Kamis, 04 Maret 2010

Gejala-gejala psikopat

1. Sering berbohong, fasih dan dangkal. Psikopat seringkali pandai melucu dan pintar bicara, secara khas berusaha tampil dengan pengetahuan di bidang sosiologi, psikiatri, kedokteran, psikologi, filsafat, puisi, sastra, dan lain-lain. Seringkali pandai mengarang cerita yang membuatnya positif, dan bila ketahuan berbohong mereka tak peduli dan akan menutupinya dengan mengarang kebohongan lainnya dan mengolahnya seakan-akan itu fakta.
2. Egosentris dan menganggap dirinya hebat.
3. Tidak punya rasa sesal dan rasa bersalah. Meski kadang psikopat mengakui perbuatannya namun ia sangat meremehkan atau menyangkal akibat tindakannya dan tidak memiliki alasan untuk peduli.
4. Senang melakukan pelanggaran dan bermasalah perilaku di masa kecil.
5. Sikap antisosial di usia dewasa.
6. Kurang empati. Bagi psikopat memotong kepala ayam dan memotong kepala orang, tidak ada bedanya.
7. Psikopat juga teguh dalam bertindak agresif, menantang nyali dan perkelahian, jam tidur larut dan sering keluar rumah.
8. Impulsif dan sulit mengendalikan diri. Untuk psikopat tidak ada waktu untuk menimbang baik-buruknya tindakan yang akan mereka lakukan dan mereka tidak peduli pada apa yang telah diperbuatnya atau memikirkan tentang masa depan. Pengidap juga mudah terpicu amarahnya akan hal-hal kecil, mudah bereaksi terhadap kekecewaan, kegagalan, kritik, dan mudah menyerang orang hanya karena hal sepele.
9. Tidak mampu bertanggung jawab dan melakukan hal-hal demi kesenangan belaka.
10. Manipulatif dan curang. Psikopat juga sering menunjukkan emosi dramatis walaupun sebenarnya mereka tidak sungguh-sungguh. Mereka juga tidak memiliki respon fisiologis yang secara normal diasosiasikan dengan rasa takut seperti tangan berkeringat, jantung berdebar, mulut kering, tegang, gemetar -- bagi psikopat hal ini tidak berlaku. Karena itu psikopat seringkali disebut dengan istilah "dingin".
11. Hidup sebagai parasit karena memanfaatkan orang lain untuk kesenangan dan kepuasan dirinya.

sumber : www.wikipedia.com

psikopat

Psikopat secara harfiah berarti sakit jiwa. Pengidapnya juga sering disebut sebagai sosiopat karena perilakunya yang antisosial dan merugikan orang-orang terdekatnya.

Psikopat berasal dari kata psyche yang berarti jiwa dan pathos yang berarti penyakit. Psikopat tak sama dengan gila (skizofrenia/psikosis) karena seorang psikopat sadar sepenuhnya atas perbuatannya. Gejalanya sendiri sering disebut dengan psikopati, pengidapnya seringkali disebut "orang gila tanpa gangguan mental". Menurut penelitian sekitar 1% dari total populasi dunia mengidap psikopati. Pengidap ini sulit dideteksi karena sebanyak 80% lebih banyak yang berkeliaran daripada yang mendekam di penjara atau di rumah sakit jiwa, pengidapnya juga sukar disembuhkan .

Seorang ahli psikopati dunia yang menjadi guru besar di Universitas British Columbia, Vancouver, Kanada bernama Robert D. Hare telah melakukan penelitian psikopat sekitar 25 tahun. Ia berpendapat bahwa seorang psikopat selalu membuat kamuflase yang rumit, memutar balik fakta, menebar fitnah, dan kebohongan untuk mendapatkan kepuasan dan keuntungan dirinya sendiri.

Dalam kasus kriminal, psikopat dikenali sebagai pembunuh, pemerkosa, dan koruptor. Namun, ini hanyalah 15-20 persen dari total psikopat. Selebihnya adalah pribadi yang berpenampilan sempurna, pandai bertutur kata, mempesona, mempunyai daya tarik luar biasa dan menyenangkan.

Psikopat memiliki 20 ciri-ciri umum. Namun ciri-ciri ini diharapkan tidak membuat orang-orang mudah mengecap seseorang psikopat karena diagnosis gejala ini membutuhkan pelatihan ketat dan hak menggunakan pedoman penilaian formal, lagipula dibutuhkan wawancara mendalam dan pengamatan-pengamatan lainnya. Mengecap seseorang dengan psikopat dengan sembarangan beresiko buruk, dan setidaknya membuat nama seseorang itu menjadi jelek.

sumber : www.wikipedia.com

belajar sosial

Belajar sosial (juga dikenal sebagai belajar observasional atau belajar vicarious atau belajar dari model) adalah proses belajar yang muncul sebagai fungsi dari pengamatan, penguasaan dan, dalam kasus proses belajar imitasi, peniruan perilaku orang lain. Jenis belajar ini banyak diasosiasikan dengan penelitian Albert Bandura, yang membuat teori belajar sosial. Di dalamnya ada proses belajar meniru atau menjadikan model tindakan orang lain melalui pengamatan terhadap orang tersebut. Penelitian lebih lanjut menunjukkan adanya hubungan antara belajar sosial dengan belajar melalui pengkondisian klasik dan operant.[1]

Banyak yang secara salah menyamakan belajar observasional dengan belajar melalui imitasi. Kedua istilah ini berbeda dalam arti bahwa belajar observasional mengarah pada perubahan perilaku akibat mengamati model. Ini tidak selalu berarti bahwa perilaku yang ditunjukkan orang lain diduplikasi. Bisa saja si pengamat justru melakukan sesuatu yang sebaliknya dari yang dilakukan model karena ia telah mempelajari konsekuensi dari perilaku tersebut pada si model. Dalam hal ini adalah belajar untuk tidak melakukan sesuatu dan ini berarti terjadi belajar observasional tanpa adanya imitasi.

Walau belajar observasional dapat terjadi dalam setiap tahapa kehidupan, tapi terutama terjadi saat pada anak-anak, karena pada saat itu otoritas dianggap penting. Penelitian Bandura mengenai boneka Bobo merupakan demonstrasi dari belajar observasional dan ditunjukkan bahwa anak cenderung terlibat dalam perlakuan yang bengis terhadap boneka setelah melihat orang dewasa di televisi melakukan hal tersebut pada boneka yang sama. Bagimanapun, anak mungkin akan melakukan peniruan bila perilaku model mendapat penguatan. Permasalahannya, seperti diteliti oleh Otto Larson (1968), bahwa 56% karakter dalam acara televisi anak mencapai tujuannya melalui tindakan kekerasan.

sumber : www.wikipedia.com

pikiran

Pikiran adalah gagasan dan proses mental. Berpikir memungkinkan seseorang untuk merepresentasikan dunia sebagai model dan memberikan perlakuan terhadapnya secara efektif sesuai dengan tujuan, rencana, dan keinginan. Kata yang merujuk pada konsep dan proses yang sama diantaranya kognisi, pemahaman, kesadaran, gagasan, dan imajinasi.

Berpikir melibatkan manipulasi otak terhadap informasi, seperti saat kita membentuk konsep, terlibat dalam pemecahan masalah, melakukan penalaran, dan membuat keputusan.

Berpikir adalah fungsi kognitif tingkat tinggi dan analisis proses berpikir menjadi bagian dari psikologi kognitif.

Mekanisme dasar dari sel otak manusia merefleksikan proses pencocokan pola atau pengenalan pola. Saat seseorang melakukan refleksi, situasi baru dan pengalaman baru dinilai berdasarkan apa yang diingat. Untuk membuat penilaian ini, pikiran mempertahankan pengalaman saat ini dan mengurutkan pengalaman masa lalu yang relevan. Hal tersebut dilakukan dengan mempertahankan agar pengalaman kini dan masa lalu sebagai pengalaman yang terpisah. Pikiran dapat mencampur, mencocokkan, menggabungkan, menukar, dan mengurutkan konsep-konsep, persepsi, dan pengalaman. Proses ini disebut penalaran. Logika adalah ilmu tentang penalaran. Kesadaran akan proses penalaran ini adalah jalan masuk kedalam kesadaran.

sumber : www.wikipedia.com

Tips untuk mencegah stress:

Pencegahan

* Rencanakan perubahan-perubahan besar dalam kehidupan anda dalam jangka lama dan beri waktu secukupnya bagi diri anda untuk menyesuaikan dari perubahan satu ke yang lainnya
* Rencanakan waktu anda dengan baik. Buat daftar yang harus dikerjakan dan dilaksanakan sesuai urutan prioritas
* Buat keputusan dengan hati-hati. Pertimbangkan masak-masak segi baik atau buruk sebelum memutuskan sesuatu
* Bangun suatu sistim pendorong yang baik dengan cara banyak berteman dan mempunyai keluarga yang bahagia. Mereka akan selalu bersama anda dalam setiap kesulitan.
* Jaga kesehatan, makan dengan baik, tidur cukup dan latihan olah raga secara teratur
* Rencanakan waktu untuk rekreasi
* Teknik relaksasi seperti napas dalam, meditasi atau pijatan mungkin bisa membantu menghilangkan stress.
*
Berolahragalah, bisa berupa aerobic; paling sedikit 3 kali dalam satu minggu, selama 20-45 menit.
* Tingkatkan makan makanan yang kaya akan karbohidrat (buah-buahan, sayuran, dan padi-padian) dan kurangi konsumsi gula dan makanan yang telah dimurnikan.
* Kurangi konsumsi kopi, teh, dan alkohol.
* Di pagi hari bukalah jendela kamar, dan mulailah hari Anda dengan mengambil napas dalam-dalam, dan ulangilah bila Anda sedang mengalami stress.
* Pertahankan hubungan baik dengan keluarga anda.
* Tetap pelihara hubungan dengan teman-teman anda.
* Gunakan waktu anda sebaik-baiknya dengan melakukan hobi anda atau melakukan sesuatu untuk orang lain.
* Pertahankan agar pikiran anda tetap aktif dengan mengikuti hal-hal yang baru.

Kegiatan ini akan menyegarkan pikiran Anda dengan merilekskan pikiran dan tubuh Anda.

sumber : www.google.com

Apa itu stress ?

stress adalah rasa takut dan cemas dari perasaan dan tubuh kita terhadap perubahan di lingkungan. Secara fisiologis, bila ada sesuatu yang mengancam, kelenjar pituitary otak mengirimkan "'alarm" dan hormon ke kelenjar endokrin, yang kemudian mengalirkan hormon adrenalin dan hidrokortison ke dalam darah. Hasilnya, tubuh menjadi siap untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan yang muncul. Secara alamiah yang kita rasakan adalah degup jantung yang berpacu lebih cepat, dan keringat dingin yang biasanya mengalir di tengkuk.
Memang, dalam kondisi stress tubuh langsung menyesuaikan diri terhadap tekanan yang datang. Inilah sebabnya banyak dikatakan bahwa stress yang melebihi daya tahan atau kemampuan tubuh biasanya. Akan tetapi, penyesuaian tubuh ini dapat menyebabkan gangguan baik fisik maupun psikis.
Adanya hormon adrenalin dan hidrokortison yang dihasilkan sebagai reaksi tubuh terhadap stress bila berlebihan dan berlangsung dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan rangkaian reaksi dari organ tubuh yang lain. Penelitian di AS menemukan, enam penyebab utama kematian yang erat hubungannya dengan stress adalah penyakit jantung koroner, kanker, paru-paru, kecelakaan, pengerasan hati dan bunuh diri. Penyakit dan kondisi yang berat-berat, kan?
Apa penyebabnya?
stressor (sumber stress) yang bisa mendatangkan gangguan ada beberapa macam. Ada stressor fisik (kuman penyakit, kecelakaan, dan kurang gizi), stressor kejiwaan (frustrasi, konflik, tekanan, dan krisis), dan ada pula stressor lingkungan/sosiobudaya (kemiskinan, pengangguran/PHK, pernikahan, diskriminasi rasial, konflik agama).

Sumber : www.google.com

USAHA PENCEGAHAN TUNAGRAHITA

Beberapa alternatif upaya pencegahan timbulnya ketunagrahitaan adalah sebagai berikut :

a. Diagnostik Prenatal
Diagnostik Prenatal yaitu usaha yang dilakukan untuk memeriksa kehamilan. Dengan ini diharapkan dapat ditemukan kemungkinan adanya kelainan pada janin, baik berupa kromosom maupun kelainan enzim yang diperlukan bagi perkembangan janin.

b. Imunisasi
Imunisasi dilakukan terhadap ibu hamil maupun balita. Sehingga dengan begitu dapat mencegah timbulnya penyakit yang mengganggu perkembangan bayi

c. Tes darah
Tes darah dilakukan untuk menghindari kemungkinan menurunkan benih-benih yang berkelainan.

d. Program Keluarga Berencana
Mengikuti keluarga berencana.

e. Penyuluhan Genetik
penyuluhan Genetik yaitu suatu usaha mengkomunikasikan berbagai informasi yang berkaitan dengan masalah genetika dan masalah yang ditimbulkannya lewat media tertentu.

f. Tindakan operasi
Tindakan operasi diperlukan terutama bagi kelahiran dengan resiko tinggi untuk mencegah kelainan yang ditimbulkan pada waktu kelahiran (masalah perinatal, misalnya trauma, kekurangan oksigen dan lainnya.)

sumber : www.google.com

Tindakan Anak ADHD

Tampilan lainnya pada anak dengan hiperaktif terjadi disorganisasi afektif, penurunan kontrol diri dan aktifitas yang berlebihan secara nyata. Mereka biasanya bertindak 'nekat' dan impulsif, kurang sopan, dan suka menyela pembicaraan serta mencampuri urusan orang lain. Sering kurang memperhatikan, tidak mampu berkonsentrasi dan sering tidak tuntas dalam mengerjakan sesuatu serta berusaha menghindari pekerjaan yang membutuhkan daya konsentrasi tinggi, tidak menghiraukan mainan atau sesuatu miliknya, mudah marah, sulit bergaul dan sering tidak disukai teman sebayanya. Tidak jarang mereka dengan kelainan ini disertai adanya gangguan pertumbuhan dan perkembangan, tetapi tidak didapatkan kelainan otak yang spesifik. Pada umumnya prestasi akademik mereka tergolong rendah dan minder. Mereka sering menunjukkan tidakan anti sosial dengan berbagai alasan sehingga orangtua, guru dan lingkungannya memperlakukan dengan tidak tepat dan tidak menyelesaikan masalah.
Sekitar 50-60% penderita ADHD didapatkan sedkitnya satu gangguan perilaku penyerta lainnya. Gangguan perilaku tersebut adalah gangguan belajar, restless-legs syndrome, ophthalmic convergence insufficiency, depresi, gangguan kecemasan, kepribadian antisosia, substance abuse, gangguan konduksi dan perilaku obsesif-kompulsif.
Penderita ADHD terjadi disorganisasi afektif, penurunan kontrol diri dan aktifitas yang berlebihan secara nyata. Mereka biasanya bertindak 'nekat' dan impulsif, kurang sopan, dan suka menyela pembicaraan serta mencampuri urusan orang lain. Sering kurang memperhatikan, tidak mampu berkonsentrasi dan sering tidak tuntas dalam mengerjakan sesuatu serta berusaha menghindari pekerjaan yang membutuhkan daya konsentrasi tinggi, tidak menghiraukan mainan atau sesuatu miliknya, mudah marah, sulit bergaul dan sering tidak disukai teman sebayanya. Tidak jarang mereka dengan kelainan ini disertai adanya gangguan pertumbuhan dan perkembangan, tetapi tidak didapatkan kelainan otak yang spesifik. Pada umumnya prestasi akademik mereka tergolong rendah dan minder. Mereka sering menunjukkan tidakan anti sosial dengan berbagai alasan sehingga orangtua, guru dan lingkungannya memperlakukan dengan tidak tepat dan tidak menyelesaikan masalah.
Resiko terjadi ADHD semakina meningkat bila salah satu saudara atau orang tua mengalami ADHD atau gangguan psikologis lainnya. Gangguan posikologis dan perilaku tersebut meliputi gangguan bipolar, gangguan konduksi, depresi, gangguan disosiatif, gangguan kecemasan, gangguan belajar, gangguan mood, gangguan panic, obsesif-kompulsif, gangguan panic disertai goraphobia. Juga kelainan perilaku lainnnya seperti gangguan perkembangan perfasif termasuk gangguan Asperger, Posttraumatic stress disorder (PTSD), Psychotic, Social phobia, ganggguan tidur, sindrom Tourette dan ticks.

Sumber : www.google.com

Terapi Psikososial atau Terapi Perilaku

Terapi psikososial atau terapi perilaku sendiri, seperti pelatihan kemampuan sosial atau terapi individual, tidak terbukti sama efektifnya dengan obat dalam mengobati gejala-gejala utama ADHD. Tetapi terapi perilaku sendiri dapat dianjurkan sebagai terapi awal bila gejala ADHD cukup ringan, diagnosa ADHD belum pasti, atau keluarga memilih terapi ini.
Terapi perilaku dapat membantu pengelolaan gejala-gejala ADHD dan mengurangi dampaknya pada anak anda. Banyak orangtua mendapatkan bahwa cara terbaik untuk menggunakan tehnik ini adalah dengan bekerja sama dengan seorang terapis yang berpengalaman dalam masalah perilaku. Banyak dokter menganjurkan kepada orangtua dan penanggungjawab untuk mengikuti kelas / seminar bagi orangtua, terutama yang terfokus pada penanganan anak dengan ADHD.

Sumber : www.wikipedia.com

Tanda Kesiapan Anak ADHD Menghentikan Obat

Beberapa tanda bahwa anak anda mungkin sudah siap untuk mengurangi atau menghentikan obat ADHD adalah:

1) anak anda sudah bebas gejala selama lebih dari satu tahun dengan obat,
2) anak anda semakin bertambah baik, dengan dosis obat yang tetap,
3) perilaku anak anda tetap baik meskipun melewatkan satu atau dua dosis obat, atau
4) anak anda mengembangkan kemampuan baru untuk berkonsentrasi.

Pilihan untuk menghentikan obat ADHD harus dibicarakan dengan dokter yang mengobati, guru, anggota keluarga, dan anak anda. Anda akan mendapatkan bahwa anak memerlukan dukungan khusus dari guru dan anggota keluarga untuk mempertahankan tingkah laku yang baik setelah obat dihentikan. Anda juga perlu untuk mengamati perilaku anak anda setelah obat dihentikan untuk memastikan gejala yang tersisa dapat ditangani.

Sumber : www.wikipedia.com

Proses Terapi Bermain

Moustakas (dalam Landreth, 2001) menggambarkan lima tahap dimana anak yang mengalami gangguan emosi berkembang menuju ekspresi diri dan kesadaran diri dalam proses terapi permainan, yaitu :
1) Emosi negatif terekspresikan secara menyebar ditempat klien bermain. Misalnya ekspresi dari reaksi terhadap kekerasan tersebar pada ruang bermain, alat permainan, atau pada terapis.
2) Anak mengekspresikan emosi yang bertentangan, misalnya antara kecemasan dengan kekasaran.
3) Anak lebih fokus dalam mengekspresikan emosi negatif, misalnya pada orang tua, diri sendiri, atau orang lain dalam hidupnya.
4) Emosi dan sikap yang bertentangan, negatif dengan positif, kembali terjadi dengan fokus pada orang tua, diri anak, atau orang lain.
5) Anak mengekspresikan tilikan diri dan pemahaman atas emosi negatif ataupun positif yang ada pada dirinya dengan jelas, terbedakan, terpisah, dan realistik dengan sikap positif yang lebih dominan.
Axline (dalam Landreth, 2001) menggambarkan proses tahapan ekspresi diri klien melalui permainan sebagai berikut: pada saat sesi terapi berkembang, banyak sikap dan emosi klien yang diekspresikan secara simbolik dari permainan ke permainan, dari klien ke orang khayalan, dari klien ke orang yang sesungguhnya, dan dari anak ke objek emosinya. Pada akhir terapi, klien bertanggung jawab atas emosinya tersebut, dan mengekspresikan diri secara jujur dan terbuka melalui permainan. Klien akan menyadari emosinya, dan belajar mengontrol ataupun menghilangkan emosi tersebut. Dalam terapi ini dibutuhkan lingkungan yang menerima tanpa syarat dan aman.

Sumber : www.wikipedia.com

Petunjuk Penanganan ADHD untuk Orangtua

Terapi yang umum diberikan dalam penanganan ADHD:
1. Terapi Perilaku
2. Farmakoterapi (Pemberian obat)
3. Terapi kombinasi (Terapi perilaku + pemberian obat)

Cara penanganan yang efektif :
Untuk membantu keluarga membuat keputusan penting mengenai penanganan ADHD, National Institute for Mental Health (NIMH) melakukan penelitian yang paling mendalam yang pernah dilakukan untuk menilai penanganan ADHD. Penelitian ini dinamakan The Multimodal Treatment Study of Children with ADHD (MTA). Data dari penelitian ini memperlihatkan bahwa pemberian obat stimulan (methylphenidate- obat stimulan yang umum digunakan untuk ADHD) efektif dalam mengatasi gejala ADHD, baik secara tersendiri atau dalam kombinasi dengan terapi perilaku. Juga ditemukan bahwa penanganan yang meliputi obat lebih efektif terhadap gejala-gejala ADHD (seperti hiperaktifitas) dibanding terapi perilaku saja.
Penelitian ini memperlihatkan bahwa untuk kebanyakan anak dengan ADHD, obat-obatan secara dramatis mengurangi hiperaktifitas, memperbaiki perhatian, dan meningkatkan kemampuan untuk bergaul dengan orang lain.
Meskipun obat secara tersendiri terbukti mengobati ADHD, penelitian MTA memperlihatkan bahwa menggabungkan terapi perilaku dengan obat berguna dalam membantu keluarga, pengajar, dan anak dalam mengubah perilaku yang menimbulkan masalah di rumah dan di sekolah.

Sumber : www.wikipedia.com

PERILAKU ANAK ADHD

Anak-anak dengan ADHD biasanya menampakkan perilaku yang dapat dikelompokkan dalam 2 kategori utama, yaitu: kurangnya kemampuan memusatkan perhatian dan hiperaktivitas-impulsivitas.

Kurangnya kemampuan memusatkan perhatian dapat muncul dalam perilaku:
a. ketidakmampuan memperhatikan detil atau melakukan kecerobohan dalam mengerjakan tugas, bekerja, atau aktivitas lain.
b. Kesulitan memelihara perhatian terhadap tugas atau aktivitas bermain
c. Kadang terlihat tidak perhatian ketika berbicara dengan orang lain
d. Tidak mengikuti perintah dan kegagalan menyelesaikan tugas
e. Kesulitan mengorganisasikan tugas dan aktivitas
f. Kadang menolak, tidak suka, atau enggan terlibat dalam tugas yang memerlukan proses mental yang lama, misalnya: tugas sekolah
g. Sering kehilangan barang miliknya, misal: mainan, pensil, buku, dll
h. Mudah terganggu stimulus dari luar
i. Sering lupa dengan aktivitas sehari-hari

Sedangkan hiperaktivitas-impulsivitas sering muncul dalam perilaku:
a. gelisah atau sering menggeliat di tempat duduk
b. sering meninggalkan tempat duduk di kelas atau situasi lain dimana seharusnya duduk tenang
c. berlari berlebihan atau memanjat-manjat yang tidak tepat situasi (pada remaja atau dewasa terbatas pada perasaan tidak dapat tenang/gelisah)
d. kesulitan bermain atau terlibat dalam aktivitas yang menyenangkan
e. seolah selalu terburu-buru atau bergerak terus seperti mesin
f. berbicara terlalu banyak
g. sering menjawab pertanyaan sebelum selesai diberikan. (Impulsivitas)
h. kesulitan menunggu giliran (Impulsivitas)
i. menyela atau memaksakan pendapat kepada orang lain (Impulsivitas)
Terkadang gejala tersebut juga diikuti oleh agresivitas dalam bentuk :
a. sering mendesak, mengancam, atau mengintimidasi orang lain
b. sering memulai perkelahian
c. menggunakan senjata tajam yang dapat melukai orang lain
d. berlaku kasar secara fisik terhadap orang lain
e. menyiksa binatang
f. menyanggah jika dikonfrontasi dengan korbannya
g. memaksa orang lain melakukan aktivitas seksual

SUMBER : www.google.com

PENYEBAB TUNAGRAHITA

Terdapat banyak faktor yang dapat menyebabkan seseorang menjadi tunagrahita. Para ahli dari berbagai ilmu telah berusaha membagi faktor-faktor penyebab ini diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Faktor keturunan
Adanya kelainan kromosom baik autosom (mempunyai kromosom 3 ekor pada kromosom nomor 21 sehingga anak mengalami Langdon Down’s S yndrome dan pada trisomi kromosom nomor 15 anak akan menderita Patau’s Syndrome dengan cicri-ciri berkepala kecil, mata kecil, berkuping aneh, sumbing, dan kantung empedu yang besar . Adanya kegagalan meiosis sehingga menimbulkan duplikasi dan translokasi) maupun kelainan pada gonosom (gonosom yang seharusnya XY, karena kegagalan menjadi XXY atau XXXY. Ciri yang menonjol adalah nampak laki-laki dan tunagrahita. Setelah mencapai masa puber tubuhnya menjadi panjang, gayanya mirip wanita, berpayudara besar).

b. Gangguan metabolisme dan Gizi
Metabolisme dan gizi merupakan hal yang penting bagi perkembangan individu terutama perkembangan sel-sel otak. Beberapa kelainan yang disebabkan oleh kegagalan metabolisme dan kekurangan gizi diantaranya adalah sebagai berikut:

• Phenylketonuria
Salah satu akibat gangguan metabolisme asam amino juga kelainan gerakan enzym phenylalanine hydroxide. Gejala umum yang nampak adalah tunagrahita, kekurangan pigmen, microcephaly, serta kelainan tingkah laku.
• Cretinisme
Disebabkan oleh keadaan hypohyroidism kronik yang terjadi selama masa janin atau segera setelah melahirkan. Berat ringan kelainan tergantung pada tingkat kekurangan thyroxin. Gejala utama yang tampak adalah adanya ketidaknormalan fisik yang khas dan ketunagrahitaan dan awal gejalanya dengan kurangnya nafsu makan, anak menjadi sangat pendiam, jarang tersenyum dan tidur yang berlebihan.

c. Infeksi dan keracunan
Adanya infeksi dan keracunan terjangkitnya penyakit-penyakit selama janin masih berada dalam kandungan ibunya yang menyebabkan anak lahir menjadi tunagrahita.

• Rubella
Penyakit ini menjangkiti ibu pada dua belas minggu pertama kehamilan. Selain tunagrahita, ketidaknormalan yang disebabkan penyakit ini adalah kelainan pendengaran, penyakit jantung bawaan, berat badan yang sangat rendah pada waktu lahir dan lain-lain.
• Syphilis bawaan
Kondisi bayi yang terkena Syphilis adalah kesulitan pendengaran, hidungnya tampak seperti hidung kuda.
• Syndrome Gravidity Beracun
Ketunagrahitaan yang timbul dari Syndrome Gravidity Beracun terjadi pada sebagian bayi yang lahir prematur, kerusakan janin yang disebabkan oleh zat beracun, dan berkurangnya aliran darah pada rahim dan plasenta

d. Trauma dan zat radioaktif
Trauma otak yang terjadi dikepala dapat menimbulkan pendarahan intracranial terjadinya kecacatan pada otak. Ini biasanya disebabkan karena kelahiran yang sulit sehingga memerlukan alat bantu (tang). Selain itu penyinaran atau radiasi sinar X selama bayi dalam kandungan mengakibatkan cacat mental microcephaly.

e. Masalah pada kelahiran
Adanya kelahiran yang disertai hypoxia (kejang dan nafas pendek) dipastikan bahwa bayi yang akan dilahirkan menderita kerusakan otak.

f. Faktor lingkungan
Latar belakang pendidikan orang tua sering juga dihubngkan dengan masalah-masalah perkembangan. Kurangnya kesadaran orang tua akan pentingnya pendidikan dini serta kurangnya pengetahuan dalam memberikan rangsang-rangsang positif dalam masa perkembangan anak dapat menjadi salah satu penyebab timbulnya gangguan atau hambatan dalam perkembangan anak. Kurangnya kontak pribadi dangan anak, misalnya dengan tidak mengajaknya berbicara, tersenyum, bermain yang mengakibatkan timbulnya sikap tegang, dingin dan menutup diri. Kondisi demikian akan berpengaruh buruk terhadap perkembangan anak baik fisik maupun mental intelektualnya.

SUMBER : WWW.GOOGLE.COM

Penyebab ADHD dan Bagaimana Cara Mengetahuinya ??

Tidak ditemukan satupun penyebab biologis dari ADHD. Tetapi kebanyakan penelitian mengarah kepada gen yang diturunkan dari orang tua sebagai penyumbang utama terjadinya ADHD. Sebagai contoh, penelitian jelas membuktikan bahwa ADHD timbul dalam keluarga, 76% anak dengan ADHD memiliki anggota keluarga dengan kondisi tersebut. Terlahir prematur, ibu merokok selama hamil atau stress yang ekstrim selama kehamilan, terpapar alkohol selama dalam kandungan, dan perlukaan otak akibat trauma juga dapat menyumbang pada perkembangan ADHD.
Penyebab pasti dan patologi ADHD masih belum terungkap secara jelas. Seperti halnya gangguan autism, ADHD merupakan statu kelainan yang bersifat multi faktorial. Banyak faktor yang dianggap sebagai peneyebab gangguan ini, diantaranya adalah faktor genetik, perkembangan otak saat kehamilan, perkembangan otak saat perinatal, tingkat kecerdasan (IQ), terjadinya disfungsi metabolisme, ketidak teraturan hormonal, lingkungan fisik, sosial dan pola pengasuhan anak oleh orang tua, guru dan orang-orang yang berpengaruh di sekitarnya. Banyak penelitian menunjukkan efektifitas pengobatan dengan psychostimulants, yang memfasilitasi pengeluaran dopamine dan noradrenergic tricyclics. Kondisi ini mengungatkan sepukalsi adanya gangguan area otak yang dikaitkan dengan kekuirangan neurotransmitter. Sehingga neurotransmitters dopamine and norepinephrine sering diokaitkan dengan ADHD..
Faktor genetik tampaknya memegang peranan terbesar terjadinya gangguan perilaku ADHD. Beberapa penelitian yang dilakukan ditemukan bahwa hiperaktifitas yang terjadi pada seorang anak selalu disertai adanya riwayat gangguan yang sama dalam keluarga setidaknya satu orang dalam keluarga dekat. Didapatkan juga sepertiga ayah penderita hiperaktif juga menderita gangguan yang sama pada masa kanak mereka. Orang tua dan saudara penderita ADHD mengalami resiko 2-8 kali lebih mudah terjadi ADHD, kembar monozygotic lebih mudah terjadi ADHD dibandingkan kembar dizygotic juga menunjukkan keterlibatan fator genetik di dalam gangguan ADHD. Keterlibatan genetik dan kromosom memang masih belum diketahui secara pasti. Beberapa gen yang berkaitan dengan kode reseptor dopamine dan produksi serotonin, termasuk DRD4, DRD5, DAT, DBH, 5-HTT, dan 5-HTR1B, banyak dikaitkan dengan ADHD.
Bagaimana saya mengetahui bahwa anak saya menderita ADHD ?
Karena tidak ada scan pencitraan otak atau tes darah untuk mendiagnosa ADHD, penting bahwa seorang profesional kesehatan yang terlatih khusus untuk mendiagnosa dan mengobati ADHD menilai perilaku anak anda.

Sumber : www.wikipedia.com

PENYEBAB ADHD

Penelitian neuropsikologi menunjukkkan kortek frontal dan sirkuit yang menghubungkan fungsi eksekutif bangsal ganglia. Katekolamin adalah fungsi neurotransmitter utama yang berkaitan dengan fungsi otak lobus frontalis. Sehingga dopaminergic dan noradrenergic neurotransmission tampaknya merupakan target utama dalam pengobatan ADHD.
Teori lain menyebutkan kemungkinan adanya disfungsi sirkuit neuron di otak yang dipengaruhi oleh dopamin sebagai neurotransmitter pencetus gerakan dan sebagai kontrol aktifitas diri. Akibat gangguan otak yang minimal, yang menyebabkan terjadinya hambatan pada sistem kontrol perilaku anak. Dalam penelitian yang dilakukan dengan menggunakan pemeriksaan MRI didapatkan gambaran disfungsi otak di daerah mesial kanan prefrontal dan striae subcortical yang mengimplikasikan terjadinya hambatan terhadap respon-respon yang tidak relefan dan fungsi-fungsi tertentu. Pada penderita ADHD terdapat kelemahan aktifitas otak bagian korteks prefrontal kanan bawah dan kaudatus kiri yang berkaitan dengan pengaruh keterlambatan waktu terhadap respon motorik terhadap rangsangan sensoris.
Beberapa peneliti lainnya mengungkapkan teori maturation lack atau suatu kelambanan dalam proses perkembangan anak-anak dengan ADHD. Menurut teori ini, penderita akhirnya dapat mengejar keterlambatannya dan keadaan ini dipostulasikan akan terjadi sekitar usia pubertas. Sehingga gejala ini tidak menetap tetapi hanya sementara sebelum keterlambatan yang terjadi dapat dikejar.
Banyak peneliti mengungkapkan penderita ADHD dengan gangguan saluran cerna sering berkaitan dengan penerimaan reaksi makanan tertentu. Teori tentang alergi terhadap makanan, teori feingold yang menduga bahwa salisilat mempunyai efek kurang baik terhadap tingkah laku anak, serta teori bahwa gula merupakan substansi yang merangsang hiperaktifitas pada anak. Disebutkan antara lain tentang teori megavitamin dan ortomolecular sebagai terapinya
Kerusakan jaringan otak atau 'brain damage yang diakibatkan oleh trauma primer dan trauma yang berulang pada tempat yang sama. Kedua teori ini layak dipertimbangkan sebagai penyebab terjadinya syndrome hiperaktifitas yang oleh penulis dibagi dalam tiga kelompok. Dalam gangguan ini terjadinya penyimpangan struktural dari bentuk normal oleh karena sebab yang bermacam-macam selain oleh karena trauma. Gangguan lain berupa kerusakan susunan saraf pusat (SSP) secara anatomis seperti halnya yang disebabkan oleh infeksi, perdarahan dan hipoksia.
Perubahan lainnya terjadi gangguan fungsi otak tanpa disertai perubahan struktur dan anatomis yang jelas. Penyimpangan ini menyebabkan terjadinya hambatan stimulus atau justru timbulnya stimulus yang berlebihan yang menyebabkan penyimpangan yang signifikan dalam perkembangan hubungan anak dengan orang tua dan lingkungan sekitarnya.
Penelitian dengan membandingkan gambaran MRI antara anak dengan ADHD dan anak normal, ternyata menghasilkan gambaran yang berbeda, dimana pada anak dengan ADHD memiliki gambaran otak yang lebih simetris dibandingkan anak normal yang pada umumnya otak kanan lebih besar dibandingkan otak kiri.
Dengan pemeriksaan radiologis otak PET (positron emission tomography) didapatkan gambaran bahwa pada anak penderita ADHD dengan gangguan hiperaktif yang lebih dominan didapatkan aktifitas otak yang berlebihan dibandingkan anak yang normal dengan mengukur kadar gula (sebagai sumber energi utama aktifitas otak) yang didapatkan perbedaan yang signifikan antara penderita hiperaktif dan anak normal.

SUMBER : www.google.com

PENGGUNAAN TERAPI BERMAIN SEBAGAI TEKNIK PSIKOTERAPI

1. Nilai Terapiutik dari Permainan

Bermain pada anak-anak ibarat berbicara pada orang dewasa. Jika diberikan kesempatan, maka anak akan mengeluarkan perasaan dan kebutuhan dengan ekpresi atau tindakan atau proses – takut, puas, marah, bahagia, frustasi – menyerupai orang dewasa. Mungkin anak tidak dapat mengatakan apa yang dia rasakan atau bagaimana mereka terpengaruh oleh peristiwa-peristiwa dalam hidupnya. Tapi dengan adanya orang dewasa yang peduli, sensitif, dan empati, mereka akan memperlihatkan perasaan atau peristiwa yang mempengaruhi dirinya melalui permainan (Landreth,2001). Saat anak mengeluarkan perasaannya melalui permainan, maka mereka membawa perasaan tersebut ke dalam tingkat kesadaran, sehingga akhirnya mereka akan terbuka, menerima, dan belajar mengendalikan atau menolaknya (Axline dalam Landreth, 2001). Hartup & Smothergill (dalam Landreth, 2001) menyatakan bahwa dalam bermain, anak dapat mengurangi tegangan, mengendalikan kecemasan, merespon secara wajar, atau memanifestasikannya dalam penerimaan. Saat anak mengulang kembali pengalamannya dalam bermain imajinatif, mereka dapat mengatasi masalah atau mengatasi ketakutannya, dan menyembuhkan luka hatinya (Weissbourd dalam Landreth, 2001).

Permainan untuk memfasilitasi ekspresi diri dapat berupa bentuk-bentuk berikut:
* Mainan kehidupan nyata seperti :
Boneka yang terdiri atas keluarga (ibu, bapak, anak), boneka rumah-rumahan, binatang peliharaan, atau tokoh kartun. Mainan tersebut dapat menjadi media untuk mengekpresikan perasaan secara langsung.
* Mainan keseharian seperti mobil-mobilan :
alat masak memasak tiruan, kartu bergambar, atau kapal-kapalan untuk melihat pengalaman hidup klien.
* Mainan pelepas agresivitas-bermain peran :
Klien dapat mengkomunikasikan emosi yang terpendam melalui mainan atau materi seperti karung tinju, boneka tentara, boneka dinosaurus dan hewan-hewan buas, pistol dan pisau mainan, boneka orang, dan balok kayu.
* Mainan pelepas emosi dan ekspresi kreativitas seperti : Pasir, air, balok, atau lilin dapat menjadi sarana klien mengekspresikan emosi atau kreativitasnya.

2. Kepada Siapa Terapi Bermain Diberikan

Terapi bermain dapat dipakai baik sebagai asesmen maupun sebagai terapi. Sebagai sebuah terapi, terapi bermain dapat diberikan antara lain kepada anak yang:
• Mempunyai pengalaman diperlakukan dengan kejam & diabaikan
Perlakuan yang kejam (seperti perkosaan, serangan fisik, pukulan) dan pengabaian menyebabkan konflik diri dan masalah hubungan yang serius, dan terapi bermain memungkinkan klien mengembangkan mekanisme penyelesaian masalah dan adaptasi. Hal ini dikemukakan juga dalam tulisan Sukmaningrum (2001) yang menunjukkan efektivitas terapi bermain sebagai alternatif penanganan anak-anak yang mengalami trauma karena kekerasan massal.
• Agresif
Perilaku agresif seringkali berakar dari keinginan, harapan, atau perasaan yang tidak dapat diekspresikan. Dalam terapi bermain, klien dapat bebas bereksprimen melakukan perilaku yang lebih efektif (Levy dalam Landreth, 2001).
• Gangguan emosi dan skizofren
Terapi bermain memberikan suasana yang aman dimana anak yang emosinya terganggu dapat bermain peran mengungkapkan emosi terpendamnya dan belajar untuk mengatasi lingkungannya dengan lebih baik (Gumaer dan Landreth dalam Landreth, 2001). Penelitian Irwin (dalam Landreth, 2001) menunjukkan bahwa terapi bermain juga dapat diterapkan pada anak dengan gangguan mental seperti skizofren.
• Takut dan cemas
Terapi bermain menyediakan lingkungan yang aman dan penerimaan sehingga klien bebas mengekspresikan ketakutan dan kecemasannya, misalnya pada anak yang fobia sekolah. Saat rasa takut dan cemas terekspresikan maka selanjutnya klien akan mampu mengendalikan perasaan tersebut dan berkembang lebih sehat (Levy, Straughan, Landreth dkk, dan Milos & Reis dalam Landreth, 2001).
• Mengalami masalah Penyesuaian sosial
Penelitian Coplan, Prakash, O’Neil, dan Armer (2004) pada anak-anak usia 3-5 tahun menunjukkan bahwa terapi bermain dapat digunakan untuk melihat penarikan diri secara sosial berdasarkan kecemasan sosial dan ketidaktertarikan sosial. Penelitian Openheim (1997) menunjukkan bahwa terapi bermain dengan boneka mengurangi gangguan berpisah (separation) anak prasekolah, terutama berpisah dari ibu.
• Kesulitan bicara
Penelitian Lyytinen, Dikkens, dan Laakso (1997) menunjukkan bahwa bermain simbolik terbukti dapat meningkatkan kemampuan berbahasa anak usia dini.
• Mengalami gangguan visual spatial
Penelitian yang dilakukan oleh Caldera, Culp, O’Brien, Tonglio, Alvaren, dan Huston (1999) menunjukkan bahwa bermain dengan menggunakan permainan yang maskulin dan manipulatif, misalnya bermain bola, dapat meningkatkan kemampuan visual-spatial pada anak. Jadi anak dengan gangguan koordinasi tubuh (clumcy) dapat diterapi dengan bermain maskulin dan manipulatif.
• Anak penyandang Autism
Penyandang autism biasanya hidup dalam dunia sendiri dan “terisolasi” dari dunia sosialnya. Menurut hasil penelitian McConnell (2002) prosedur intervensi melalui permainan dengan teman sebaya dapat membantu penyandang autisme membangun kesadarannya akan dunia sekitarnya dan akan keberadaan orang lain. Kemampuan berinteraksi sosial anak autism ini juga dapat ditingkatkan melalui permainan dalam bentuk pemberian cerita sosial (social story) kepada mereka (Sugiarto, dkk., 2004).
Disamping diberikan kepada mereka sebagai bentuk terapi, ternyata sebuah penelitian yang dilakukan oleh Hartini (2004) menunjukkan bahwa bentuk permainan sosial dapat meningkatkan kecerdasan emosi pada anak-anak pra-sekolah. Hal ini ditunjukkannya dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap anak-anak pra-sekolah di Surabaya.

3. Prosedur dalam Terapi Bermain

Fase Persiapan
Sebelum memasuki fase terapi bermain anak harus disiapkan sehingga mereka tahu apa yang akan dihadapi dan akan dilakukannya. Beberapa orang tua tidak cukup menyiapkan anak mereka, karena mereka tidak tahu apa yang harus dikatakan, atau takut anak tidak mau mengikuti terapi saat mereka memberi tahu bahwa anak akan menjalani terapi. Orang tua sebaiknya memberi tahu bahwa anak akan bertemu dengan terapis dalam ruang khusus dimana disana banyak mainan setiap minggu dan menjelaskan bahwa proses ini akan membantu anak menemukan hal yang lebih baik.

Sumber : www.wikipedia.com

PENGERTIAN TUNAGRAHITA

Tunagrahita merupakan asal dari kata tuna yang berarti “merugi” sedangkan grahita yang berarti “pikiran”. Tunagrahita merupakan kata lain dari Retardasi Mental (Mental Retardation) yang artinya terbelakang mental. Tunagrahita juga memiliki istilah- istilah sebagai berikut :
a. Lemah fikiran (feeble minded)
b. Terbelakang mental (Mentally Retarded)
c. Bodoh atau dungu (idiot)
d. Cacat mental
e. Mental Subnormal, dll.
Anak tunagrahita adalah individu yang secara signifikan memiliki intelegensi dibawah intelegensi normal. Menurut American Asociation on Mental Deficiency mendefinisikan Tunagrahita sebagai suatu kelainan yang fungsi intelektual umumnya di bawah rata- rata, yaitu IQ 84 ke bawah. Biasanya anak- anak tunagrahita akan mengalami kesulitan dalam “Adaptive Behavior” atau penyesuaian perilaku. Hal ini berarti anak tunagrahita tidak dapat mencapai kemandirian yang sesuai dengan ukuran (standard) kemandirian dan tanggung jawab sosial anak normal yang lainnya dan juga akan mengalami masalah dalam keterampilan akademik dan berkomunikasi dengan kelompok usia sebaya.
Anak- anak yang sulit berkomunikasi tidak selamanya itu adalah anak tunagrahita. Bisa jadi anak yang bergejala demikian tergolong autisme. Antara autisme dan tunagrahita terdapat perbedaan mendasar sehingga perlakuan yang diberikan pun harus berbeda. Menurut Mudjito, autisme ialah anak yang mengalami gangguan berkomunikasi dan berinteraksi sosial serta mengalami gangguan sensoris, pola bermain, dan emosi. Penyebabnya karena antar jaringan dan fungsi otak tidak sinkron. Ada yang maju pesat, sedangkan yang lainnya biasa- biasa saja. Survei menunjukkan, anak-anak autisme lahir dari ibu-ibu kalangan ekonomi menengah ke atas. Ketika dikandung, asupan gizi ke ibunya tak seimbang. Adapun tunagrahita adalah anak yang mengalami hambatan dan keterbelakangan mental, jauh di bawah rata-rata. Gejalanya tak hanya sulit berkomunikasi, tetapi juga sulit mengerjakan tugas-tugas akademik. Ini karena perkembangan otak dan fungsi sarafnya tidak sempurna. Anak-anak seperti ini lahir dari ibu kalangan menengah ke bawah. Ketika dikandung, asupan gizi dan zat antibodi ke ibunya tidak mencukupi.
Anak tunagrahita memiliki fungsi intelektual tidak statis. Kelompok tertentu, termasuk beberapa dari down syndrome, memiliki kelainan fisik dibanding teman- temannya, tetapi mayoritas dari anak tunagrahita terutama yang tergolong ringan, terlihat sama seperti yang lainnya. Dari kebanyakan kasus banyak anak tunagrahita terdeteksi setelah masuk sekolah. Tes IQ mungkin dapat dijadikan indicator dari kemampuan mental seseorang. Kemampuan adaptif seseorang tidak selamanya tercermin pada hasil tes IQ. Latihan, pengalaman, motivasi, dan lingkungan social sangat besar pengaruhnya pada kemampuan adaptif seseorang.
Anak tunagrahita kurang cakap dalam memikirkan hal-hal yang bersifat abstrak, yang sulit-sulit dan yang berbelit-belit. Mereka kurang atau terbelakang atau tidak berhasil bukan sehari dua hari atau sebulan dua bulan, tetapi untuk selama-lamanya dan bukan hanya dalam satu dua hal tetapi hampir segala-galanya. Lebih-lebih dalam pelajaran seperti : mengarang, menyimpulkan isi bacaan, menggunakan symbol-simbol berhitung, dan dalam semua pelajaran yang bersifat teoritis. Dan juga mereka kurang atau terhambat dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Pendapat diatas sejalan dengan definisi yang ditetapkan AAMD yang dikutip oleh Grossman (Kirk & Gallagher, 1986:116), yang artinya bahwa ketunagrahitaan mengacu pada sifat intelektual umum yang secara jelas dibawah rata-rata, bersama kekurangan dalam adaptasi tingkah laku dan berlangsung pada masa perkembangan.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa :
a. Anak tunagrahita memiliki kecerdasan dibawah rata-rata sedemikian rupa dibandingkan dengan anak normal pada umumnya.
b. Adanya keterbatasan dalam perkembangan tingkah laku pada masa perkembangan
c. Terlambat atau terbelakang dalam perkembangan mental dan social
d. Mengalami kesulitan dalam mengingat apa yang dilihat, didengar sehingga menyebabkan kesulitan dalam berbicara dan berkomunikasi
e. Mengalami masalah persepsi yang menyebabkan tunagrahita mengalami kesulitan dalam mengingat berbagai bentuk benda (visual perception) dan suara (audiotary perception)
f. Keterlambatan atau keterbelakangan mental yang dialami tunagrahita menyebabkan mereka tidak dapat berperilaku sesuai dengan usianya.

sumber : www.google.com

Pengertian ADHD ???

ADHD / GPPH (Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas) adalah keadaan neurologik-perilaku dengan gejala-gejala yang meliputi kurangnya perhatian, perhatian mudah beralih, hiperaktivitas, kegelisahan yang berlebihan, dan tindakan-tindakan yang bersifat impulsif (bertindak sesuai dorongan hati tanpa memperhatikan situasi).
Diperkirakan antara 3 -7% dari anak usia-sekolah dan 4% dewasa menderita ADHD. Biasanya mulai dikenali saat anak berusia sekolah, meskipun dapat didiagnosa pada semua golongan umur. Penelitian memperkirakan bahwa dalam rata-rata kelas dengan 30 murid, 1 diantaranya menderita ADHD.
Anak laki-laki dengan ADHD lebih banyak 3 banding 1 terhadap anak perempuan dengan kondisi yang sama. Beberapa dokter menganggap bahwa terdapat sama banyak anak perempuan dengan ADHD dibanding anak laki-laki, hanya mereka tidak terdiagnosa sesering anak laki-laki karena anak perempuan kurang mengganggu dan gejalanya masih terkendali sampai usia lebih tua. Sebagai contoh, anak perempuan menunjukkan gejala ADHD secara kurang menyusahkan, seperti kurangnya perhatian.
Sumber : www.google.com

Pengaruh Obat Terhadap Anak ADHD

Pengaruh Obat Terhadap Anak ADHD

Untuk kebanyakan anak, obat ADHD akan membuat mereka lebih tenang dan lebih mampu untuk fokus dan berkonsentrasi. Beberapa dari perubahan ini mungkin luput dari perhatian anak – meskipun orangtua dan guru dapat melihat perubahan tingkah laku yang positif bila obat bekerja dengan seharusnya. Obat ADHD seharusnya tidak mengubah kepribadian dasar anak meskipun membuatnya kurang hiperaktif dan lebih memperhatikan. Kadang anak melaporkan perasaan yang sedikit tidak biasa atau berbeda waktu pertama makan obat ADHD, tetapi perasaan ini biasanya ringan dan akan menghilang.

Efek samping pengobatan dan cara mengatasinya

Beberapa efek samping yang paling sering dan dapat diperkirakan dari obat ADHD adalah berkurangnya nafsu makan, gangguan tidur, sakit kepala, nyeri lambung, dan iritabilitas (mudah marah). Efek samping ini biasanya membaik setelah beberapa bulan pengobatan.
Efek samping biasanya tidak membahayakan, tetapi semuanya harus dilaporkan kepada dokter yang mengobati, terutama bila menyebabkan rasa tidak nyaman atau mengganggu kegiatan anak sehari-hari. Efek samping sering kali dapat dikurangi dengan mengganti obat, menggunakan bentuk sediaan obat yang berbeda, menyesuaikan dosis, atau mengubah waktu makan obat.

Sumber : www.wikipedia.com
PENDIDIKAN UNTUK ANAK TUNAGRAHITA

Tuna grahita membutuhkan pengajaran yang lebih atau ekstra dibanding anak- anak normal lainnya. Ada sekolah khusus yang biasa disebut SLB (Sekolah Luar Biasa). Biasanya anak Tunagrahita tersebut di tes terlebih dahulu agar dapat di ketahui klasifiksi termasuk Tunagrahita ringan, sedang, ataupun berat. Sehingga akan mendapatkan pengajaran yang sesuai dengan kebutuhannya. Anak dengan kebutuhan khusus adalah anak yang secara signifikan mengalami kelainan (fisik, mental- intelektual, sosial, emosional) dalam proses perkembangannya dibandingkan dengan anak- anak lain seusianya sehingga mereka memerlukan pelayanan pendidikan khusus.

Proses pembelajaran untuk anak tunagrahita harus dilakukan secara intensif karena mereka sangat memerlukan pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan mereka. Secara umum keberhasilan proses pembelajaran sangat ditentukan oleh beberapa komponen. Komponen tersebut dapat berasal dari guru, siswa, sarana prasarana, kurikulum, dan lain- lain. Komponen- komponen ini akan saling berkaitan antara yang satu dengan yang lainnya. Guru tanpa siswa tidak akan terjadi proses pembelajaran, demikian juga siswa tanpa komponen yang lain tidak mungkin terjadi proses pembelajaran. Proses pembelajaran merupakan bagian yang paling pokok dalam kegiatan pendidikan di sekolah. Pembelajaran adalah interaksi timbal balik antara siwa dengan guru dan antar sesama dalam proses pembelajaran. Pengertian interaksi mengandung unsur saling memberi dan menerima.

Kajian teori dalam proses pembelajaran :

a. Teori Motivasi
Guru harus senantiasa memberikan motivasi kepada siswa agar memiliki gairah dan semangat yang tinggi dalam mengikuti kegiatan belajar- mengajar. Dan memberikan reward kepada siswa yang berbakat.
b. Teori Belajar dan Tingkah Laku
Dalam kegiatan belajar- mengajar, guru perlu mengembangkan strategi pembelajaran yang mampu mengoptimalkan interaksi antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa, guru dengan siswa dan lingkungan, serta interaksi banyak arah.

c. Teori Kognitif
Sesuatu yang dipelajari siswa tergantung pada apa yang diketahui dari masing- masing siswa dan bagaimana informasi baru diproses.

sumber : www.google.com

PENANGANAN DINI HIPERAKTIFITAS

Melihat penyebab ADHD yang belum pasti terungkap dan adanya beberapa teori penyebabnya, maka tentunya terdapat banyak terapi atau cara dalam penanganannya sesuai dengan landasan teori penyebabnya.
Terapi medikasi atau farmakologi adalah penanganan dengan menggunakan obat-obatan. Terapi ini hendaknya hanya sebagai penunjang dan sebagai kontrol terhadap kemungkinan timbulnya impuls-impuls hiperaktif yang tidak terkendali. Sebelum digunakannya obat-obat ini, diagnosa ADHD haruslah ditegakkan lebih dulu dan pendekatan terapi okupasi lainnya secara simultan juga harus dilaksanakan, sebab bila penanganan hanya diutamakan obat maka tidak akan efektif secara jangka panjang.
Terapi nutrisi dan diet banyak dilakukan dalam penanganan penderita. Diantaranya adalah keseimbangan diet karbohidrat, penanganan gangguan pencernaan (Intestinal Permeability or "Leaky Gut Syndrome"), penanganan alergi makanan atau reaksi simpang makanan lainnya. Feingold Diet dapat dipakai sebagai terapi alternatif yang dilaporkan cukup efektif. Suatu substansi asam amino (protein), L-Tyrosine, telah diuji-cobakan dengan hasil yang cukup memuaskan pada beberapa kasus, karena kemampuan L-Tyrosine mampu mensitesa (memproduksi) norepinephrin (neurotransmitter) yang juga dapat ditingkatkan produksinya dengan menggunakan golongan amphetamine.
Beberapa terapi biomedis dilakukan dengan pemberian suplemen nutrisi, defisiensi mineral, essential Fatty Acids, gangguan metabolisme asam amino dan toksisitas Logam berat. Terapi inovatif yang pernah diberikan terhadap penderita ADHD adalah terapi EEG Biofeed back, terapi herbal, pengobatan homeopatik dan pengobatan tradisional Cina seperti akupuntur.
Terapi yang diterapkan terhadap penderita ADHD haruslah bersifat holistik dan menyeluruh. Penanganan ini hendaknya melibatkan multi disiplin ilmu yang dilakukan antara dokter, orangtua, guru dan lingkungan yang berpengaruh terhadap penderita secara bersama-sama. Penanganan ideal harus dilakukan terapi stimulasi dan terapi perilaku secara terpadu guna menjamin keberhasilan terapi.
Untuk mengatasi gejala gangguan perkembangan dan perilaku pada penderita ADHD yang sudah ada dapat dilakukan dengan terapi okupasi. Ada beberapa terapi okupasi untuk memperbaiki gangguan perkembangan dan perilaku pada anak yang mulai dikenalkan oleh beberapa ahli perkembangan dan perilaku anak di dunia, diantaranya adalah sensory Integration (AYRES), snoezelen, neurodevelopment Treatment (BOBATH), modifukasi Perilaku, terapi bermain dan terapi okupasi lainnya.

Sumber : www.wikipedia.com

KLASIFIKASI ANAK TUNAGRAHITA

Anak Tunagrahita terdiri atas beberapa klasifikasi, yaitu :

1. Tunagrahita Ringan

Anak yang tergolong dalam Tunagrahita ringan memiliki banyak kelebihan dan kemampuan. Mereka mampu dididik dan dilatih. Misalnya, membaca, menulis, berhitung, menggambar, bahkan menjahit. Tunagrahita ringan lebih mudah diajak berkomunikasi, selain itu kondisi fisik mereka juga tidak terlihat begitu mencolok. Mereka mampu mengurus dirinya sendiri untuk berlindung dari bahaya apapun. Karena itu anak tunagrahita ringan tidak memerlukan pengawasan ekstra, mereka hanya perlu terus dilatih dan dididik.

2. Tunagrahita Sedang

Tidak jauh berbeda dengan anak tunagrahita ringan. Anak tunagrahita sedang pun mampu untuk diajak berkomunikasi. Namun, kelemahannya mereka tidak begitu mahir dalam menulis, membaca, dan berhitung. Tetapi, mereka paham untuk menjawab pertanyan dari orang lain, contohnya, ia tahu siapa namanya, alamat rumah, umur, nama orangtuanya, ,ereka akan mampu menjawab dengan jelas. Sedikit perhatian dan pengawasan dibutuhkan untuk perkembangan mental dan social anak tunagrahita sedang.

3. Tunagrahita Berat

Anak tunagrahita berat dapat disebut juga Idiot. Karena dalam kegiatan sehari- harinya membutuhkan pengawasan, perhatian, bahkan pelayananyang maksimal. Mereka tidak dapat mengurus dirinya sendiri. Asumsi anak tunagrahita sama dengan idiot tepat digunakan jika anak tunagrahita tergolong dalam tunagrahita berat.

sumber : www.google.com

Gangguan pola perilaku yang menentang peraturan (Oppositional Defiant Disorder / ODD) – Gangguan kelakuan (Conduct disorder)

Anak dengan ODD sering tidak patuh kepada peraturan dan punya kecenderungan untuk menyusahkan orang lain. Sejumlah anak dengan ADHD yang menunjukkan masalah tingkah laku dapat didiagnosa dengan gangguan perilaku.
Gangguan perilaku adalah kelainan psikiatrik yang serius dimana anak bersifat agresif terhadap orang dan binatang, merusak barang, dan seringkali melanggar aturan di masyarakat.

Ketidak-mampuan belajar dan berbahasa (Learning and language disabilities)
25 sampai 30 persen anak dengan ADHD juga mengalami masalah dalam bahasa atau belajar. Anak dengan kondisi penyerta ini dapat mengambil manfaat dari terapi sekolah dan bahasa, juga bantuan tambahan di sekolah.

Gangguan cemas (Anxiety disorder) dan Depresi (Depressive disorder)
Tambahan pula, 33 persen anak dengan ADHD juga memiliki kecemasan (anxietas) atau gangguan alam perasaan (seperti depresi). Anak dengan masalah ini dapat ditolong dengan pengobatan tambahan, termasuk terapi bicara, obat, atau keduanya.

Gangguan bipolar (Bipolar disorder)
Salah satu keadaan yang lebih serius yang mungkin terjadi bersamaan dengan ADHD adalah gangguan bipolar. Sejumlah tanda yang menunjukkan anak anda mempunyai gangguan bipolar adalah rasa gembira yang berlebihan, pola pikir cepat, dan kurang perlu tidur, sangat iritabel, sensitif dan reaktif secara berlebihan serta emosinya sering dikatakan seperti “roller-coaster”.

sumber : www.google.com

KARAKTERISTIK ANAK TUNAGRAHITA

Berdasarkan pengertian yang telah dipaparkan diatas, maka anak tunagrahita memiliki karakteristik tersendiri pada segi tingkah laku, emosi dan sosialnya, cara belajarnya dan kesehatan pada fisikya. Untuk karakteristik tersebut, setiap anak tunagrahita memiliki karakteristik yang berada sesuai dengan tingkat kekurangannya. Secara umum karakteristik tersebut dapat digeneralkan ke dalam :

1. Segi Intelektualnya

• anak tunagrahita mampu mengetahui atau menyadari situasi, benda-benda dan orang disekitarnya, namun mereka tidak mampu memahami keberadaan dirinya. Hal tersebut disebabkan oleh faktor bahasa yang manjaadi hambatan, dikarenakan mereka pada umunya sulit untuk mengatakan atau menyampaikan kata yang sesuai dengan keadaan yang diinginkannya.
• Mereka berkesulitan untuk memecahkan masalah-masalah yang ada, tidak mampu membuat suatu rencana bagi dirinya, dan anak tersebut pun sulit untuk memilih alternatif pilihan yang berbeda.
• Mereka sulit sekali untuk menuliskan simbol-angka, sehingga secara umum mereka memiliki ksulitan dalam bidang membaca, menulis dan berhitung.
• Kemampuan belajar anak tunagrahita terbatas. Mereka mengalami kesulitan yang berarti dalam pengetahuan yang bersifat konsep dan dalam menempatkan dirinya dengan keadaan situasi lingkungannya.





2. Segi Tingkah Laku (Perilaku Adaptif)

• Perkembangan anak tunagrahita lamban. sulit mempelajari sikap tertentu, bahkan sulit melakukan pekerjaan yang ditugaskan walaupun tugas tersebut bagi orang normal sangat sederhana.
• Faktor kognitif merupakan hal yang sulit bagi anak tersebut, khususnya yang berkenaan dengan perhatian dengan atau konsentrasi, ingatan, berbicara dengan bahasa yang benar, dan dalam kemampuan akademiknya.
• Anak tunagrahita seringkali merasakan ketidakmampuan dalam melakukan suatu pekerjaan atau tugas yang diberikan padanya, karena seringnya melakukan kesalahan-kesalahan pada saat melakukannya.
• Mereka pada umunya kurang percaya diri dan seringkali menggantungkan bimbingan atau bantuan orang lain, atau dengan kata lain rasa kemampuan dirinya kurang. Mereka juga seringkali sulit dalam memilih lingkungan pergaulan yang baik, sehingga mudah terjerumus pada hal-hal yang bersifat negatif.

Jadi dari karakteristik diatas, dapat disimpulkan bahwa anak tunagrahita itu memiliki kekurangan di dalam :

• Melakukan koordinasi gerak dan sensorinya,
• Rendahnya rasa toleransi,
• Kemampuan untuk memahami konsep-konsep yang bersifat akademik,
• Memusakan perhatian,
• Kesulitan dalam bahasa,
• Kemampuan untuk mendapatkan pekerjaan dan melakukan pekerjaan

sumber : www.wikipedia.com

FAKTOR RESIKO GANGGUAN ADHD

Dalam melakukan deteksi dini gangguan perilaku ini maka perlu diketahui faktor resiko yang bisa mengakibatkan gangguan ADHD. Banyak bukti penelitian yang menunjukkan peranan disfungsi Susunan saraf pusat (SSP). Sehingga beberapa kelainan dan gangguan yang terjadi sejak kehamilan, persalinan dan masa kanak-kanak harus dicermati sebagai faktor resiko.

Selama periode kehamilan, disfungsi SSP disebabkan oleh gangguan metabolik, genetik, infeksi, intoksikasi, obat-obatan terlarang, perokok, alkohol dan faktor psikogenik. Penyakit diabetes dan penyakit preeklamsia juga harus dicermati.

Pada masa persalinan, disebabkan oleh: prematuritas, post date, hambatan persalinan, induksi persalinan, kelainan letak (presentasi bayi), efek samping terapi, depresi sistem immun dan trauma saat kelahiran normal. Sedangkan periode kanak-kanak har5uis dicermati gangguan saluran cerna kronis, infeksi, trauma, terapi medikasi, keracunan, gangguan metabolik, gangguan vaskuler, faktor kejiwaan, keganasan dan terjadinya kejang. Riwayat kecelakaan hingga harus dirawat di rumah sakit,kekerasan secara fisik, verbal, emosi atau merasa diterlantarkan. Trauma yang serius, menerima perlakuan kasar atau merasa kehilangan sesuatu selama masa kanak-kanak, tidak sadar diri atau pingsan.

Sumber : www.wikipedia.com

DIAGNOSIS ADHD

Diagnosa hiperaktifitas tidak dapat dibuat hanya berdasarkan informasi sepihak dari orang tua penderita saja tetapi setidaknya informasi dari sekolah, serta penderita harus dilakukan pemeriksaan meskipun saat pemeriksaan penderita tidak menunjukkan tanda-tanda hiperaktif, dengan mempertimbangkan situasi dan kondisi saat pemeriksaan dan kemungkinan hal lain yang mungkin mejadi pemicu terjadinya hiperaktifitas. Pada beberapa kasus bahkan membutuhkan pemeriksaan psikometrik dan evaluasi pendidikan. Hingga saat ini belum ada suatu standard pemeriksaan fisik dan psikologis untuk hiperaktifitas. Ini berarti pemeriksaan klinis haruslah dilakukan dengan sangat teliti meskipun belum ditemukan hubungan yang jelas antara jenis pemeriksaan yang dilakukan dengan proses terjadinya hiperaktifitas. Beragam kuesioner dapat disusun untuk membantu mendiagnosa, namun yang terpenting adalah perhatian yang besar dan pemeriksaan yang terus-menerus, karena tidak mungkin diagnosa ditegakkan hanya dalam satu kali pemeriksaan.
Bila didapatkan seorang anak dengan usia 6 hingga 12 tahun yang menunjukkan tanda-tanda hiperaktif dengan prestasi akademik yang rendah dan kelainan perilaku, hendaknya dilakukan evaluasi awal kemungkinan
Untuk mendiagnosis ADHD digunakan kriteria DSM IV yang juga digunakan, harus terdapat 3 gejala : Hiperaktif, masalah perhatian dan masalah konduksi.

Sumber : www.wikipedia.com

DETEKSI DINI GEJALA HIPERAKTIF

Untuk dapat disebut memiliki gangguan ADHD, harus ada tiga gejala utama yang nampak dalam perilaku seorang anak, yaitu inatensi, hiperaktif, dan impulsif. Inatensi atau pemusatan perhatian yang kurang dapat dilihat dari kegagalan seorang anak dalam memberikan perhatian secara utuh terhadap sesuatu. Anak tidak mampu mempertahankan konsentrasinya terhadap sesuatu, sehingga mudah sekali beralih perhatian dari satu hal ke hal yang lain.
Gejala hiperaktif dapat dilihat dari perilaku anak yang tidak bisa diam. Duduk dengan tenang merupakan sesuatu yang sulit dilakukan. Ia akan bangkit dan berlari-lari, berjalan ke sana kemari, bahkan memanjat-manjat. Di samping itu, ia cenderung banyak bicara dan menimbulkan suara berisik.
Gejala impulsif ditandai dengan kesulitan anak untuk menunda respon. Ada semacam dorongan untuk mengatakan/melakukan sesuatu yang tidak terkendali. Dorongan tersebut mendesak untuk diekspresikan dengan segera dan tanpa pertimbangan. Contoh nyata dari gejala impulsif adalah perilaku tidak sabar. Anak tidak akan sabar untuk menunggu orang menyelesaikan pembicaraan. Anak akan menyela pembicaraan atau buru-buru menjawab sebelum pertanyaan selesai diajukan. Anak juga tidak bisa untuk menunggu giliran, seperti antri misalnya. Sisi lain dari impulsivitas adalah anak berpotensi tinggi untuk melakukan aktivitas yang membahayakan, baik bagi dirinya sendiri maupun orang lain.
Selain ketiga gejala di atas, untuk dapat diberikan diagnosis hiperaktif masih ada beberapa syarat lain. Gangguan di atas sudah menetap minimal 6 bulan, dan terjadi sebelum anak berusia 7 tahun. Gejala-gejala tersebut muncul setidaknya dalam 2 situasi, misalnya di rumah dan di sekolah.
Manifestasi klinis yang terjadi sangat luas, mulai dari yang ringan hingga berat atau bisa terjadi dengan jumlah gejala minimal hingga lebih banyak gejala. Tampilan klinis ADHD tampaknuya sudah bisa dideteksi sejak dini Sejas usia bayi. Gejala yang harus lebih dicermati pada usia bayi adalah bayi yang sangat sensitive terhadap suara dan cahaya, menangis, menjerit, sulit untuk diam, waktu tidur sangat kurang dan sering terbangun, kolik, sulit makan atau minum susu baik ASI atau susu botol., tidak bisa ditenangkan atau digendong, menolak untuk disayang, berlebihan air liur, kadang seperti kehausan sering minta minum, Head banging (membenturkan kepala, memukul kepala, menjatuhkan kepala kebelakang) dan sering marah berlebihan.
Keluhan lain pada anak besar adalah anak tampak Clumsy (canggung), impulsif, sering mengalami kecelakaan atau jatuh, perilaku aneh/berubah-ubah yang mengganggu, gerakan konstan atau monoton, lebih ribut dibandingkan anak lainnya. Agresif, Intelektual (IQ) normal atau tinggi tapi pretasi di sekolah buruk, Bila di sekolah kurang konsentrasi, aktifitas berlebihan dan tidak bisa diam, mudah marah dan meledak kemarahannya, nafsu makan buruk. Koordinasi mata dan tangan jelek., sulit bekerjasama, suka menentang dan tidak menurut, suka menyakiti diri sendiri (menarik rambut, menyakiti kulit, membentur kepala dll) dan gangguan tidur.
Tanda dan gejala pada anak yang lebih besar adalah tindakan yang hanya terfokus pada satu hal saja dan cenderung bertindak ceroboh, mudah bingung, lupa pelajaran sekolah dan tugas di rumah, kesulitan mengerjakan tugas di sekolah maupun di rumah, kesulitan dalam menyimak, kesulitan dalam menjalankan beberapa perintah, sering keceplosan bicara, tidak sabaran, gaduh dan bicara berbelit-belit, gelisah dan bertindak berlebihan, terburu-buru, banyak omong dan suka membuat keributan, dan suka memotong pembicaraan dan ikut campur pembicaraan orang lain
Gejala-gejala diatas biasanya timbul sebelum umur 7 tahun, dialami pada 2 atau lebih suasana yang berbeda (di sekolah, di rumah atau di klinik dll), disertai adanya hambatan yang secara signifikan dalam kehidupan sosial, prestasi akademik dan sering salah dalam menempatkan sesuatu, serta dapat pula timbul bersamaan dengan terjadinya kelainan perkembangan, skizofrenia atau kelainan psikotik lainnya20).
SUMBER : www.google.com

Definisi Hiperaktifitas

Definisi hiperaktifitas adalah suatu peningkatan aktifitas motorik hingga pada tingkatan tertentu yang menyebabkan gangguan perilaku yang terjadi, setidaknya pada dua tempat dan suasana yang berbeda. Aktifitas anak yang tidak lazim dan cenderung berlebihan yang ditandai dengan gangguan perasaan gelisah, selalu menggerak-gerakkan jari-jari tangan, kaki, pensil, tidak dapat duduk dengan tenang dan selalu meninggalkan tempat duduknya meskipun pada saat dimana dia seharusnya duduk degan tenang.. Terminologi lain yang dipakai mencakup beberapa kelainan perilaku meliputi : perasaan yang meletup-letup, aktifitas yang berlebihan, suka membuat keributan, membangkang dan destruktif yang menetap.
Temperamen seorang anak adalah suatu karakteristik yang hidup dan dinamis, meski terkadang pada seorang anak lebih dinamis dibandingkan anak lain. Bila terjadi peningkatan aktifitas motorik yang berlebihan pada seorang anak dibandingkan anak lain sebayanya, maka sering kali si-anak dikeluhkan sebagai hiperaktif oleh orang tuanya. Penilaian semacam ini sangat subyektif dan tergantung dari standar yang dipakai oleh orang tua dalam menilai tingkat aktifitas normal seorang anak. Anggapan bahwa si-anak hiperaktif mungkin tidak tepat jika hanya karena si-anak menunjukkan tanda-tanda nakal dan bikin ribut pada saat tertentu tetapi secara keseluruhan menunjukkan aktifitas yang normal. Dalam hal anak-ini justru kepada orang tuanya yang harus diberikan pengertian dan pengetahuan tentang bagaimana membimbing dan mengarahkan secara benar seorang anak dengan pola perilaku yang menurut orang tua berlebihan.

Sumber : www.wikipedia.com

DEFINISI DAN KARAKTERISTIK PERILAKU ANAK DENGAN ADHD (ATTENTION DEFICITS & HIPERACTIVITY DISORDER)

ADHD adalah salah satu kondisi neurologis yang melibatkan gangguan pada proses memusatkan perhatian dan perilaku hiperaktivitas dan impulsivitas, yang tidak sejalan dengan tingkat usia anak. Hal ini menunjukkan bahwa ADHD bukan semata-mata gangguan perhatian seperti asumsi yang selama ini ada, namun lebih kepada kegagalan perkembangan fungsi sirkuit otak yang memonitor kontrol diri dan inhibisi. Hilangnya regulasi diri ini mengganggu fungsi otak yang lain yang penting untuk memelihara perhatian, termasuk kemampuan untuk menunda imbalan (Barkley, 1998). Perilaku anak dengan ADHD juga meliputi aktivitas motorik yang berlebihan. Anak-anak yang mengalami ADHD menunjukkan beberapa macam gejala dan tingkat keparahan yang berbeda-beda.
Anak-anak dengan ADHD umumnya menunjukkan perilaku yang secara umum dibagi dalam dua kelompok, yaitu:
a. kurangnya kemampuan memelihara perhatian
b. hiperaktivitas-impulsivitas.
Hal ini membuat APA (American Psychiatric Association) dalam DSM-IV membagi gangguan ini dalam 3 jenis, yaitu:
a. gejala utamanya kurang perhatian
b. gejala utama hiperaktivitas-impulsivitas
c. kombinasi kedua tipe tersebut
Anak yang hiperaktif akan selalu tampak tidak tenang, sulit duduk tenang dan bermain dengan diam, dan selalu bergerak seolah-olah digerakkan oleh mesin. Anak-anak yang impulsive kadang kesulitan berpartisipasi dalam tugas yang mengharuskan antri (menunggu giliran). Kadang juga terlihat selalu berpindah-pindah dari satu tugas ke tugas yang lain sebelum menyelesaikan tugas-tugas sebelumnya atau menjawab pertanyaan yang diajukan seelum diminta atau sebelum pertanyaan selesai. Kurangnya kemampuan memusatnya perhatian pada anak ADHD mempengaruhi proses belajar karena membuat mereka kesulitan memperhatikan instruksi, sulit memelihara perhatian untuk suatu tugas tertentu, dan sering salah meletakkan benda pada tempatnya. Anak-anak ini biasanya sulit memperhatikan hal-hal detil, ceroboh, dan menolak tugas-tugas yang menuntut konsentrasi.

Sumber : www.google.com.

Dampak ADHD

ADHD dapat mengganggu kemampuan anak untuk berprestasi di sekolah serta kemampuan untuk berkembang dan mempertahankan hubungan sosial (dengan lingkungan). ADHD dapat meningkatkan risiko anak dikeluarkan dari sekolah atau menghadapi problem disiplin. ADHD juga dihubungkan dengan meningkatnya risiko untuk bermasalah dengan mengemudi secara membahayakan, merokok dan penyalah-gunaan zat.

Dampak ADHD bila tidak diobati :

- Meningkatnya risiko untuk gagal dan putus sekolah
- Problem dengan tingkah laku dan disiplin
- Kesulitan sosial dan perselisihan keluarga
- Luka akibat kecelakaan

Sumber : www.google.com

gejala ADHD

Beberapa gejala yang muncul dalam gangguan ADHD ini menimbulkan akibat yang mempengaruhi beberapa aspek dalam perkembangan anak, diantaranya dalam proses belajar kemungkinan memunculkan kesulitan belajar, dalam kehidupan sosial anak-anak dengan ADHD sering mengalami isolasi sosial sehingga harga dirinya cenderung rendah. Isolasi sosial dapat muncul karena anak-anak yang hiperaktif terkadang cenderung agresif dan kurang dapat mengikuti aturan atau menunggu giliran, sementara anak-anak yang inattentive cenderung menarik diri (NIMH, 1999).
Berdasarkan data yang disampaikan Departemen Pendidikan Amerika tahun 2003, diperkirakan di USA terdapat 1,46 sampai 2,46 juta anak (3%-5% dari populasi pelajar) yang mengalami ADHD. Anak laki-laki 4 sampai 9 kali lebih banyak didiagnosa ADHD, dan gangguan ini dapat ditemukan di semua budaya, meski dengan prevalensi yang berbeda-beda (U.S. Department of Education, 2003). Sayangnya, data tentang jumlah dan prevalensi anak Indonesia yang mengalami ADHD belum dapat ditemukan.

Sumber : www.google.com

ANAK YANG AUTISTIK

ANAK YANG AUTISTIK


Kata autisme, berasal dari kata Yunani “autos” = “aku”, dalam pengertian non ilmiah mudah menimbulkan interpretasi yaitu bahwa semua anak yang bersikap sangat mengarah kepada dirinya sendiri karena sebab apapun, disebut autistic. Suatu autisiform atau tingkah laku autistic semu semacam itu dapat timbul karena “kekurangan pemeliharaan yang hangat”. Keadaan itu tidak perlu merupakan autisme yang sungguh- sungguh. Perkembangan anak dapat saja terhambat karena tidak adanya pemeliharaan afektif, jadi karena penelantaran afektif. Bila penelantaran itu di barengi oleh ketidak adanya aturan, keajegan dan struktur dalam memilih pendidikan, dapat timbul gangguan- gangguan yang sungguh- sungguh yang baru akan timbul kemudian.
Autisme merupakan suatu hambatan perkembangan yang sudah Nampak pada tahun- tahun penghidupan pertama. Dugaan akan sebab- sebabnya ada bermacam- macam. Kanner tidak menolak kemungkinan bahwa autisme kanak- kanak awal ada hubungannya dengan schizophrenia kanak- kanak. Schizophrenia adalah suatu golongan penyakit mental yang di tandai oleh banyak symptom- symptom dan autisme sebagai suatu tingkah laku yang aneh yang sangat mengarah pada diri sendiri, merupakan salah satu simptomnya.

Senin, 01 Maret 2010

PENGANTAR GANGGUAN PERKEMBANGAN

Perkembangan di lukiskan sebagai “suatu proses yang dinamis, dalam proses tersebut sifat- sifat khas seseorang dan sifat- sifat lingkungan akhirnya menentukan tingkah laku mana yang menjdai actual dan manifest”.
Bila dalam proses ini tidak ada dinamikanya, baik karena gangguan dalam sifat- sifat pribadi, maupun karena kekurangan dalam lingkungan atau karena hambatan dalam interaksi antara keduanya, maka timbullah gangguan perkembangan. Sifat gangguan itu sebagian tergantung daripada usia terjadinya gangguan itu. Seringkali gangguan tersebut sangat menyolok pada suatu aspek kepribadian tertentu. Dalam hal ini dapat dikatakan misalnya tentang gangguan- gangguan yang terutama bersifat fisik dan psikomotorik, intelektual, social, moral atau emosional.
Gangguan- gangguan dalam fungsi- fungsi fisik dan psikomotorik pada umumnya disebabkan oleh kerusakan- kerusakan otak atau organisir perifer, jadi kerusakan pada susunan pusat urat syaraf atau pada anggota- anggota badan, urat daging, kelenjar dan panca indera. Hal- hal ini tidak dibicarakan disini. Juga tidak dibicarakan mengenai penyakit- penyakit psikosa, psikopati, psikosomatik, neurosa, yang lebih tepat dibicarakan dalam psikiatri.
Termasuk gangguan- gangguan intelektual adalah terutama berbagai bentuk lemah mental yang sebagian disebabkan oleh tuntutan- tuntutan social dan masyarakat. Kemungkinan penyebab yang pertama tidak akan dibicarakan, yang kedua akan dibicarakan dalam bagian gangguan- gangguan belajar. Gangguan- gangguan yang terutama Nampak pada tingkah laku psiko-sosial dan moral dapat di cakup dalam pengertian deviansi.

PERKEMBANGAN YANG TERGANGGU

Perkembangan terganggu ditandai oleh penyimpangan yang besar dari keadaan yang normal. Dengan normal di maksudkan suatu pola tingkah laku rata- rata yang Nampak pada orang- orang yang dalam periode perkembangan tertentu. Ada terdapat penyebaran tertentu dalam variansi tingkah laku di sekitar rata- rata tadi, variansi- variansi yang ada di dalam penyebaran tersebut masih dianggap normal. Perpindahan ke dalam pola tingkah laku yang terganggu tadi ada yang secara pelan- pelan, ada yang mendadak.

Bagi mereka yang mengalami variansi- variansi yang ada dalam penyebaran tadi tidak diadakan lembaga- lembaga yang khususkarena msih tergolong normal. Bagi mereka yang mengalami gangguan- gangguan perkembangan disediakan lembaga- lembaga khusus, misalnya sekolah- sekolah khusus, perumahan- perumahan, lembaga- lembaga yang khusus, atau klinik- klinik. Misalnya da sekolah khusus untuk anak- anak debil atau anak yang sangat sukar belajar, namun pada anak yang mengalami retardasi mental ini memang ada gangguan atau paling tidak kekurangan dalam perkembangan kepribadiannya, yang terutama meliputi aspek intelektualnya.

Menurut faham normalisasi itu mempunyai arti bahwa anak- anak lemah ingatan harus banyak mungkin diatur atau diasuh dalam lingkungan yang normal dengan sejauh mungkin memperhatikan keadaan anak- anak lemah mental tadi. Hal ini membawa serta bahwa tidak hanya anak yang lemah mental tadi yang harus menyesuaikan diri pada masyarakat, melainkan bahwa masyaraktpun harus memberi kemungkinannya sehingga anak- anak lemah mental dan yang mneyimpang tadi dapat menjadi bagian yang terintegrasi menurut prinsip integrasi atau “community containment”.

REMAJA DAN ROKOK

Di masa modern ini, merokok merupakan suatu pemandangan yang sangat tidak asing. Kebiasaan merokok dianggap dapat memberikan kenikmatan bagi si perokok, namun dilain pihak dapat menimbulkan dampak buruk bagi si perokok sendiri maupun orang – orang disekitarnya. Berbagai kandungan zat yang terdapat di dalam rokok memberikan dampak negatif bagi tubuh penghisapnya.
Beberapa motivasi yang melatarbelakangi seseorang merokok adalah untuk mendapat pengakuan (anticipatory beliefs), untuk menghilangkan kekecewaan (reliefing beliefs), dan menganggap perbuatannya tersebut tidak melanggar norma ( permissive beliefs/ fasilitative) (Joewana, 2004). Hal ini sejalan dengan kegiatan merokok yang dilakukan oleh remaja yang biasanya dilakukan didepan orang lain, terutama dilakukan di depan kelompoknya karena mereka sangat tertarik kepada kelompok sebayanyaatau dengan kata lain terikat dengan kelompoknya.

Penyebab Remaja Merokok :

1. Pengaruh 0rangtua
Salah satu temuan tentang remaja perokok adalah bahwa anak-anak muda yang berasal dari rumah tangga yang tidak bahagia, dimana orang tua tidak begitu memperhatikan anak-anaknya dan memberikan hukuman fisik yang keras lebih mudah untuk menjadi perokok dibanding anak-anak muda yang berasal darilingkungan rumah tangga yang bahagia.

2. Pengaruh teman
Berbagai fakta mengungkapkan bahwa semakin banyak remaja merokok maka semakin besar kemungkinan teman-temannya adalah perokok juga dan demikian sebaliknya. Dari fakta tersebut ada dua kemungkinan yang terjadi, pertama remaja tadi terpengaruh oleh teman-temannya atau bahkan temanteman remaja tersebut dipengaruhi oleh diri remaja tersebut yang akhirnya mereka semua menjadi perokok. Diantara remaja perokok terdapat 87% mempunyai sekurang-kurangnya satu atau lebih sahabat yang perokok begitu pula dengan remaja non perokok (Al Bachri, 1991)

3. Faktor Kepribadian
Orang mencoba untuk merokok karena alasan ingin tahu atau ingin melepaskan diri dari rasa sakit fisik atau jiwa, membebaskan diri dari kebosanan. Namun satu sifat kepribadian yang bersifat prediktif pada pengguna obat-obatan (termasuk rokok) ialah konformitas sosial. Orang yang memiliki skor tinggi pada berbagai tes konformitas sosial lebih mudah menjadi pengguna dibandingkan dengan mereka yang memiliki skor yang rendah.

4. Pengaruh Iklan
Melihat iklan di media massa dan elektronik yang menampilkan gambaran
bahwa perokok adalah lambang kejantanan atau glamour, membuat remaja
seringkali terpicu untuk mengikuti perilaku seperti yang ada dalam iklan
tersebut.

PSIKOLOGI

Psikologi adalah ilmu yang meneliti bagaimana pikiran bekerja serta mengapa manusia dan binatang berperilaku demikian. Psikolog adalah ilmuwan yang mempelajari bagaimana sebenarnya orang belajar, dan berperasaan. Untuk melakukan hal ini, mereka melakukan berbagai tes. Percobaan- percobaan itu dilakukan terhadap manusia atau hewan untuk mengetahui bagaimana mereka bersikap terhadap berbagai keadaan. Misalnya, waktu lapar atau lelah.

Ada bermacam-macam psikolog. Sebagian mereka melakukan penelitian, yaitu menyelidiki bagaimana orang berubah ketika bertambah tua dan bagaimana orang dapat mengingat- ingat atau lupa. Mereka juga mempelajari alasan- alasan mengapa orang melakukan kegiatan.

Beberapa psikolog melakukan penyembuhan atau memberi nasihat. Mereka disebut psikolog klinis dan bekerja langsung dengan orang yang memerlukan bantuan kejiwaan atau penyuluhan. Psikologi klinis dapat membantu orang memahami perasaan dan mengapa mereka melakukan sesuatu tindakan. Pengetahuan tentang diri sendiri ini akan memudahkan mereka bergaul dengan keluarga, teman- teman serta kawan sekerjanya.

PRIA DAN WANITA

Pria dan wanita adalah jenis jantan dan betina pada manusia. Manusia disebut Homo sapiens, yang berarti “mahkluk berakal”. Manusia dapat brfikir, berbicara, dan memecahkan masalah. Dengan kemampuannya inilah manusia mengembangkan masyarakat yang ada sekarang.

Antara pria dan wanita terdapat perbedaan fisik. Wanita melahirkan anak. Pria biasanya bertubuh lebih besar dan lebih kuat. Bila pria dan wanita menikah serta berkeluarga, perbedaan ini menentukan peranan yang berbeda pula. Wanita di harapkan mengurus anak. Pria di harapkan menyediakan keperluan anak istrinya (dahulu dengan berburu, sekarang dengan bekerja mencari nafkah).

Pada masyrakat modern peranan ini telah banyak berubah. Kini banyak wanita yang bekerja. Sebaliknya, banyak pria yang membantu menyelenggarakan rumah tangga dan menurus anak. Pada perkawinan di zaman modern pria dan wanita merupakan pasangan, masing- masing bebas untuk mengemukakan kepentingan dan mengembangkan bakatnya sendiri.

PENYIMPANGAN SEKS PADA REMAJA

Kita telah ketahui bahwa kebebasan bergaul remaja sangatlah diperlukan agar mereka tidak "kuper" dan "jomblo" yang biasanya jadi anak mama. "Banyak teman maka banyak pengetahuan". Namun tidak semua teman kita sejalan dengan apa yang kita inginkan. Mungkin mereka suka hura-hura, suka dengan yang berbau pornografi, dan tentu saja ada yang bersikap terpuji.

Masa remaja merupakan suatu masa yang menjadi bagian dari kehidupan manusia yang di dalamnya penuh dengan dinamika. Dinamika kehidupan remaja ini akan sangat berpengaruh terhadap pembentukan diri remaja itu sendiri. Masa remaja dapat dicirikan dengan banyaknya rasa ingin tahu pada diri seseorang dalam berbagai hal, tidak terkecuali bidang seks. Seiring dengan bertambahnya usia seseorang, organ reproduksipun mengalami perkembangan dan pada akhirnya akan mengalami kematangan. Kematangan organ reproduksi dan perkembangan psikologis remaja yang mulai menyukai lawan jenisnya serta arus media informasi baik elektronik maupun non elektronik akan sangat berpengaruh terhadap perilaku seksual individu remaja tersebut.

Salah satu masalah yang sering timbul pada remaja terkait dengan masa awal kematangan organ reproduksi pada remaja adalah masalah kehamilan yang terjadi pada remaja diluar pernikahan. Apalagi apabila Kehamilan tersebut terjadi pada usia sekolah. Siswi yang mengalami kehamilan biasanya mendapatkan respon dari dua pihak. Pertama yaitu dari pihak sekolah, biasanya jika terjadi kehamilan pada siswi, maka yang sampai saat ini terjadi adalah sekolah meresponya dengan sangat buruk dan berujung dengan dikeluarkannya siswi tersebut dari sekolah. Kedua yaitu dari lingkungan di mana siswi tersebut tinggal, lingkungan akan cenderung mencemooh dan mengucilkan siswi tersebut. Hal tersebut terjadi jika karena masih kuatnya nilai norma kehidupan masyarakat kita. Kehamilan remaja adalah isu yang saat ini mendapat perhatian pemerintah. Karena masalah kehamilan remaja tidak hanya membebani remaja sebagai individu dan bayi mereka namun juga mempengaruhi secara luas pada seluruh strata di masyarakat dan juga membebani sumber-sumber kesejahteraan. Namun, alasan-alasannya tidak sepenuhnya dimengerti. Beberapa sebab kehamilan termasuk rendahnya pengetahuan tentang keluarga berencana, perbedaan budaya yang menempatkan harga diri remaja di lingkungannya, perasaan remaja akan ketidakamanan atau impulsifisitas, ketergantungan kebutuhan, dan keinginan yang sangat untuk mendapatkan kebebasan.

Selain masalah kehamilan pada remaja masalah yang juga sangat menggelisahkan berbagai kalangan dan juga banyak terjadi pada masa remaja adalah banyaknya remaja yang mengidap HIV/AIDS.

PENGERTIAN MOTIVASI

Motif berasal dari bahasa Latin ‘movere’ yang berarti bergerak atau bahasa Inggrisnya ‘to move’. Motif diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri individu yang mendorong untuk berbuat (driving force). Motif juga membantu kita membuat prediksi tentang perilaku. Jika kita menyimpulkan motif dari contoh perilaku seseorang, dan jika kesimpulan kita itu benar, kita ada dalam posisi yang baik untuk membuat prediksi tentang apa yang akan dilakukan orang di masa yang akan datang. Seseorang yang memiliki dorongan yang kuat untuk menyakiti orang lain, akan menunjukan kekejaman dalam banyak situasi yang berbeda, seseorang yang cenderung memiliki motif berteman akan mencari teman itu dalam banyak situasi. Jadi, ketika motif tidak memberitahu kita apa yang sebenarnya terjadi, mereka memberi kita suatu gagasan/ ide tentang serangkaian hal- hal yang ingin dilakukan seseorang. Seseorang dengan suatu kebutuhan untuk berprestasi akan bekerja keras di sekolah, di bisnis, dalam permainan, dan dalam banyak situasi. Motif adalah keadaan umum yang membuat kita dapat memprediksi perilaku dalam banyak situasi yang berbeda.
Motif tidak berdiri sendiri, tetapi saling berkaitan dengan factor- factor lain, baik factor eksternal (contohnya seperti, mahasiswa yang rajin belajar agar dapat cepat lulus dengan IPK yang baik), maupun factor internal (contohnya seperti, rasa lapar ingin makan, rasa haus ingin minum). Hal tersebut menunjukan bahwa perilaku itu didorong dan diarahkan ke tujuan. Biasanya individu yang menunjukan perilaku yang ingin mencapai suatu tujuan tersebut biasanya cenderung untuk menetap. Suatu istilah yang menunjuk ke kekuatan yang mendorong dan mengarahkan keberhasilan perilaku yang tetap ke arah tujuan tertentu disebut “motivasi”.
Menurut Walgito, motivasi adalah keadaan dalam diri individu atau organisme yang mendorong perilaku ke arah tujuan. Menurut walgito motivasi mengandung 3 (tiga) aspek, yaitu :
a. Keadaan yang mendorong dan kesiapan bergerak dalam diri individu yang timbul karena kebutuhan jasmani, keadaan lingkungan, dan keadaan mental.
b. Perilaku yang timbul dan terarah karena keadaan tersebut.
c. Sasaran dan tujuan yang dikejar oleh perilaku tersebut.
Sedangkan menurut Plotnik, motivasi mengacu pada berbagai factor fisiologi dan psikologi yang menyebabkan seseorang melakukan aktivitas dengan cara yang spesifik pada waktu tertentu. Seseorang yang termotivasi menunjukan 3 (tiga) cirri sebagai berikut :
a. Anda terdorong berbuat atau melaksanakan sesuatu kegiatan.
b. Anda langsung mengarahkan energy anda untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
c. Anda mempunyai intensitas perasaan- perasaan yang berbeda tentang pencapaian tujuan itu.

B. TEORI TENTANG MOTIVASI
Teori motivasi berupaya untuk memberi serangkaian prinsip- prinsip untuk memberikan petunjuk pemahaman kita tentang dorongan, keinginan, kebutuhan, usaha, dan tujuan yang datang dari motivasi.
a. Teori Drive
Teori drive bisa diuraikan sebagai “teori- teori dorongan tentang motivasi”, perilaku didorong ke arah tujuan oleh keadaan- keadaan yang mendorong dalam diri seseorang atau binatang. Secara umum teori drive mengatakan hal berikut, “ketika suatu kedaaan dorongan internal muncul, individu didorong untuk mengaturnya dalam perilaku yang akan mengarah ke tujuan yang mengurangi intensitas keadaan yang mendorong, pada manusia dapat mencapai tujuan yang memadai yang mengurangi keadaan dorongan apabila dapat menyenangkan atau memuaskan.

b. Teori- teori Insentif
Teori Insentif justru merupakan teori kebalikan dari teori drive, teori insentif adalah “teori- teori dorongan” tentang motivasi, karena cirri- cirri tertentu yang dimiliki, objek tujuan mendorong perilaku ke arah tujuan tersebut. Objek- objek tujuan yang memotivasi perilaku dikenal sebagai insentif. Satu bagian penting dari banyak teori insentif adalah bahwa individu- individu mengharapkan kesenangan dari pencapaian dari apa yang mereka sebut insentif positive dan dari penginderaan dari apa yang disebut insentif negative. Ide dasar dibelakang teori insentif motivation adalah bahwa cirri stimulus dari tujuan kadang dapat memicu suatu perilaku motivasi.
c. Teori Oponen Proses
Dasar dari teori ini adalah pengamatan bahwa banyak keadaan emosi- emosi diikuti oleh keadaan yang bertentangan atau berlawanan. Teori ini memberikan suatu cara berfikir tentang dasar dari beberapa motif yang dipelajari. Seperti contoh, pecandu heroin memerlukan suatu kebutuhan obat untuk tetap mempertahankan keadaan yang tidak menyenangkan bila berhenti. Dapat disimpulkan bahwa beberapa orang memerlukan suatu kebutuhan untuk sensasi supaya mendapat pengalaman setelah bahaya lewat.
d. Teori Tingkat optimal
Teori ini mungkin dapat disebut “just right theory” (teori yang baik- baik saja). Individu dimotivasi untuk berperilaku dalam suatu cara untuk mencapai tingkat dorongan (arousal) yang optimal. Maksudnya, jika dorongan itu terlalu rendah, seseorang akan mencari situasi atau stimulus yang menaikan dorongan itu, namun jika dorongan itu terlalu tinggi perilaku akan diarahkan ke arah penurunan dorongan sehingga akan mendapat hasil tingkat yang optimal.


C. MOTIF SEBAGAI INFERENSI, EKSPLANASI, PREDIKTOR
a. Motif sebagai Inferensi
Motif tidak dapat diamati secara langsung, tetapi tidak dapat diketahui atau disimpulkan (inferenced) dari perilaku. Motif seseorang dapat diketahui dari apa yang dikatakan dan apa yang dilakukannya. Kita tidak harus sadar akan motivasi kita, oranglain dapat menyimpulkan tentang motivasi kita walaupun kita sendiri tidak menyadarinya. Perilaku tersebut dapat didorong oleh motivasi yang tidak disadari (unconscious motivation), yang merupakan konsep utama dalam teori psikoanalisis.
b. Motif sebagai Eksplanasi
Motif juga bisa berfungsi sebagai alat untuk melakukan penjelasan (explanation) mengenai perilaku. Kebanyakan penjelasan yang kita berikan setiap hari berkaitan dengan motivasi. Orang yang mengenal motivasi dapat menjelaskan mengapa anda berperilaku dengan cara tertentu. Karenanya para psikolog kepribadian dan klinis memberi tekanan begitu besar pada motivasi.
c. Motif sebagai Prediktor
Motif juga berfungsi untuk membantu melakukan prediksi tentang perilaku. Apabila seseorang dapat menyimpulkan dengan benar motif seseorang maka ia dapat memprediksikan perilakunya di masa yang akan datang.

D. JENIS- JENIS MOTIVASI
a. Motivasi Biologis
Motivasi biologis secara luas adalah berakar dari fisiologis dari tubuh. Keadaan motif biologis ditimbulkan oleh hilangnya keseimbangan dan perilaku yang di motivasi didorong oleh hemeostatis yang tidak seimbang membantu memulihkan kondisi seimbang.
• Motivasi Lapar
proses biologis yang menopang hidup memperoleh energy mereka dan substansi kimia dari makanan. Jadi, dapat dimengerti bahwa lapar adalah motif proses primer yang diperlukan untuk hidup. Sumber motivasi lapar adalah kontrak otot perut yang menjadi signal untuk perasaan lapar dan juga hypothalamus yaitu merupakan bagian dari otak yang secara kritis terlibat dalam motivasi lapar dan dalam sejumlah motif biologis lain. Motivasi lapar dan makan diaktifkan bukan hanya oleh factor- factor internal saja, tanda- tanda dab bau makanan yang lezat dapat mengarahkan meskipun keadaan kebutuhan internal tidak ada.
• Motivasi Haus
Factor- factor stimulus memainkan peran yang sangat besar dalam memprakarsai minum. Tubuh memiliki seperangkat proses hemeostatis internal yang kompleks untuk mengatur tingkat cairan dan perilaku minum. Tingkat air dalam tubuh dipelihara oleh kejadian fisiologis dalam beberapa hormone yaitu hormone antidiuretic (ADH), yang mengatur penghilangan air melalui ginjal. Cellular dehydration dan hypovolemia menyumbang pada haus dan minum disebut double- depletion hypothesis. Bagaimana kedua mekanisme itu bekerja yang akan menghasilkan keringat, tubuh kehilangan air, osmoreseptor (bagian dalam/depan dari hypothalamus yang menghasilkan impuls- impuls syaraf ketika mengalami dehidrasi), dan volume darah telah menurun. Haus dimunculkan dan kita akan minum untuk membasahi sel- sel dan mengembalikan volume darah ke tingkat normal.
• Motivasi Seksual
Motivasi seksual adalah social karena motivasi ini melibatkan oranglain. Seks dalam psikologi dipercayai sebagai bagian yang penting dari kehidupan emosi kita, seks dapat menimbulkan kenikmatan intens, tetapi juga dapat memberi kita penderitaan yang dalam dan menyebabkan kita terlibat dalam berbagai keputusan sulit. Seks mempunyai ciri yang terangkai sebagai bagian dari dorongan biologis, yang pertama bahwa seks bukan diperlukan untuk mempertahankan hidup individu, kecuali bahwa seks diperlukan untuk kelangsungan hidup spesies itu. Kedua, perilaku seksual tidak ditimbulkan oleh kurangnya zat- zat tertentu dalam tubuh. Ketiga, setidaknya pada binatang tingkat tinggi, motivasi seksual mungkin lebih dipengaruhi oleh informasi pancaindera dari lingkungan. Manusia yang secara hormonal siap digetarkan secara seksual oleh perkataan oranglain, wajah, gaya, suara, cara berpakaian dan wewangian orang lain. Dengan kata lain kebanyakan perilaku seksual dihidupkan oleh stimulus yang bertindak sebagai intensif atau penguat.
b. Motif Sosial
Motif social adalah keadaan motif yang kompleks, atau kebutuhan yang kompleks, yang merupakan sumber dari banyak tindakan manusia. Disebut social karena dipelajari dalam kelompok dan biasanya melibatkan orang lain. Menurt Mc Clelland terdapat 3 (tiga) jenis motif social, yaitu :
• Kebutuhan Berprestasi
Kebutuhan ini merupakan motif social yang dipelajari secara mendetail. Orang yang mempunyai kebutuhan ini akan meningatkan kinerjanya, dan dengan demikian akan terlihat kemampuan berprestasinya. Penelitian menunjukan bahwa orang yang mempunyai n-achievement tinggi, akan mempunyai kinerja yang lebih baik dibandingkan dengan orang yang n-achievment nya rendah. Dengan demikian dpat dikatakan bahwa untuk memprediksikan kinerja seseorang perlu diketahui dulu n-achievementnya.
• Kebutuhan Berfaliasi
Afiliasi menunjukan bahwa seseorang mempunyai kebutuhan untuk berhubungan dengan orang lain. Orang yang kuat kebutuhan afiliasinya akan selalu mencari teman, dan berusaha mempertahankan hubungan yang telah dibina dengan orang lain tersebut. Sebaliknya orang yang kebutuhan afisiasinya rendah segan untuk mencari teman, dan tidak cenderung membina dan mempertahankan hubungan dengan orang lain.
• Kebutuhan Akan Kekuasaan
Kebutuhan ini timbul dan berkembang dalam interaksi social. Orang yang mempunyai power needs tinggi suka melakukan control, mengendalikan atau memerintah orang lain.

Pengembangan Potensi remaja

Pengembangan potensi peserta didik merupakan proses yang disengaja dan sistematis dalam membiasakan/mengkondisikan peserta didik agar memiliki kecakapan dan keterampilan hidup. Untuk dapat mengembangkan, sebelum ataupun bersamaan dengan usaha kongkrit dilakukan, sangat perlu adanya pengertian dan pemahaman para pendidik terhadap remaja. Kecakapan dan keterampilan yang dimaksud berarti luas, baik kecakapan personal (personal skill) yang mencakup; kecakapan mengenali diri sendiri (self awareness) dan kecakapan berpikir rasional (thinking skill), kecakapan sosial (social skill), kecakapan akademik (academic skill), maupun kecakapan vokasional (vocational skill). Kegiatan pendidikan pada tahap melatih lebih mengarah pada konsep pengembangan kemampuan motorik peserta didik. Terkait dengan proses melatih ini, perlu dilakukan pembiasaan dan pengkondisian anak dalam berpikir secara kritis, strategis dan taktis dalam proses pembelajaran. Peserta didik dilatih memahami, merumuskan, memilih cara pemecahan dan memahami proses pemecahan “masalah”. Berangkat dari kondisi tersebut, maka budaya instant dalam pembelajaran yang selama ini dibudayakan harus ditinggalkan, menuju proses pemberdayaan seluruh unsur dalam sistem pembelajaran.
Untuk membekali terjadinya pergeseran orientasi pendidikan di era global dalam mewujudkan kualitas sumber daya manusia yang unggul, diperlukan strategi pengembangan pendidikan, antara lain:
1. Mengedepankan model perencanaan pendidikan (partisipatif) yang berdasarkan pada need assessment dan karakteristik masyarakat.
2. Pemerintah hendaknya berperan sebagai katalisator, fasilitator dan pemberdaya masyarakat.
3. Penguatan fokus pendidikan, yaitu fokus pendidikan diarahkan pada pemenuhan kebutuhan masyarakat, kebutuhan stakeholders, kebutuhan pasar dan tuntutan teman saing.
4. Pemanfaatan sumber luar (out sourcing), memanfaatkan berbagai potensi sumber daya (belajar) yang ada, lembaga-lembaga pendidikan yang ada, pranata-pranata kemasyarakatan, perusahaan/industri, dan lembaga lain yang sangat peduli pada pendidikan.
5. Memperkuat kolaborasi dan jaringan kemitraan dengan berbagai pihak, baik dari instansi pemerintah mapun non pemerintah, bahkan baik dari lembaga di dalam negeri maupun dari luar negeri.
6. Menciptakan soft image pada masyarakat sebagai masyarakat yang gemar belajar, sebagai masyarakat belajar seumur hidup.

Pengaruh Emosi Terhadap Perilaku dan Perubahan Fisik

Dibawah ini adalah beberapa contoh tentang pengaruh emosi terhadap perilaku individu di antaranya sebagai berikut :
a. Memperkuat semangat, apabila orang merasa senang atau puas atas hasil yang telah dicapai.
b. Melemahkan semangat, apabila timbul rasa kecewa karena kegagalan dan sebagai puncak dari keadaan ini ialah timbulnya rasa putus asa (frustasi)
c. Menghambat atau mengganggu konsentrasi belajar, apabila sedang mengalami ketegangan emosi dan bisa juga menimbulkan sikap gugup (nervous) dan gagap dalam berbicara.
d. Terganggu penyesuaian social, apabila terjadi rasa cemburu dan iri hati.
e. Suasana emosional yang diterima dan dialami individu semasa kecilnya akan mempengarui sikapnya dikemudian hari, baik terhadap dirinya sendiri maupun terhadap orang lain.

Sedangkan perubahan emosi terhadap perubahan fisik (jasmani) antara lain :
a. reaksi elektris pada kulit: meningkat bila terpesona,
b. peredaran darah: bertambah cepat bila marah,
c. denyut jantung: bertambah cepat bila terkejut,
d. pernapasan: bernapas panjang kalau kecewa,
e. pupil mata: membesar mata bila marah,
f. liur: mengering kalau takut atau tegang,
g. bulu roma: berdiri kalau takut,
h. pencernaan: mencret-mencret kalau tegang,
i. otot: ketegangan dan ketakutan menyebabkan otot menegang atau bergetar (tremor),
j. komposisi darah: komposisi darah akan ikut berubah karena emosional yang menyebabkan kelenjar-kelenjar lebih aktif.

MEMBUAT SESEORANG LEBIH MUDAH MEMINTA MAAF

Urusan kecil atau besar, tidaklah penting. Meminta maaf kepada seseorang itu rasanya seperti mencabut gigi. Jika ini menggambarkan orang yang anda kenal, anda dapat membuat kemajuan besar dengan mengubahnya menjadi orang yang lebih mudah meminta maaf saat dia berbuat salah.

Teknik 1 : ” Tentu Saja Perlu ”
Buatlah seseorang merasakan suasana hati yang baik, gembira, dan berharap- harap akan sesuatu. Kegembiraan akan memperbaiki suasana hati, maka sesekali tumbuhkan penghargaan diri yang lebih besar kepadanya. Ini sering menimbulkan energi extra yang akan mungkin anda butuhkan. Penelitian membuktikan bahwa seseorang mungkin enggan meminta maaf jika dia berpikir tindakan itu akan menganggu kenyamanan perasaannya.

Teknik 2 : ” Dering Beker ”
Anda ingin seseorang tau apa yang benar- benar penting dalam kehidupan. Untuk itu, bawalah dia kesebuah rumah sakit, panti perawatan, atau bahkan ke rumah duka. Banyak orang tampaknya lebih terhubung pada tingkat spiritual ini daripada tingkat logika atau emosional, dan ini sering sangat efektif. Ketika menyadari bahwa kehidupan sesungguhnya memiliki batas waktu, kita menjadi lebih banyak merenung. Teknik ini baik untuk kita karena kita tengah mengamati sesuatu, termasuk orang- orang dan berbagai situasi dengan lebih baik dan lebih berempati. Dan, perubahan pandangan kita ini akan memberi waktu yang menguntungkan untuk memperbaiki kekurangan di sana- sini.

MASALAH

Setiap manusia yang hidup di dunia pastilah memiliki masalahnya masing– masing, entah itu besar ataupun kecil, tak terkecuali siapapun. Dan semua orang pada umumnya sangat membenci sekali dengan datangnya suatu masalah. Padahal jika kita amati dan telaah lebih dalam lagi, setiap masalah, datang ketika kita berada dalam suatu proses untuk mencapai suatu tujuan atau cita– cita. Seperti ketika kita hendak dipromosikan oleh atasan, pastilah sebelum hal itu terjadi, beban pekerjaan dan masalah pada pekerjaan kita meningkat, seperti bertambahnya jumlah laporan, waktu kerja yang semakin banyak, tanggung jawab yang dipegang bertambah besar dll. Semua itu adalah berbagai bentuk masalah yang kemungkinan akan kita hadapi. Namun di balik itu semua, jika kita dapat melewati dan menyelesaikannya dengan baik akan ada sebuah kejutan atau hadiah indah yang menanti kita di akhir.
Masalah merupakan bagian penting dari sebuah roda kehidupan. Dan pada dasarnya manusia adalah mahkluk yang hanya dapat tumbuh dan berkembang dengan adanya suatu masalah. Jika tak ada masalah maka sulit rasanya bagi manusia untuk menjadi individu yang lebih baik dari sebelumnya. Coba anda bayangkan bagaimana rasanya jika setiap kali kita menginginkan sesuatu, keinginan tersebut langsung dapat terpenuhi tanpa adanya suatu proses perjuangan yang melibatkan masalah di dalamnya. Mungkin sekali dua kali akan terbayang betapa indahnya hidup ini, tapi jika hal itu terjadi secara terus menerus dalam kehidupan ini, maka tak akan ada peningkatan dari kualitas diri yang anda miliki atau bahkan malah menurun. Dan parahnya lagi anda akan kehilangan arti dari sebuah kehidupan, merasakan betapa hambar serta tak menariknya dunia ini. Bahkan mungkin sebagian besar dari anda akan memilih untuk mengakhiri hidup karena tak ada lagi yang mesti anda capai dan perjuangkan sebab semuanya bisa secara langsung anda dapatkan.
Jadi sebenarnya masalah ada di dunia ini adalah memiliki tujuan fungsi tersendiri untuk kehidupan manusia, yaitu untuk menjaga kehidupan agar tetap aktif dan berpikir kreatif agar dapat melangkah maju menuju ke arah yang lebih baik dari sebelumnya. Hanya tergantung bagaimana manusia tersebut menyikapi setiap masalah yang datang. Setiap kejadian ataupun peristiwa jika disikapi dengan cara yang berbeda maka akan menghasilkan respon atau tindakan yang berbeda dan dengan adanya respon atau tindakan yang berbeda maka akan menghasilkan hasil yang berbeda pula.

Langkah– Langkah Yang di Lakukan Untuk Menyikapi Masalah Yang Datang Dalam Kehidupan

a. Berpikirlah secara objektif
Bahwa setiap permasalahan datang dari dalam diri kita, dan hanya kita sendiri lah yang mampu menuntaskannya. Pandanglah permasalahan itu secara positiv dan berpikirlah secara objektif, bahwa masalah yang sedang datang bukannlah semata- mata hanya untuk menyusahkan hidup kita. Berpikirlah secara luas dari berbagai arah sudut pandang yang berbeda, agar kita lebih memahami secara akurat permasalahan yang sedang di hadapi.
b. Kenalilah secara jelas apa yang sebenarnya menjadi masalah anda
kebanyakan orang tidak mengenali secara jelas apa masalah yang dialaminya dan bahkan parahnya lagi banyak yang mencoba mencari kambing hitam atas masalah yang dihadapinya, hal tersebut sunggulah sangat tidak tepat. Ingat tanpa mengenali masalah yang jelas maka mustahil rasanya untuk dapat menemukan solusi dari permasalahan yang ada, bagaikan seorang dokter yang ingin memberikan resep untuk pasiennya tanpa tahu apa sebenarnya penyakit yang diderita pasien tersebut maka tak akan sesuai dan bergunalah resep yang akan diberikannya.
c. Milikilah keyakinan diri yang tinggi
Siapakah yang selayaknya pertama kali harus paling menyakini dan mempercayai atas kemampuan diri anda?! Tentulah harus dimulai dari diri anda sendiri. Janganlah berharap orang lain yakin dengan kemampuan yang anda miliki jika diri anda sendiri tidak yakin dengan kemampuan yang anda miliki. Ingatlah, besar kecilnya diri anda akan sangat bergantung dari besar kecilnya keyakinan dan kepercayaan diri yang anda miliki. Selalulah yakin pada kemampuan anda untuk dapat menyelesaikan setiap masalah yang datang menghapiri anda. Keyakinan diri yang tinggi akan memberikan anda energy yang lebih ketika anda menghadapi setiap masalah yang dihadapi.
d. Berfokuslah pada solusi dari sebuah permasalahan
Jangan hanya terpaku diam pada permasalahan yang ada tanpa memikirkan pemecahannya. Kebanyakan orang yang ada, ketika dihadapkan pada suatu masalah, hanyalah diam, mengeluh-eluhkan masalah yang dihadapinya hingga mengalami ketakutan sendiri dan menunggu nasib menghakiminya. Padahal Tuhan menciptakan manusia dengan kekuatan berpikir kreatif yang luar biasa besarnya, jika kita hanya berkutat dengan masalah yang ada, hal itu justru akan menutup kreatifitas otak kita untuk berfikir kreatif dan berkembang. Maka sebaiknya, bersikaplah tenang dan berfokuslah anda dalam mencari solusi dari setiap permasalahan yang ada.
e. Ambilah hikmah dari setiap masalah yang datang
Setelah masalah yang menimpa anda berakhir maka hal yang harus anda lakukan adalah berusaha mencoba mensyukuri atas apa yang menjadi masalah anda. Ingatkan kepada diri anda secara terus menerus bahwa setiap masalah yang ada pastilah akan membawa hikmah yang mengarahkan kita kepada perbaikan diri. Setelah masalah itu berakhir pastilah ada kemudahan yang akan anda peroleh.
Pesan :
Cobalah untuk berpikir positif setiap kali masalah datang dalam kehidupan anda. Ingat setiap masalah yang datang akan membawa kemajuan pada perkembangan diri anda. Pada hakekatnya, adanya masalah membuat kehidupan anda menjadi indah untuk disyukuri.