Senin, 31 Mei 2010

Dua Jenis Learning Disability

Dua Jenis Learning Disability
Mengenai anak berkesulitan belajar spesifik (spesific learning disability), juga dapat dibagi menjadi dua jenis, ialah kesulitan belajar praakademik dan kesulitan belajar akademik.
1. Kesulitan Belajar Praakademik
Kesulitan belajar praakademik sering disebut juga sebagai kesulitan belajar developmental. Ada tiga jenis anak dengan kesulitan belajar developmental:
1) Gangguan Motorik dan persepsi
Gangguan motorik disebut dispraksia, mencakup gangguan pada motorik kasar, penghayatan tubuh, dan motorik halus. Gangguan persepsi mencakup persepsi penglihatan atau persepsi visual. Persepsi pendengaran atau persepsi auditorik, presepsi heptik (raba dan gerak atau taktil dan kinestik), dan intelegensi system persepsual. Jenis gangguan ini perlu penanganan secara sistematis karena pengaruhnya terhadap perkembangan kognitif yang pada gilirannya juga dapat berpengaruh terhadap prestasi belajar akademik. Dispraksia atau sering disebutclumsy adalah keadaan sebagai akibat adanya gangguan dalam intelegensi auditor-motor. Anak tida mampu melaksanakan gerakan bagian dari tubuh dengan benar walaupun tidak ada kelumpuhan anggota tubuh, manifestasinya dapat berupa disfasia verbal (bicara) da non verbal (menulis, bahasa isyarat dan panomim).
2) Kesulitan belajar kognitif
Pengertian kognitif mencakup berbagai aspek structural intelek yang diprgunakan untuk mengetahui sesuatu. Dengan demikian kognitif merupakan fungsi mental yang mencakup persepsi, pikiran, simbolisasi, penalaran dan pemcahan masalah, perwujudan fungsi kognitif dapat dilihat dari kemampuan anak dalama penggunaan bahasa dan penyelesaian soal-soal matematika. Mengingat besarnya peran fungsi kognitif dalam penyelesaian ditangani sejak anak masih berda pada usia prasekolah.

3) Gangguan perkembangan bahasa
Disfasia adalah ketidakmampuan atau keterbatasan kemmpuan anak untuk menggunakan simbol linguistik dalam rangka berkomunikasi sear vrbal. Gangguan pada anak yang terjadi pada fase perkembangan ktika anak belajar bebicara disebut sebagai disfasia perkembangan (develompment dysphasia).
Bicara adalah bahasa verbal yang memiliki komponen artikulasi, suara dan kelanaran, ekspresi bahasa bicara (ujaran) mencakup enam komponen, yaitu : fonem, morfem, sintaksis, semantic, prosodi (itosasi) dan pragmatik. Kesulitan belajar bicara seyogyanya telah diketahui dan diperbaiki sejak anak berada pada usia prasekolah karena berpengaruh terhadap prestasi akademik sekolah.
4) Kesulitan dalam penyesuaian perilaku social
Pada anak yang periakunya tidak diterima oleh lingkungan sosialnya, baik oleh seama anak, guru, maupun orang tua. Ia ditolak oleh lingkungan sosialnya karena sering mengganggu, tidak sopan, tidak tahu aturan atau berbagai perilaku neatif lainnya.

Sumber : www.google.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar