Senin, 01 Maret 2010

PENGERTIAN MOTIVASI

Motif berasal dari bahasa Latin ‘movere’ yang berarti bergerak atau bahasa Inggrisnya ‘to move’. Motif diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri individu yang mendorong untuk berbuat (driving force). Motif juga membantu kita membuat prediksi tentang perilaku. Jika kita menyimpulkan motif dari contoh perilaku seseorang, dan jika kesimpulan kita itu benar, kita ada dalam posisi yang baik untuk membuat prediksi tentang apa yang akan dilakukan orang di masa yang akan datang. Seseorang yang memiliki dorongan yang kuat untuk menyakiti orang lain, akan menunjukan kekejaman dalam banyak situasi yang berbeda, seseorang yang cenderung memiliki motif berteman akan mencari teman itu dalam banyak situasi. Jadi, ketika motif tidak memberitahu kita apa yang sebenarnya terjadi, mereka memberi kita suatu gagasan/ ide tentang serangkaian hal- hal yang ingin dilakukan seseorang. Seseorang dengan suatu kebutuhan untuk berprestasi akan bekerja keras di sekolah, di bisnis, dalam permainan, dan dalam banyak situasi. Motif adalah keadaan umum yang membuat kita dapat memprediksi perilaku dalam banyak situasi yang berbeda.
Motif tidak berdiri sendiri, tetapi saling berkaitan dengan factor- factor lain, baik factor eksternal (contohnya seperti, mahasiswa yang rajin belajar agar dapat cepat lulus dengan IPK yang baik), maupun factor internal (contohnya seperti, rasa lapar ingin makan, rasa haus ingin minum). Hal tersebut menunjukan bahwa perilaku itu didorong dan diarahkan ke tujuan. Biasanya individu yang menunjukan perilaku yang ingin mencapai suatu tujuan tersebut biasanya cenderung untuk menetap. Suatu istilah yang menunjuk ke kekuatan yang mendorong dan mengarahkan keberhasilan perilaku yang tetap ke arah tujuan tertentu disebut “motivasi”.
Menurut Walgito, motivasi adalah keadaan dalam diri individu atau organisme yang mendorong perilaku ke arah tujuan. Menurut walgito motivasi mengandung 3 (tiga) aspek, yaitu :
a. Keadaan yang mendorong dan kesiapan bergerak dalam diri individu yang timbul karena kebutuhan jasmani, keadaan lingkungan, dan keadaan mental.
b. Perilaku yang timbul dan terarah karena keadaan tersebut.
c. Sasaran dan tujuan yang dikejar oleh perilaku tersebut.
Sedangkan menurut Plotnik, motivasi mengacu pada berbagai factor fisiologi dan psikologi yang menyebabkan seseorang melakukan aktivitas dengan cara yang spesifik pada waktu tertentu. Seseorang yang termotivasi menunjukan 3 (tiga) cirri sebagai berikut :
a. Anda terdorong berbuat atau melaksanakan sesuatu kegiatan.
b. Anda langsung mengarahkan energy anda untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
c. Anda mempunyai intensitas perasaan- perasaan yang berbeda tentang pencapaian tujuan itu.

B. TEORI TENTANG MOTIVASI
Teori motivasi berupaya untuk memberi serangkaian prinsip- prinsip untuk memberikan petunjuk pemahaman kita tentang dorongan, keinginan, kebutuhan, usaha, dan tujuan yang datang dari motivasi.
a. Teori Drive
Teori drive bisa diuraikan sebagai “teori- teori dorongan tentang motivasi”, perilaku didorong ke arah tujuan oleh keadaan- keadaan yang mendorong dalam diri seseorang atau binatang. Secara umum teori drive mengatakan hal berikut, “ketika suatu kedaaan dorongan internal muncul, individu didorong untuk mengaturnya dalam perilaku yang akan mengarah ke tujuan yang mengurangi intensitas keadaan yang mendorong, pada manusia dapat mencapai tujuan yang memadai yang mengurangi keadaan dorongan apabila dapat menyenangkan atau memuaskan.

b. Teori- teori Insentif
Teori Insentif justru merupakan teori kebalikan dari teori drive, teori insentif adalah “teori- teori dorongan” tentang motivasi, karena cirri- cirri tertentu yang dimiliki, objek tujuan mendorong perilaku ke arah tujuan tersebut. Objek- objek tujuan yang memotivasi perilaku dikenal sebagai insentif. Satu bagian penting dari banyak teori insentif adalah bahwa individu- individu mengharapkan kesenangan dari pencapaian dari apa yang mereka sebut insentif positive dan dari penginderaan dari apa yang disebut insentif negative. Ide dasar dibelakang teori insentif motivation adalah bahwa cirri stimulus dari tujuan kadang dapat memicu suatu perilaku motivasi.
c. Teori Oponen Proses
Dasar dari teori ini adalah pengamatan bahwa banyak keadaan emosi- emosi diikuti oleh keadaan yang bertentangan atau berlawanan. Teori ini memberikan suatu cara berfikir tentang dasar dari beberapa motif yang dipelajari. Seperti contoh, pecandu heroin memerlukan suatu kebutuhan obat untuk tetap mempertahankan keadaan yang tidak menyenangkan bila berhenti. Dapat disimpulkan bahwa beberapa orang memerlukan suatu kebutuhan untuk sensasi supaya mendapat pengalaman setelah bahaya lewat.
d. Teori Tingkat optimal
Teori ini mungkin dapat disebut “just right theory” (teori yang baik- baik saja). Individu dimotivasi untuk berperilaku dalam suatu cara untuk mencapai tingkat dorongan (arousal) yang optimal. Maksudnya, jika dorongan itu terlalu rendah, seseorang akan mencari situasi atau stimulus yang menaikan dorongan itu, namun jika dorongan itu terlalu tinggi perilaku akan diarahkan ke arah penurunan dorongan sehingga akan mendapat hasil tingkat yang optimal.


C. MOTIF SEBAGAI INFERENSI, EKSPLANASI, PREDIKTOR
a. Motif sebagai Inferensi
Motif tidak dapat diamati secara langsung, tetapi tidak dapat diketahui atau disimpulkan (inferenced) dari perilaku. Motif seseorang dapat diketahui dari apa yang dikatakan dan apa yang dilakukannya. Kita tidak harus sadar akan motivasi kita, oranglain dapat menyimpulkan tentang motivasi kita walaupun kita sendiri tidak menyadarinya. Perilaku tersebut dapat didorong oleh motivasi yang tidak disadari (unconscious motivation), yang merupakan konsep utama dalam teori psikoanalisis.
b. Motif sebagai Eksplanasi
Motif juga bisa berfungsi sebagai alat untuk melakukan penjelasan (explanation) mengenai perilaku. Kebanyakan penjelasan yang kita berikan setiap hari berkaitan dengan motivasi. Orang yang mengenal motivasi dapat menjelaskan mengapa anda berperilaku dengan cara tertentu. Karenanya para psikolog kepribadian dan klinis memberi tekanan begitu besar pada motivasi.
c. Motif sebagai Prediktor
Motif juga berfungsi untuk membantu melakukan prediksi tentang perilaku. Apabila seseorang dapat menyimpulkan dengan benar motif seseorang maka ia dapat memprediksikan perilakunya di masa yang akan datang.

D. JENIS- JENIS MOTIVASI
a. Motivasi Biologis
Motivasi biologis secara luas adalah berakar dari fisiologis dari tubuh. Keadaan motif biologis ditimbulkan oleh hilangnya keseimbangan dan perilaku yang di motivasi didorong oleh hemeostatis yang tidak seimbang membantu memulihkan kondisi seimbang.
• Motivasi Lapar
proses biologis yang menopang hidup memperoleh energy mereka dan substansi kimia dari makanan. Jadi, dapat dimengerti bahwa lapar adalah motif proses primer yang diperlukan untuk hidup. Sumber motivasi lapar adalah kontrak otot perut yang menjadi signal untuk perasaan lapar dan juga hypothalamus yaitu merupakan bagian dari otak yang secara kritis terlibat dalam motivasi lapar dan dalam sejumlah motif biologis lain. Motivasi lapar dan makan diaktifkan bukan hanya oleh factor- factor internal saja, tanda- tanda dab bau makanan yang lezat dapat mengarahkan meskipun keadaan kebutuhan internal tidak ada.
• Motivasi Haus
Factor- factor stimulus memainkan peran yang sangat besar dalam memprakarsai minum. Tubuh memiliki seperangkat proses hemeostatis internal yang kompleks untuk mengatur tingkat cairan dan perilaku minum. Tingkat air dalam tubuh dipelihara oleh kejadian fisiologis dalam beberapa hormone yaitu hormone antidiuretic (ADH), yang mengatur penghilangan air melalui ginjal. Cellular dehydration dan hypovolemia menyumbang pada haus dan minum disebut double- depletion hypothesis. Bagaimana kedua mekanisme itu bekerja yang akan menghasilkan keringat, tubuh kehilangan air, osmoreseptor (bagian dalam/depan dari hypothalamus yang menghasilkan impuls- impuls syaraf ketika mengalami dehidrasi), dan volume darah telah menurun. Haus dimunculkan dan kita akan minum untuk membasahi sel- sel dan mengembalikan volume darah ke tingkat normal.
• Motivasi Seksual
Motivasi seksual adalah social karena motivasi ini melibatkan oranglain. Seks dalam psikologi dipercayai sebagai bagian yang penting dari kehidupan emosi kita, seks dapat menimbulkan kenikmatan intens, tetapi juga dapat memberi kita penderitaan yang dalam dan menyebabkan kita terlibat dalam berbagai keputusan sulit. Seks mempunyai ciri yang terangkai sebagai bagian dari dorongan biologis, yang pertama bahwa seks bukan diperlukan untuk mempertahankan hidup individu, kecuali bahwa seks diperlukan untuk kelangsungan hidup spesies itu. Kedua, perilaku seksual tidak ditimbulkan oleh kurangnya zat- zat tertentu dalam tubuh. Ketiga, setidaknya pada binatang tingkat tinggi, motivasi seksual mungkin lebih dipengaruhi oleh informasi pancaindera dari lingkungan. Manusia yang secara hormonal siap digetarkan secara seksual oleh perkataan oranglain, wajah, gaya, suara, cara berpakaian dan wewangian orang lain. Dengan kata lain kebanyakan perilaku seksual dihidupkan oleh stimulus yang bertindak sebagai intensif atau penguat.
b. Motif Sosial
Motif social adalah keadaan motif yang kompleks, atau kebutuhan yang kompleks, yang merupakan sumber dari banyak tindakan manusia. Disebut social karena dipelajari dalam kelompok dan biasanya melibatkan orang lain. Menurt Mc Clelland terdapat 3 (tiga) jenis motif social, yaitu :
• Kebutuhan Berprestasi
Kebutuhan ini merupakan motif social yang dipelajari secara mendetail. Orang yang mempunyai kebutuhan ini akan meningatkan kinerjanya, dan dengan demikian akan terlihat kemampuan berprestasinya. Penelitian menunjukan bahwa orang yang mempunyai n-achievement tinggi, akan mempunyai kinerja yang lebih baik dibandingkan dengan orang yang n-achievment nya rendah. Dengan demikian dpat dikatakan bahwa untuk memprediksikan kinerja seseorang perlu diketahui dulu n-achievementnya.
• Kebutuhan Berfaliasi
Afiliasi menunjukan bahwa seseorang mempunyai kebutuhan untuk berhubungan dengan orang lain. Orang yang kuat kebutuhan afiliasinya akan selalu mencari teman, dan berusaha mempertahankan hubungan yang telah dibina dengan orang lain tersebut. Sebaliknya orang yang kebutuhan afisiasinya rendah segan untuk mencari teman, dan tidak cenderung membina dan mempertahankan hubungan dengan orang lain.
• Kebutuhan Akan Kekuasaan
Kebutuhan ini timbul dan berkembang dalam interaksi social. Orang yang mempunyai power needs tinggi suka melakukan control, mengendalikan atau memerintah orang lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar