Rabu, 11 Mei 2011

Kebisingan

a. Pengertian Bising

Bising didefinisikan sebagai bunyi yang kehadirannya tidak dikehendaki dan dianggap mengganggu pendengaran. (2) Bising dapat berasal dari bunyi atau suara yang merupakan aktivitas alam seperti bicara, pidato, tertawa dan lain – lain. Bising juga dapat berasal dari bunyi atau suara buatan manusia seperti bunyi mesin kendaraan dan mesin – mesin yang ada di pabrik. Untuk menilai bunyi sebagai bising sangatlah relatif. Misalnya musik di tempat – tempat diskotik, bagi orang yang biasa mengunjungi tempat itu tidaklah merasa suatu kebisingan, tetapi bagi orang – orang yang tidak pernah berkunjung di tempat diskotik akan merasa suatu kebisingan yang mengganggu.

b. Pembagian bising

Penentuan tingkat kebisingan biasanya dinyatakan dalam satuan desibel (dB). Sebagai contoh, Peraturan Menteri Kesehatan No. 718 tahun 1987 tentang kebisingan yang berhubungan dengan kesehatan menyatakan pembagian wilayah dalam empat zona. Zona A adalah zona untuk tempat penelitian, rumah sakit, tempat perawatan kesehatan atau sosial. Tingkat kebisingannya berkisar 35 – 45 dB. Zona B untuk perumahan, tempat pendidikan, dan rekreasi. Angka kebisingannya 45 – 55 dB. Yang masuk zona C, antara lain perkantoran, pertokoan, perdagangan, pasar, dengan kebisingan sekitar 50 – 60 dB. Zona D bagi lingkungan industri, pabrik, stasiun kereta api, dan terminal bus. Tingkat kebisingan 60 – 70 dB. (3)

Berdasarkan frekuensi, tingkat tekanan , tingkat bunyi dan tenaga bunyi, maka bising dibagi dalam 3 katagori : (2)

Audible noise (bising pendengaran)

Bising ini disebabkan oleh frekuensi bunyi antara 31,5 – 8.000 Hz

Occupational noise ( bising yang berhubungan dengan pekerjaan)

Bising ini disebabkan oleh bunyi mesin di tempat kerja, bising dari mesin ketik

Impuls noise (impact noise = bising impulsif)

Bising yang terjadi akibat adanya bunyi yang menyentak, misalnya pukulan palu, ledakan meriam, tembakan dan lain – lain

Berdasarkan waktu terjadinya, maka bising dibagi dalam beberapa jenis :

1. Bising kontinyu dengan spektrum luas, misalnya karena mesin, kipas angin

2. Bising kontinyu dengan spektrum sempit, misalnya bunyi gergaji, penutup gas

3. Bising terputus – putus, misalnya lalu lintas, bunyi kapal terbang di udara

4. Bising sehari penuh (full noise time)

5. Bising setengah hari (part time noise)

6. Bising terus – menerus (steady noise)

7. Bising impulsive (impuls noise) ataupun bising sesaat (letupan)

Berdasarkan skala intensitas maka tingkat kebisingan dibagi dalam : sangat tenang, tenang, sedang, kuat, sangat hiruk pikuk dan menulikan. Intensitas bunyi adalah arus energi per satuan luas yang dinyatakan dalam satuan desibel (dB).

sumber :
http://mudzakir.wordpress.com/2008/05/05/pengaruh-bising-terhadap-kesehatan/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar