentukan rencana strategis guna mengantisipasi perubahan-perubahan lingkungan yang akan terjadi dimasa mendatang. Sementara dalam menentukan rencana strategis yang efektif sangat ditentukan oleh data dan informasi yang berkualitas sebagai dasar. Tidak terkecuali Departemen Pertanian yang pada dasarnya dalam pembangunan pertanian diarahkan menuju sasaran tercapainya kesejahteraan petani, maka tersedianya data dan informasi yang berkualitas baik sisi hulu maupun hilir sangat dibutuhkan.
Pusat Data dan Informasi Pertanian mempunyai peluang yang besar untuk turut berpartisipasi mensukseskan pembangunan pertanian melalui penyediaan data dan informasi yang berkualitas.
Perkembangan dan kemajuan teknologi informasi
Di sektor agribisnis masing-masing kelompok pelaku usaha memiliki ketimpangan yang tajam dalam mengakses informasi. Akibatnya terjadi perbedaan yang besar dalam tingkat profitabilitas yang diperoleh masing-masing kelompok tersebut. Petani on farm pada umumnya paling menderita dengan margin keuntungan paling kecil, sementara keuntungan paling besar dinikmati oleh pedagang besar yang pada umumnya bukan petani. Hal ini karena pedagang besar mampu mengakses informasi secara cepat, sehingga setiap perubahan yang terjadi dapat segera direspon.
Departemen Pertanian, dalam hal ini Pusat Data dan Informasi Pertanian harus mampu mengurangi kesenjangan akses informasi yang terjadi. Perkembangan dan kemajuan di bidang teknologi informasi merupakan peluang yang besar untuk memfasilitasi para pelaku agribisnis pada posisi tawar yang sama dengan menyediakan sistem informasi yang mudah diakses oleh para pelaku tersebut.
Adanya potensi mengintegrasikan data dan informasi pusat dan daerah Otonomi daerah menyebabkan semakin meningkatkan kompetisi antar daerah dalam memperdagangkan sumberdaya yang dihasilkan termasuk produk pertanian, juga dalam menarik minat investor untuk datang ke daerah tersebut. Dalam upaya meningkatkan daya saing, daerah membutuhkan informasi yang ada di pusat sebagai pintu gerbang pertama informasi, pada sisi lain pusat memerlukan data sumberdaya yang dimiliki oleh daerah sebagai dasar dalam perencanaan.
Kebijakan dalam pelaksanaan Inpres No. 3 Tahun 2003 mengenai E-Goverment
Lembaga pemerintah diharuskan menyediakan layanan on line system dalam upaya menciptakan good government, yaitu untuk meningkatkan pelayanan pada publik. E- government, dalam pelaksanaannya melalui 4 tahap:
1. Penyajian Web Site.
2. Interaksi: Komunikasi antara masyarakat dengan pemerintah menggunakan fasilitas internet/ komputer.
3. Transaksi: Transaksi melalui internet/komputer
4. Transformasi: Segala tata cara pemerintahan dilaksanakan dengan memanfaatkan teknologi informasi
b. Hambatan ( Threats )
*Kelembagaan pengelola data di daerah tidak seragam
Otonomi Daerah menyebabkan kelembagaan di daerah menjadi beragam. Dinas di daerah tidak lagi terbagi ke dalam sub sektor melainkan gabungan beberapa sub sektor, bahkan gabungan dari sektor, seperti Dinas Pertanian dan Kehutanan. Kondisi ini paling tidak menghambat dalam melakukan koordinasi dalam melakukan kegiatan perstatistikan. Disamping itu struktur kelembagaan di daerah banyak mengalami perubahan, sementara masalah perstatistikan kurang menjadi prioritas, sehingga struktur fungsional yang mengelola perstatistikan semakin mengecil bahkan cenderung tidak jelas.
Kurangnya dukungan dan komitmen pimpinan terhadap masalah perstatistikan dan sistem informasi.Daerah menempatkan prioritas tinggi terhadap kegiatan yang mempunyai konstribusi terhadap peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD), sementara kegiatan perstatistikan dianggap tidak mempunyai konstribusi secara langsung terhadap PAD, akibatnya kegiatan perstatistikan sering diabaikan.
Upaya peningkatan kualitas data yang dilakukan oleh Pusat Data dan Informasi Pertanian melalui berbagai kegiatan yang dilakukan setiap tahun, seringkali kurang mendapat respon yang memadai, terutama karena daerah tidak menyediakan anggaran untuk kegiatan tersebut.
Kompetensi Pengelola Perstatistikan kurang.
Otonomi Daerah tidak saja menyebabkan semakin beragamnya kelembagaan di daerah, juga wilayah yang ada menjadi bertambah (mekar). Pemekaran wilayah tidak sejalan dengan sumberdaya manusia yang tersedia baik secara kualitas maupun kuantitas. Beberapa wilayah, terutama di tingkat kecamatan tidak memiliki petugas pengumpul data. Demikian pula di tingkat kabupaten dan propinsi pemekaran wilayah dan semakin beragamnya kelembagaan yang ada, menyebabkan tenaga pengelola perstatistikan seringkali diisi oleh tenaga yang tidak memiliki kompetensi perstatistikan. Akibatnya berbagai langkah untuk memperbaiki perstatistikan dan sistem informasi sangat lambat mencapai kemajuan.
Pengelola Perstatistikan Kurang Terpadu.
Pengelolaan perstatistikan pada berbagai tingkatan masih belum terkoordinasi secara baik. Kegiatan perstatistikan banyak yang tumpang tindih satu dengan yang lain dan cenderung berjalan sendiri-sendiri. Akibatnya kemampuan sumberdaya yang ada tidak focus dalam upaya meningkatkan kualitas perstatistikan yang ada saat ini.
c. Lingkungan Internal
*Kekuatan ( Strength )
Tersedianya jaringan komputer dan sistem informasi, Pusat Data dan Informasi Pertanian memiliki fasilitas jaringan komputer dan sistem informasi yang memadai. Fasilitas ini sangat menunjang tercapainya pelayanan yang efektif dan efisien atas kebutuhan data dan informasi yang diperlukan pengguna.
Memiliki eksistensi kelembagaan yang kuat, Pusat Data dan Informasi Pertanian sebagai unit Eselon II di bawah Menteri Pertanian dengan pembinaan administrasi oleh Sekretariat Jenderal di Departemen Pertanian mempunyai posisi tawar yang strategis untuk melakukan pengelolaan data yang baik. Dengan kedudukannya yang tidak dipengaruhi oleh unit teknis Eselon I, maka Pusat Data dan Informasi Pertanian akan mampu melakukan pengelolaan data secara obyektif, tanpa memiliki konflik kepentingan terhadap keragaan data yang disajikan. Posisi ini merupakan kekuatan untuk menjadi penyedia data yang berkualitas bagi penyusunan rencana strategis pembangunan pertanian.
Dukungan pimpinan, Komitmen pimpinan untuk menjadikan Pusat Data dan Informasi Pertanian sebagai organisasi yang berkompeten dalam perstatistikan dan sistem informasi, merupakan modal dasar yang dapat digunakan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya.
Konsolidasi internal dengan memberikan pendidikan formal setingkat Strata 2 di bidang statistik dan sistem informasi pada sebagian besar tenaga pelaksana di Pusat Data dan Informasi Pertanian merupakan langkah yang nyata dalam membangun kompetensi.
Kualitas sumberdaya manusia, Kondisi tenaga pelaksana di Pusat Data dan Informasi Pertanian sebagian besar berpendidikan Strata 1 dan Strata 2, baik dalam bidang administrasi, statistik dan sistem informasi. Hal ini merupakan kekuatan pendorong untuk menjadikan Pusat Data dan Informasi Pertanian sebagai organisasi yang berkompeten dalam melaksanakan tugas dan fungsi sebagai penyedia data dan informasi bagi stakeholders .
sumber :
http://www.deptan.go.id/pusdatin/renstra/renstra5.htm
Kebisingan
a. Pengertian Bising
Bising didefinisikan sebagai bunyi yang kehadirannya tidak dikehendaki dan dianggap mengganggu pendengaran. (2) Bising dapat berasal dari bunyi atau suara yang merupakan aktivitas alam seperti bicara, pidato, tertawa dan lain – lain. Bising juga dapat berasal dari bunyi atau suara buatan manusia seperti bunyi mesin kendaraan dan mesin – mesin yang ada di pabrik. Untuk menilai bunyi sebagai bising sangatlah relatif. Misalnya musik di tempat – tempat diskotik, bagi orang yang biasa mengunjungi tempat itu tidaklah merasa suatu kebisingan, tetapi bagi orang – orang yang tidak pernah berkunjung di tempat diskotik akan merasa suatu kebisingan yang mengganggu.
b. Pembagian bising
Penentuan tingkat kebisingan biasanya dinyatakan dalam satuan desibel (dB). Sebagai contoh, Peraturan Menteri Kesehatan No. 718 tahun 1987 tentang kebisingan yang berhubungan dengan kesehatan menyatakan pembagian wilayah dalam empat zona. Zona A adalah zona untuk tempat penelitian, rumah sakit, tempat perawatan kesehatan atau sosial. Tingkat kebisingannya berkisar 35 – 45 dB. Zona B untuk perumahan, tempat pendidikan, dan rekreasi. Angka kebisingannya 45 – 55 dB. Yang masuk zona C, antara lain perkantoran, pertokoan, perdagangan, pasar, dengan kebisingan sekitar 50 – 60 dB. Zona D bagi lingkungan industri, pabrik, stasiun kereta api, dan terminal bus. Tingkat kebisingan 60 – 70 dB. (3)
Berdasarkan frekuensi, tingkat tekanan , tingkat bunyi dan tenaga bunyi, maka bising dibagi dalam 3 katagori : (2)
Audible noise (bising pendengaran)
Bising ini disebabkan oleh frekuensi bunyi antara 31,5 – 8.000 Hz
Occupational noise ( bising yang berhubungan dengan pekerjaan)
Bising ini disebabkan oleh bunyi mesin di tempat kerja, bising dari mesin ketik
Impuls noise (impact noise = bising impulsif)
Bising yang terjadi akibat adanya bunyi yang menyentak, misalnya pukulan palu, ledakan meriam, tembakan dan lain – lain
Berdasarkan waktu terjadinya, maka bising dibagi dalam beberapa jenis :
1. Bising kontinyu dengan spektrum luas, misalnya karena mesin, kipas angin
2. Bising kontinyu dengan spektrum sempit, misalnya bunyi gergaji, penutup gas
3. Bising terputus – putus, misalnya lalu lintas, bunyi kapal terbang di udara
4. Bising sehari penuh (full noise time)
5. Bising setengah hari (part time noise)
6. Bising terus – menerus (steady noise)
7. Bising impulsive (impuls noise) ataupun bising sesaat (letupan)
Berdasarkan skala intensitas maka tingkat kebisingan dibagi dalam : sangat tenang, tenang, sedang, kuat, sangat hiruk pikuk dan menulikan. Intensitas bunyi adalah arus energi per satuan luas yang dinyatakan dalam satuan desibel (dB).
sumber :
http://mudzakir.wordpress.com/2008/05/05/pengaruh-bising-terhadap-kesehatan/
Bising didefinisikan sebagai bunyi yang kehadirannya tidak dikehendaki dan dianggap mengganggu pendengaran. (2) Bising dapat berasal dari bunyi atau suara yang merupakan aktivitas alam seperti bicara, pidato, tertawa dan lain – lain. Bising juga dapat berasal dari bunyi atau suara buatan manusia seperti bunyi mesin kendaraan dan mesin – mesin yang ada di pabrik. Untuk menilai bunyi sebagai bising sangatlah relatif. Misalnya musik di tempat – tempat diskotik, bagi orang yang biasa mengunjungi tempat itu tidaklah merasa suatu kebisingan, tetapi bagi orang – orang yang tidak pernah berkunjung di tempat diskotik akan merasa suatu kebisingan yang mengganggu.
b. Pembagian bising
Penentuan tingkat kebisingan biasanya dinyatakan dalam satuan desibel (dB). Sebagai contoh, Peraturan Menteri Kesehatan No. 718 tahun 1987 tentang kebisingan yang berhubungan dengan kesehatan menyatakan pembagian wilayah dalam empat zona. Zona A adalah zona untuk tempat penelitian, rumah sakit, tempat perawatan kesehatan atau sosial. Tingkat kebisingannya berkisar 35 – 45 dB. Zona B untuk perumahan, tempat pendidikan, dan rekreasi. Angka kebisingannya 45 – 55 dB. Yang masuk zona C, antara lain perkantoran, pertokoan, perdagangan, pasar, dengan kebisingan sekitar 50 – 60 dB. Zona D bagi lingkungan industri, pabrik, stasiun kereta api, dan terminal bus. Tingkat kebisingan 60 – 70 dB. (3)
Berdasarkan frekuensi, tingkat tekanan , tingkat bunyi dan tenaga bunyi, maka bising dibagi dalam 3 katagori : (2)
Audible noise (bising pendengaran)
Bising ini disebabkan oleh frekuensi bunyi antara 31,5 – 8.000 Hz
Occupational noise ( bising yang berhubungan dengan pekerjaan)
Bising ini disebabkan oleh bunyi mesin di tempat kerja, bising dari mesin ketik
Impuls noise (impact noise = bising impulsif)
Bising yang terjadi akibat adanya bunyi yang menyentak, misalnya pukulan palu, ledakan meriam, tembakan dan lain – lain
Berdasarkan waktu terjadinya, maka bising dibagi dalam beberapa jenis :
1. Bising kontinyu dengan spektrum luas, misalnya karena mesin, kipas angin
2. Bising kontinyu dengan spektrum sempit, misalnya bunyi gergaji, penutup gas
3. Bising terputus – putus, misalnya lalu lintas, bunyi kapal terbang di udara
4. Bising sehari penuh (full noise time)
5. Bising setengah hari (part time noise)
6. Bising terus – menerus (steady noise)
7. Bising impulsive (impuls noise) ataupun bising sesaat (letupan)
Berdasarkan skala intensitas maka tingkat kebisingan dibagi dalam : sangat tenang, tenang, sedang, kuat, sangat hiruk pikuk dan menulikan. Intensitas bunyi adalah arus energi per satuan luas yang dinyatakan dalam satuan desibel (dB).
sumber :
http://mudzakir.wordpress.com/2008/05/05/pengaruh-bising-terhadap-kesehatan/
Langganan:
Postingan (Atom)