BUNUH DIRI menjadi 3 jenis yaitu:
a. Bunuh Diri Egoistik
Bunuh diri egoistik yaitu terjadi karena individu tercerabut dari dunia sekitarnya. Ibarat pohon tercerabut dari tanah dan akar tempatnya hidup. Kehidupan yang sangat individualis adalah penyebab utama bunuh diri jenis ini. Bunuh diri tipe egoistik biasanya diakibatkan faktor dalam diri seseorang. Putus cinta atau putus harapan kerap membuat seseorang memutuskan untuk mengakhiri hidupnya.Jenis egoistik ini menurut Prof. Sasanto kecenderungannya semakin meningkat, walaupun termasuk jenis yang mudah diprediksi (predictable). Perkiraan tersebut bisa dikenali dari ciri kepribadian serta respon seseorang terhadap kegagalan. Orang ini umumnya suka meminta perhatian untuk eksistensi dirinya dan sangat tergantung pada orang lain.
b. Bunuh Diri Alturistik
Bunuh diri alturistik yaitu terjadi karena masyarakat, lingkungan atau kelompok terlalu kuat mengikat seseorang. Ini adalah kebalikan dari tipe yang pertama. Bunuh diri jenis ini terjadi kerena seseorang dituntut untuk mengorbankan dirinya demi kebaikan atau kehormatan kelompok yang lebih besar. Bunuh diri para istri ketika suaminya mati di India atau para samurai di Jepang dikelompokan oleh Durkehim ke dalam jenis ini.Bunuh diri altruistik berkaitan dengan kehormatan seseorang. Harakiri yang sudah membudaya di Jepang merupakan bentuk bunuh diri artruistik. Seorang pejabat tinggi di negeri sakura itu, misalnya, memilih bunuh diri ketika gagal melaksanakan tugasnya (andai saja budaya ini berlaku di Indonesia, betapa tingginya kasus bunuh diri di kalangan para pejabat)
c. Bunuh Diri Anomik
Hal ini terjadi bila terdapat gangguan keseimbangan integrasi antara individu dengan masyarakat, sehingga individu tersebut meninggalkan norma-norma kelakuan yang biasa.Bunuh diri tipe ketiga disebut bunuh diri anomik karena bunuh diri ini disebabkan oleh sebuah perubahan sosial yang drastis yang mengakibatkan pudar dan longgarnya norma-norma masyarakat. Ketika krisis ekonomi melanda, sebagai contoh, angka bunuh diri cedrung meningkat karena individu gagal menghadapi perubahan yang cukup drastis yang menimpa dirinya. Faktor lingkungan yang penuh tekanan (stressful) seperti saat ini tampaknya berperan dalam mendorong orang untuk bunuh diri. Kemungkinan terjadinya bunuh diri anomik ini tidak bisa diprediksikan
(unpredictable).
Sumber : www.google.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar